Kenapa Durasi Waktu Puasa Berbeda? Ini Penjelasannya

Kenapa Durasi Waktu Puasa Berbeda? Ini Penjelasannya

Amir Yusuf - detikSumbagsel
Kamis, 28 Mar 2024 05:01 WIB
Ramadan lantern by the open window. Beautiful Greeting Card with copy space for Ramadan and Muslim Holidays. An illuminated Arabic lamp. Mixed media.
Foto: Ilustrasi puasa (Getty Images/iStockphoto/TanyaSid)
Palembang -

Ketika bulan Ramadan, umat Islam di berbagai dunia melaksanakan ibadah puasa. Akan tetapi karena perbedaan letak geografis setiap wilayah mempunyai durasi waktu puasa yang berbeda-beda.

Walaupun menjalani ibadah yang sama, setiap negara mempunyai durasi puasa yang berbeda-beda. Untuk di Indonesia, waktu berpuasa berkisar antara 13 hingga 14 jam dari mulai azan subuh hingga azan Magrib untuk berbuka puasa.

Berikut detikSumbagsel rangkum penjelasan terkait durasi waktu puasa berbeda-beda di berbagai negara dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Durasi Waktu Puasa Berbeda-beda

Dikutip jurnal Fenomena Perbedaan Durasi Waktu Berpuasa dan Implikasi Hukumnya Terhadap Kewajiban Berpuasa oleh Maria Ulfa Sutriani, terjadinya perbedaan durasi waktu berpuasa karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi tersebut seperti adanya revolusi dan rotasi bumi yang bisa mempengaruhi pergeseran dan pergantian musim terutama untuk wilayah sub tropis sehingga ada waktunya Ramadan jatuh pada hari-hari di mana siang lebih panjang dari pada malam atau pun sebaliknya, atau di lain waktu antara siang dan malamnya seimbang.

ADVERTISEMENT

Letak suatu wilayah berdasarkan garis lintang serta garis bujur (letak astronomis) dapat mempengaruhi durasi waktu berpuasa, daerah dengan garis lintang antara 45 derajat LU dan 45 derajat LS maupun yang lebih tinggi memiliki potensi durasi waktu berpuasa yang lebih tinggi dan menyebabkan durasi waktu berpuasa yang lebih lama dibandingkan wilayah yang letaknya dekat khatulistiwa.

Durasi Waktu Puasa Terlama dan Tercepat di Dunia

Dilansir jurnal Kajian Siklus Waktu Puasa Penduduk Belahan Bumi Utara dan Selatan Berdasarkan Fenomena Gerak Bumi, Bulan dan Matahari oleh Asep Saefullah, karena penentuan waktu berpuasa didasarkan pada fenomena alam berupa terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari, maka lama waktu puasa umat Islam di berbagai negara berbeda-beda.

Perhitungan kalender masehi didasarkan pada periode revolusi bumi dalam mengelilingi matahari, satu periodenya selama 365 hari. Kecuali pada tahun kabisat (tahun yang bisa dibagi empat) yang berjumlah 366 hari.

Berbeda dengan Kalender Masehi, Kalender Hijriyah didasarkan pada periode revolusi bulan mengelilingi bumi sambil mengelilingi matahari. Jumlah hari di dalam kalender Hijriyah adalah 354 hari. Terdapat selisih 11 hingga 12 hari antara Kalender Hijriyah dan Masehi, di mana Kalender Hijriyah selesai lebih cepat dibandingkan Kalender Masehi.

Bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam periode 1 tahun (365 atau 366 hari) lamanya, hal tersebut menyebabkan posisi matahari seakan terbit lebih ke utara atau lebih ke selatan, peristiwa tersebut dinamakan gerak semu tahunan matahari.

Sehingga pada rentan waktu tertentu, matahari lebih banyak menyinari bumi bagian utara, sehingga di wilayah tersebut durasi siang hari berlangsung lebih lama dibandingkan malam harinya. Akibatnya, waktu puasa penduduk bumi wilayah utara memiliki durasi yang lebih panjang seperti wilayah-wilayah berikut:

- Nuuk merupakan kota yang terletak di Greenland dengan durasi berpuasa paling lama tahun ini yakni 17 jam 52 menit

- Helsinki dan Finlandia durasi paling lama mencapai 17 jam 9 menit

- Oslo dan Norwegia dengan durasi berpuasa mencapai 16 Jam 54 menit

- Madrid, Spanyol dan Paris, Perancis hingga mencapai durasi 15-16 jam

Dilansir detikEdu, untuk Negara dengan puasa terpendek adalah sebagai berikut:

- Selandia Baru, Chili, dan Argentina durasi berpuasa mencapai 12 jam

- Indonesia dan Kenya dengan durasi puasa 13 jam

- Pakistan dan India dengan durasi 13 hingga 14 jam

Itulah penjelasan mengenai alasan mengapa durasi waktu puasa berbeda-beda dan daftar negara dengan durasi puasa terpanjang-terpendek. Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh Amir Yusuf, peserta program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads