Harga Biji Kopi Tinggi, Petani di Pagar Alam Beli Motor

Sumatera Selatan

Harga Biji Kopi Tinggi, Petani di Pagar Alam Beli Motor

Rio Roma Dhoni - detikSumbagsel
Selasa, 18 Jun 2024 21:30 WIB
ilustrasi biji kopi
Ilustrasi biji kopi. (Foto: thinkstock)
Pagar Alam -

Harga biji kopi jenis robusta di Pagar Alam, Sumatera Selatan, saat ini melejit tinggi mencapai harga Rp 69 ribu per kilogram (kg). Namun harga tersebut masih bervariasi tergantung kualitas.

Dengan kenaikan itu, berdampak pada petani sekitar yang beramai-ramai membeli motor sebagai alat transportasi mereka.

Salah satu petani kopi asal Pagar Alam, Tupik Kristian (39) mengatakan semenjak harga biji kopi mahal membuat perekonomian keluarganya cukup baik, walaupun masa panen belum selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya saya tidak menyangka harganya bisa semahal ini. Alhamdulillah ekonomi keluarga baik, bisa beli kebutuhan keluarga. Sekarang masih panen di kebun," ujarnya, Senin (18/6/2024).

Tupik memgaku dirinya sudah membeli 1 unit sepeda motor bekas dari hasil panen biji kopi miliknya. Motor itu dibeli untuk mempermudah pekerjaannya jika pergi ke kebun.

ADVERTISEMENT

"Dua Minggu lalu saya beli motor bekas untuk saya gunakan mengangkut biji kopi dari kebun, soalnya saya jemur di kebun dan lumayan jauh dari desa. Nanti kalau sudah panen mau beli motor lagi untuk istri, buat mengantar anak sekolah," ujarnya.

Sementara itu, seorang sales motor di Pagar Alam, Hairul Azwan mengatakan semenjak harga biji kopi meningkat, pembelian sepeda motor di tempatnya bekerja turut meningkat.

"Beberapa bulan lalu biasanya satu orang sales itu menjual sekitar 4-5 unit motor per bulan, saat ini Alhamdulillah karena lagi musim kopi, dan harga kopi lumayan mahal, penjualan sangat meningkat satu sales bisa menjual 10 - 15 unit sepeda motor per bulannya," katanya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Selasa (18/6/2024).

Dia mengatakan, pembeli didominasi oleh warga yang tinggal di pedesaan yang berprofesi sebagai petani kopi.

"Beragam, ada yang dari desa-desa ada juga yang dari perkotaan, tapi untuk sekarang dominan ke warga pedesaan," ujarnya.

Akibat penjualan sepeda motor yang meningkat, secara tidak langsung ia juga mendapatkan keuntungan dari meningkatnya harga biji kopi.

"Iya sangat merasakan, untuk bonus alhamdulillah walau tidak bisa membuat kaya setidaknya bisa bertahan hidup," ungkapnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads