Inilah Alasan Hari Sumpah Pemuda Diperingati Setiap 28 Oktober

Inilah Alasan Hari Sumpah Pemuda Diperingati Setiap 28 Oktober

Putri Fadyla - detikSumbagsel
Rabu, 09 Okt 2024 10:00 WIB
Ilustrasi Sejarah Sumpah Pemuda
Foto: Ilustrasi Sumpah Pemuda (museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id)
Palembang -

Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tahun pada tanggal 28 Oktober oleh rakyat Indonesia. Bukan tanpa alasan mengapa hari tersebut dirayakan setiap tahunnya, karena Sumpah Pemuda menjadi penanda dari titik balik perjuangan Bangsa Indonesia hingga akhirnya dapat meraih kemerdekaan.

Sumpah Pemuda menjadi salah satu dari hari bersejarah yang berhubungan dengan perjuangan meraih kemerdekaan. Hari tersebut momen penting bagi para pemuda dalam perjalanan Indonesia. Perjuangan yang awalnya bersifat kedaerahan menjadi diliputi rasa persatuan dan kesatuan setelah peristiwa Sumpah Pemuda.

Lantas, apa alasan dibalik peringatan Hari Sumpah Pemuda? Berikut sejarah, latar belakang dan fakta Hari Sumpah Pemuda yang telah dirangkum oleh detikSumbagsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Hari Sumpah Pemuda

Dikutip dari buku Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional, beberapa hal yang melatarbelakangi Hari Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut,

1. Munculnya Kalangan Terpelajar

Awal berdirinya sekolah di Indonesia adalah sejak awal kedatangan Belanda ke Indonesia, yakni pada awal abad ke 18. Awalnya pemberlakuan pendidikan di Indonesia hanya untuk kalangan ningrat, namun pada abad ke 19 akhirnya diberlakukan politik etis oleh Ratu Wilhelmina sehingga membuat banyak kalangan bawah pribumi yang mendapat kesempatan untuk sekolah.

ADVERTISEMENT

Sampai akhirnya pada saat itu Indonesia memiliki banyak pemuda yang dapat bersekolah baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini membuat akhirnya kalangan terpelajar pemuda Indonesia mulai banyak ditemukan.

2. Tumbuhnya Organisasi Pemuda

Kebijakan politik etis membuat banyak tumbuh organis pemuda pelajar untuk kepentingan pribumi. Salah satunya R. A. Kartini sebagai tokoh yang berminat untuk melakukan pembaruan untuk memperbaiki dan memajukan bangsa Indonesia. Organisasi yang banyak dikenal masyarakat adalah organisasi Boedi Oetomo yang memiliki berbagai cabang di pulau Jawa. Adanya Boedi Oetomo adalah latar belakang dari terjadinya Kongres Nasional Pertama pada Sabtu, 8 Agustus 1908 di Gedung Stovia.

Organisasi ini membawa dampak positif bagi pembentukan banyak organisasi pelajar lainnya. Di mana banyak organisasi yang muncul karena termotivasi oleh kehadiran Boedi Oetomo, walaupun dengan tujuan dan target berbeda.

3. Tumbuhnya Organisasi Kepanduan

Kepanduan adalah pilar penting dalam pergerakan pemuda. Organisasi ini menjadi pendidik dengan tujuan meningkatkan kerapian, kedisiplinan, dan kemandirian organisasi kepada masyarakat.

4. Kongres Pemuda Pertama

Kongres ini dilaksanakan pada 15 November 1925 dengan tujuan menggugah semangat kerja sama diantara berbagai organisasi pemuda di Indonesia. Dalam kongres ini terjadi ketidaksepahaman antara perwakilan pemuda sehingga tidak mendapatkan keputusan kongres. Hingga akhirnya kegagalan kongres ini menjadi salah satu alasan dilaksanakan Kongres Pemuda Kedua.

Sejarah Hari Sumpah Pemuda

Dilansir dari laman Museum Sumpah Pemuda Kembdikbud, Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan pada Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda Kedua digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan organisasi pemuda atau pelajar dari seluruh Indonesia.

Tujuan dari kongres tersebut adalah untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi Indonesia. Saat itu, para pemuda terlebih dahulu melakukan pertemuan pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928. Mereka membahas tentang pembentukan panitia, susunan acara, waktu dan tempat, serta biaya.

Pada pertemuan itu disepakati bahwa Kongres Pemuda Kedua akan diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928, di tiga lokasi, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw. Biaya akan ditanggung oleh organisasi yang hadir dan sumbangan sukarela.

Panitia yang disusun dalam pertemuan tersebut sebagai berikut:

1. Ketua: Sugondo Djojopuspito dari PPPI.

2. Wakil Ketua: R M. joko Marsaid dari Jong Java.

3. Sekretaris: Muhammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond.

4. Bendahara: Amir Sjarifudin dari Jong Bataks Bond.

5. Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja dari Jong Islamieten Bond.

