.webp)
Ziarah ke makam keluarga atau biasa disebut nyekar sudah menjadi salah satu tradisi umat muslim menjelang bulan Ramadan. Hampir semua area pemakaman di Jambi pun ramai didatangi peziarah.
Selain mendoakan keluarga, tradisi nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam. Pantauan detikSumbagsel dii TPU Kebun Jahe, Pasar Kota Jambi terlihat para peziarah tak henti-hentinya berdatangan ke makam keluarganya di sana.
Selain warga Jambi, banyak pula warga pendatang yang berkunjung ke pemakaman itu untuk memanjatkan doa kepada keluarga mereka saat memasuki Ramadan. Salah satu warga, Heri mengatakan ziarah makam atau nyekar sudah menjadi agenda rutin baik masuki Ramadan ataupun Idul Fitri.ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan sudah jadi tradisi ya, sudah sejak dulu dari jaman yang tua-tua dulu, ini juga ibaratkan silahturahmi ke keluarga yang lebih dulu ditinggalkan, karena masuknya Ramadan ataupun nanti Idul Fitri pasti ini rutin dilakukan untuk sekadar membersihkan dan mengirim doa," kata Heri, Minggu (10/3/2024).
Tradisi nyekar sudah sejak lama dilakukan masyarakat dan terus dilestarikan hingga sekarang. Banyak ulama berpendapat berbeda akan tradisi ini, namun tradisi ini sebagai bentuk mengingat kematian dan membersihkan makam terutama mendoakan sesama muslim yang lebih dulu tiada.
"Kita ziarah ke makam keluarga, ya karena sifatnya mendoakan ya, apalagi menjelang bulan puasa, nanti saat mau lebaran begini juga," kata dia.
Sementara itu, Hamidah, salah satu peziarah dari Palembang mengatakan, dirinya sengaja kembali ke Jambi karena memang berasal dari daerah ini. Ziarah menjadi salah satu tujuannya kembali ke Jambi.
"Kan libur panjang juga, jadi sekalian pulang. Inginnya sih menjalani hari puasa Ramadan pertama di sini bareng keluarga. Namun juga sekalian nyekar, di sini ada makam bapak dan kami memang rutin begini," jelasnya.
(dai/dai)
