Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat muslim untuk memperingati peristiwa kurban. Ini merupakan momen ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya sebagai bentuk kepatuhan terhadap Allah SWT.
Hari Raya Idul Adha diperingati pada tanggal 10 Zulhijah setiap tahunnya. Terdapat beberapa amalan sunah yang dapat dilakukan selain berkurban, salah satunya yaitu berpuasa selama dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Pada Hari Raya Idul Adha umat Islam akan melaksanakan salat Id sebagaimana Idul Fitri. Lantas benarkah sebelum salat Idul Adha juga dianjurkan untuk puasa? Simak penjelasan berikut lengkap dengan hikmah dan amalan Idul Adha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadis Terkait Puasa Sebelum Salat Idul Adha
Dilansir ITB Ahmad Dahlan, terdapat satu anjuran sebelum menunaikan salat Idul Adha yakni tidak makan sebelumnya. Karena pada hari tersebut, umat Islam yang mampu disunahkan untuk berkurban, anjuran tersebut diterapkan agar nantinya dapat menyantap hasil kurban.
Berikut beberapa hadis dan pendapat ulama terkait pelaksanaan puasa sebelum Salat Idul Adha:
1. Hadis Riwayat Ahmad
Dari 'Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat sholat 'ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari salat Id baru beliau menyantap hasil kurbannya." (HR. Ahmad 5: 352. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
2. Hadis Ibnu Hazm
Ibnu Hazm rahimahullah berkata:
وإن أكل يوم الأضحى قبل غدوه إلى المصلى فلا بأس، وإن لم يأكل حتى يأكل من أضحيته فحسن، ولا يحل صيامهما أصلا
Artinya: "Jika seseorang makan pada hari Idul Adha sebelum berangkat salat Id di tanah lapang (musholla), maka tidak mengapa. Jika ia tidak makan sampai ia makan dari hasil sembelihan kurbannya, maka itu lebih baik. Tidak boleh berpuasa pada hari Ied (Idul Fitri dan Idul Adha) sama sekali." (Al Muhalla, 5: 89)
3. Pendapat Imam Ahmad
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:
قال أحمد: والأضحى لا يأكل فيه حتى يرجع إذا كان له ذبح، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أكل من ذبيحته، وإذا لم يكن له ذبح لم يبال أن يأكل. اهـ.
Artinya: "Imam Ahmad berkata, saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan kurban. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan dari hasil sembelihan kurbannya. Jika seseorang tidak memiliki kurban (tidak berkurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum salat Id." (Al Mughni, 2: 228)
Penjelasan dari Imam Ahmad yang diambil dari Ibnu Qudamah di atas mengatakan bahwa sunnah tidak makan sebelum salat Idul Adha hanya berlaku untuk orang yang memiliki hewan kurban sehingga ia bisa makan dari hasil sembelihannya nanti. Sedangkan jika tidak memiliki hewan kurban, maka tidak berlaku.
4. Pendapat Ulama Syafi'iyah
Menurut ulama Syafi'iyah, seseorang dianjurkan untuk tidak makan sebelum melaksanakan salat Idul Adha, baik yang mau berkurban atau tidak. Anjuran tidak makan tersebut tidak berkaitan dengan kurban, melainkan berkaitan dengan pelaksanaan salat Idul Adha.
Pendapat Syafi'iyah sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, selama seseorang hendak melaksanakan salat Idul Adha, baik yang mau berkurban atau tidak, dianjurkan untuk tidak makan sebelum melaksanakan salat Idul Adha.
Karena itu, ulama Syafi'iyah mengaitkan anjuran tidak makan di hari Idul Adha dengan pelaksanaan salat Idul Adha, bukan dengan kurban.
5. Pendapat Ulama Hanafiyah dan Hanabilah
Selanjutnya, menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah, anjuran untuk tidak makan di hari Idul Adha berkaitan dengan kurban, bukan pelaksanaan salat Idul Adha. Oleh karenanya, jika seseorang tidak akan berkurban, maka tidak terkena anjuran ini meskipun hendak melaksanakan salat Idul Adha. Sebaliknya, jika seseorang hendak berkurban, maka dianjurkan untuk tidak makan terlebih dulu sebelum melaksanakan salat Idul Adha.
