Puting Beliung Terjang Prabumulih, 26 Rumah Rusak Ringan hingga Roboh

Sumatera Selatan

Puting Beliung Terjang Prabumulih, 26 Rumah Rusak Ringan hingga Roboh

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Sabtu, 02 Mar 2024 20:01 WIB
Atap rumah warga di Prabumulih rusak akibat puting beliung.
Foto: Dok. BPBD Prabumulih
Prabumulih -

Angin puting beliung menerjang Perumahan Perkim Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (2/3) sekitar pukul 01.00 WIB. Akibatnya 26 rumah warga rusak.

Pantauan detiksumbagsel, dari total 26 rumah yang ada, 12 rumah berpenghuni. Sebanyak 5 rumah rusak ringan dan lebih dari 3 rumah mengalami dinding roboh. Beruntung tidak ada korban jiwa meski saat kejadian para korban sedang tidur.

"Saat ini kami sudah menerjunkan anggota untuk melakukan penanganan. Kami mengimbau kepada masyarakat saat cuaca ekstrem ini untuk berhati-hati," jelas Kalaksa BPBD Prabumulih Sriyono kepada detikSumbagsel, Sabtu (2/3/2024).

Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG SMB II Siswanto mengatakan masyarakat diimbau untuk mewaspadai angin kencang dalam durasi singkat maupun sambaran petir.

"Kemunculan angin kencang dan puting beliung di wilayah Sumatera Selatan akan intensif kembali ketika memasuki musim pancaroba antara bulan April-Mei," ujarnya.

Menurutnya, pada bulan Maret 2024 curah hujan akan meningkat kembali. Masyarakat diharapkan terus waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang timbul selama periode musim hujan ini, seperti potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, serta selalu menjaga sanitasi lingkungan sekitar.

"Untuk wilayah Sumatera Selatan yang memiliki potensi peningkatan curah hujan pada bulan Maret 2024 berpeluang terjadi di sebagian Lahat bagian barat daya, Empat Lawang, sebagian kecil Musi Banyuasin bagian timur laut, Banyuasin bagian utara, dan wilayah OKI," ujarnya.

Masyarakat diharapkan untuk terus waspada terhadap beberapa potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan gerakan tanah longsor khususnya di daerah dataran tinggi dengan kemiringan terjal dan di topang oleh formasi batuan yang tidak kompak.

"Khusus wilayah Palembang sekitarnya yang berada disepanjang bantaran sungai agar tetap waspada terhadap potensi kenaikan air pasang pada fase bulan penuh yang terduplikasi oleh faktor curah hujan," pungkasnya.




(des/des)


Hide Ads