6. Pembantu II: R. Katja Soengkana dari Pemoeda Indonesia.

7. Pembantu III: R.C.L. Sendoek dari Jong Celebes.

8. Pembantu IV: Johannes Leimena dari Jong Ambon.

9. Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud dari Pemoeda Kaoem Betawi.

Penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua terjadi dalam rangkaian acara sebagai berikut:

1. Rapat Pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond

Rapat pertama Kongres Sumpah Pemuda ini dilaksanakan pada Sabtu malam tanggal 27 Oktober 1928. Kata sambutan disampaikan oleh Ketua Kongres yang mengharapkan bahwa kongres tersebut dapat memperkuat semangat persatuan dalam diri pemuda.

Dalam rapat ini, Mohammad Yamin menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Ia menyampaikan bahwa ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

2. Rapat Kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop

Rapat kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928 yang membahas masalah pendidikan. Selanjutnya Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menjadi pembicara dan berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan pendidikan yang seimbang antara di sekolah dan di rumah.

3. Rapat Ketiga di Gedung Indonesische Clubgebouw

Rapat ketiga dilaksanakan pada sore hari, Minggu, 28 Oktober 2928. Dalam rapat terakhir ini Soenario menjadi pembicara yang menjelaskan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi.

Kemudian Ramelan juga mendapat kesempatan untuk mengemukakan tentang gerakan kepanduan yang menjadi hal penting dalam perjuangan, untuk mendidik anak anak menjadi disiplin dan mandiri. Theo Pengamanan menyampaikan bahwa pandu sejati adalah pandu berdasarkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air.

Pada rapat ketiga ini ditutup dengan lagu "Indonesia Raya" yang pertama kali diperdengarkan melalui lantunan biola. Lagu yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman tersebut akhirnya menjadi lagu kebangsaan Indonesia hingga saat ini.

Dalam Kongres Pemuda Kedua dirumuskan sebuah putusan yang dirumuskan oleh Mohammad Yamin dan dibacakan oleh Sugondo Djojopuspito, yang di dalamnya terdapat tiga ikrar, yaitu sebagai berikut:

1. Pertama, Kami Putera dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

2. Kedua, Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Ketiga, Kami Putra dan Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dengan lahirnya putusan dan ikrar tersebut, tanggal 28 Oktober kemudian ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda Nasional untuk mengingat sejarah perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Fakta-Fakta Hari Sumpah Pemuda

Dilansir dari sumber yang sama, berikut Fakta dari Hari Sumpah Pemuda yaitu:

1. Awalnya Bukan Bernama "Sumpah Pemuda"

Saat ditulis dan dibaca dalam Kongres Pemuda Kedua, rumusan putusan tersebut belum memiliki nama. Namun kemudian setelah dilaksanakan baru muncul istilah Sumpah Pemuda.

2. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan

Pada rapat ketiga Kongres Pemuda Kedua tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan dengan lantunan biola tanpa lirik.

3. Diawasi oleh Polisi Belanda dan Tidak Boleh Ada Kata Merdeka

Dalam Kongres Pemuda Kedua, kepolisian melarang penggunaan kata merdeka. Larangan ini menjadi alasan mengapa lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa menyertakan liriknya.

4. Gedung Kongres Pemuda Kedua Dijadikan Museum

Gedung Indonesische Clubgebouw adalah salah satu tempat pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua yang ada di Jakarta Pusat. Pada tanggal 20 Mei 1973 setelah pemugaran selesai dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta, gedung ini dijadikan museum dengan nama Museum Sumpah Pemuda.

5. Kongres dilaksanakan di Lapangan Banteng

Pembukaan Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan di Katholieke Jongenlingen Bond yang sekarang dikenal dengan Lapangan Banteng. Gedung tersebut saat ini dialihfungsikan menjadi gedung sekolah Santa Ursula dan Lapangannya sering digunakan untuk penyelenggaraan event nasional.

6. Bahasa Indonesia Ditetapkan Sebagai Bahasa Persatuan

Salah satu ikrar atau rumusan kongres adalah menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan Indonesia. Sebelumnya pelaksanaan rapat selalu menggunakan bahasa Belanda. Sehingga setiap rapat diperlukan orang yang dapat menerjemahkan pidato ke dalam bahasa Melayu. Dalam Kongres Pemuda Kedua, Mohammad Yamin menjadi sekretaris sekaligus penerjemah.

7. Hasil Putusan Kongres Dirumuskan oleh Satu Orang

Putusan Kongres serta ikrar yang dibacakan oleh Soegondo Djojopespito ditulis oleh Mohammad Yamin di atas sebuah kertas saat mendengar pidato dari Mr. Sunario di hari terakhir kongres. Rumusan tersebut kemudian menjadi ikrar Sumpah Pemuda.

Itulah latar belakang, sejarah, dan fakta Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Selalu ingat momen penting ini untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan, ya, semoga bermanfaat detikers!

Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta program magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)


Hide Ads