Puasa pada hari Ied termasuk Idul Adha hukumnya adalah haram berdasarkan ijma' atau kesepakatan para ulama. Puasa yang dimaksud dalam penjelasan di atas adalah tidak makan untuk sementara waktu dan bukan niatan untuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Kesimpulan berdasarkan hadis dan pendapat ulama di atas, tidak ada yang mewajibkan untuk puasa sebelum salat Idul Adha. Puasa sementara atau puasa saat sebelum Idul Adha merupakan sebuah anjuran yang diberikan kepada umat Islam agar dilaksanakan.
Nabi Muhammad SAW memberikan contoh teladan untuk tidak makan hingga setelah pulang dari salat Idul Adha. Sebagai umat Muslim tentunya akan lebih baik jika kita meniru perbuatan Rasulullah SAW tersebut, karena hal tersebut pasti membawa banyak keberkahan dan juga hikmah.
Hikmah Berpuasa Sebelum Salat Idul Fitri
Masih dari sumber yang sama, Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat salat Idul Fitri agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih berpuasa. Sedangkan untuk salat Idul Adha dianjurkan agar tidak makan terlebih dahulu supaya daging kurban dapat segera disembelih serta dinikmati setelah salat Id.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata.
وَلِأَنَّ يَوْمَ الْفِطْرِ يَوْمٌ حَرُمَ فِيهِ الصِّيَامُ عَقِيبَ وُجُوبِهِ ، فَاسْتُحِبَّ تَعْجِيلُ الْفِطْرِ لِإِظْهَارِ الْمُبَادَرَةِ إلَى طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى ، وَامْتِثَالِ أَمْرِهِ فِي الْفِطْرِ عَلَى خِلَافِ الْعَادَةِ ، وَالْأَضْحَى بِخِلَافِهِ .وَلِأَنَّ فِي الْأَضْحَى شُرِعَ الْأُضْحِيَّةُ وَالْأَكْلُ مِنْهَا ، فَاسْتُحِبَّ أَنْ يَكُونَ فِطْرُهُ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا .
Artinya: "Idul Fitri adalah hari diharamkannya berpuasa setelah sebulan penuh diwajibkan. Sehingga dianjurkan untuk bersegera berbuka agar semangat melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan perintah makan pada Idul Fitri (sebelum salat Id) adalah untuk membedakan kebiasaannya berpuasa. Sedangkan untuk hari raya Idul Adha berbeda. Karena pada hari Idul Adha disyariatkan memakan dari hasil kurban. Jadinya, kita dianjurkan tidak makan sebelum salat Id dan nantinya menyantap hasil sembelihan tersebut." (Al Mughni, 2: 228).
Amalan Sunah Sebelum dan Sesudah Salat Idul Adha
Dikutip MUI, Selain berkurban terdapat beberapa amalan lain sesuai petunjuk Nabi Muhammad SAW. Amalan yang dapat dilaksanakan ketika Idul Adha sebagai berikut:
1. Menghidupkan Malam Takbiran
Amalan pertama yakni menyambut hari raya dengan menghidupkan malam Idul Adha, yang dikenal dengan sebutan malam takbiran. Umat Islam dianjurkan menghidupkan malam ini dengan zikir, terutama takbir, selawat, salat malam dan lain sebagainya.
2. Mandi, Menggunakan Pakaian Bagus, dan Memakai Wewangian
Rasulullah sering mengingatkan jika seorang muslim hendak beribadah secara berjamaah dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu. Selain itu juga disarankan untuk menggunakan pakaian yang bagus dan memakai wewangian untuk membuat diri sendiri menjadi lebih segar, serta agar orang lain tidak terganggu aroma tidak sedap.
3. Berangkat Menuju Tempat Salat dengan Berjalan Kaki
Amalan berikutnya yakni dianjurkan untuk berjalan kaki ketika ingin berangkat menuju ke tempat salat Id. Hal tersebut berdasarkan kebiasaan atau sunah Nabi Muhammad SAW.
Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
"Nabi SAW ketika salat Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang." (HR. Bukhari no. 986)
Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
"Rasulullah SAW biasa berangkat salat Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki." (HR. Ibnu Majah no. 1295)
4. Mempererat Silaturahmi serta Menunjukkan Keceriaan
Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari kegembiraan bagi umat Islam. Karena ketika hari raya kita dianjurkan untuk menunjukkan keceriaan, serta mempererat silaturahmi dengan mengunjungi keluarga dan kerabat.
Demikian penjelasan mengenai benarkah sebelum Salat Idul Adha dianjurkan untuk puasa. Beserta hikmah dan amalan Idul Adha. Semoga artikel ini bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Amir Yusuf, peserta program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Baca juga: Syarat Menyembelih Hewan Kurban yang Sah |
(dai/dai)