Hotspot di Sumsel Meroket, Paling Tinggi Tercatat di Muba

Sumatera Selatan

Hotspot di Sumsel Meroket, Paling Tinggi Tercatat di Muba

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Rabu, 02 Okt 2024 15:00 WIB
Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan helikopter water bombing dilakukan di beberapa wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Enam helikopter dikerahkan untuk penyiraman di wilayah yang terbakar.
Foto: Water Bombing Karhutla di Sumsel (Istimewa)
Palembang -

Jumlah hotspot atau titik panas di Sumatera Selatan dari data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN Hotspot BRIN) sepanjang Januari-September 2024 mencapai 3.684 titik.

Jumlah itu tak lebih tinggi dibandingkan sepanjang 2023 yang mencapai 20.547 titik. Namun angka itu sudah melampaui jumlah titik panas sepanjang 2022 yang hanya 2.364 titik dan 2021 sebanyak 2.794 titik.

"Sepanjang Januari-September jumlah hotspot di Sumsel mencapai 3.684 titik. Kita berharap jumlahnya tidak terus naik mengingat akhir September hingga saat ini sudah mulai menurun sebaran hotspot di Sumsel," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Rabu (2/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jumlah sebaran titik panas itu, tertinggi terjadi pada September yang mencapai 1.540 titik. Tertinggi berikutnya pada Agustus sebanyak 1.173 titik, Juli 530 titik, Mei 109 titik, Juni 85 titik, April 84 titik, Maret 77 titik, Januari 70 titik dan terendah pada Februari hanya 16 titik.

"Juli-September menjadi yang tertinggi karena musim kemarau terjadi pada 3 bulan tersebut. Sesuai prediksi BMKG, Oktober ini sudah memasuki musim hujan sehingga jumlah hotspot di Sumsel akan semakin menurun," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sepanjang Januari-September, sebaran titik panas terbanyak ada di wilayah Musi Banyuasin (Muba) yang mencapai 841 titik. Kemudian Muara Enim 585 titik, Musi Rawas (Mura) 436 titik dan Muratara 392 titik.

Kemudian Banyuasin 351 titik, Lahat 233 titik, Ogan Komering Ilir (OKI) 210 titik, Ogan Komering Ulu (OKU) 130 titik dan OKU Timur 106 titik. Sementara wilayah lain jumlahnya di bawah 100 titik. Paling rendah ada di Pagar Alam dengan 2 titik.

Diketahui, hotspot menjadi data penting dalam memantau kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Lokasi yang terpantau hotspot bisa jadi merupakan lokasi terjadinya Karhutla.

Sesuai dengan data hotspot itu, luasan Karhutla paling banyak juga terjadi di Muba yang mencapai 1.702 hektare (Januari-Agustus). Kemudian di Muratara 311,5 hektare, Banyuasin 189,4 hektare, OKI 185,8 hektare, Muara Enim 180,3 hektare, PALI 124,7 hektare.




(dai/dai)


Hide Ads