Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu hari yang sangat dinantikan umat Islam setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Ketika salat Idul Fitri, muadzin atau bilal tidak dianjurkan untuk mengumandangkan lafal azan dan lafal iqamah.
Bilal atau muroqi dianjurkan untuk menyeru dengan lantang mengenai ajakan salat sunah Idul Fitri dengan kalimat 'as-shalāta(u) jāmi'ah'. Oleh sebab itu, bilal mempunyai perang penting yakni sebagai orang yang membacakan takbir dan bacaan khusus pada saat-saat tertentu.
Untuk mengetahui lebih lengkap tentang Bilal Idul Fitri, beserta tugas dan fungsinya simak penjelasan yang telah detikSumbagsel rangkum dari berbagai sumber berikut.
Pengertian Bilal
Dikutip NU Online, ketika mendengar nama "Bilal" tentu konotasinya adalah nama sahabat Rasulullah SAW yakni Bilal bin Rabah. Akan tetapi bilal yang dimaksudkan saat ini adalah orang yang bertugas memberikan aba-aba atau lebih tepatnya penyambung suara imam.
Bilal atau muroqi adalah seseorang yang mempunyai tugas untuk mengumandangkan azan dan iqamat, serta lafal tarqiyyah (lafal untuk menaikkan jamaah) ketika salat Jumat, salat Tarawih, ataupun salat Id.
Pada saat salat Id, baik Idul Fitri di bulan Syawal ataupun Idul Adha di bulan Dzulhijjah, bilal tidak mengumandangkan azan ataupun iqamat, akan tetapi hanya mengumandangkan tarqiyyah.
Seperti dijelaskan dalam kitab I'anatut Thalibin, Bilal memanggil jama'ah seperti berlaku dalam salat-salat sunah: salat Hari Raya, salat Tarawih, salat Witir, dan salat Gerhana. Biasanya bilal memanggil jama'ah dengan kata-kata "ash-shalah" atau 'Halumma ilash-shaah" (mari salat). Dan makruh (kurang tepat) apabila menggunakan kata-kata "Hayya alash-shalah".
Muraqqi (Bilal) merupakan bid'ah atau hal baru, karena di zaman Rasulullah hal tersebut tidak ada. Akan tetapi ini termasuk "bid'ah hasanah" (bid'ah yang baik).
Tugas Bilal Idul Fitri
Masih dari sumber yang sama, ketika pelaksanaan salat Idul Fitri, bilal bertugas untuk membacakan takbir dan bacaan khusus ketika saat-saat tertentu. Akan tetapi bilal tidak dianjurkan untuk mengumandangkan lafal azan dan iqamah, oleh sebab itu bilal dianjurkan untuk menyeru dengan lantang lafal "as-shalāta(u) jāmi'ah".
الصَّلَاةَ جَامِعَةً
Latin: As-shalāta(u) jāmi'ah.
Artinya: (Marilah) salat Idul Fitri berjamaah.
Bilal juga dapat menambahkan beberapa kata pada lafal "as-shalāta(u) jāmi'ah". Lafal tersebut dapat berbeda-beda di setiap masjid dan musala. Salah satu seruan bilal ketika salat Id adalah sebagai berikut:
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Latin: As-shalāh... As-shalāh... As-shalāta(u) sunnatan li 'īdil fithri jāmi'ah rahimakumullāh.
As-shalāh... As-shalāh... As-shalāta(u) sunnatan li 'īdil fithri jāmi'ah rahimakumullāh.
As-shalāh... As-shalāh... As-shalāta(u) sunnatan li 'īdil fithri lā ilāha illallāh.
Artinya: (Marilah kita) salat, (Marilah kita) salat, (Marilah kita) salat sunah Idul Fitri berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.
(Marilah kita) salat, (Marilah kita) salat, (Marilah kita) salat sunah Idul Fitri berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.
(Marilah kita) salat, (Marilah kita) salat, (Marilah kita) salat sunah Idul Fitri berjamaah. Tiada Tuhan selain Allah.
Berikut penjelasan terkait seruan bilal pada salat Idul Fitri pada Kitab Al-Muhadzdzab dan syarahnya Al-Majmu' sebagai berikut:
ولا يؤذن لها ولا يقام لما روى عن بن عباس رضي الله عنهما قال "شهدت العيد مع رسول الله صلي الله عليه وسلم ومع أبي بكر وعمر وعثمان رضي الله عنهم فكلهم صلى قبل الخطبة بغير اذان ولا اقامة" والسنة أن ينادى لها الصلاة جامعة لما روى عن الزهري أنه كان ينادى به
Artinya: Pada salat Idul Fitri terdapat kumandang adzan dan iqamah sebagaimana riwayat Ibnu Abbas ra: aku menyaksikan salat Id bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, dan Utsman ra. Mereka semua melakukan salat sebelum khutbah tanpa adzan dan iqamah. Bilal dianjurkan untuk menyeru dengan 'as-shalāta(u) jāmi'ah' sebagaimana riwayat Az-Zuhri ra bahwa ia diseru dengan kalimat demikian (Imam As-Syairazi, Al-Muhadzdzab dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 17).
Fungsi Bilal Idul Fitri
Dari penjelasan-penjeleasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila Idul Fitri mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Penanda Akan Dimulainya Salat Idul Fitri
Fungsi dari lafal yang bilal ucapkan sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri adalah sebagai penanda bahwa salat Idul Fitri akan segera dimulai. Lafal tersebut diucapkan setelah takbiratul ihram yang menjadi penanda bagi umat Islam untuk bersiap melaksanakan salat Idul Fitri.
2. Seruan Untuk Beribadah
Bilal atau muroqi dianjurkan untuk menyeru dengan lantang mengenai ajakan salat sunah Idul Fitri. kalimat 'as-shalāta(u) jāmi'ah' selain berfungsi sebagai seruan untuk beribadah, lafal tersebut juga berfungsi untuk mengajak seluruh umat muslim untuk fokus dan khusyuk dalam pelaksanaan ibadah salat Idul Fitri.
3.Pengingat Kebesaran Allah SWT
Fungsi yang terakhir yakni sebagai pengingat untuk umat Islam tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT. Lafal bilal Idul Fitri juga dapat mendorong umat muslim untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan dan melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya.
Itulah dia penjelasan mengenai Bilal Idul Fitri, beserta tugas dan fungsinya. Semoga artikel ini bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Amir Yusuf, peserta program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)