Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan akan meluncurkan gerakan bersih lingkungan untuk mencegah dan mengatasi demam berdarah dengue (DBD). Gerakan ini akan dimulai pada pekan depan, 27 Februari 2024.
Penjabat Sekretaris Daerah Muba, Musni Wijaya mengatakan gerakan itu sebagai upaya mencegah dan mengatasi penularan DBD. Sebab, Muba masuk sebagai daerah endemis DBD karena ditemukan kasus setiap tahunnya sejak 2021.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Muba, kasus DBD banyak terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gerakan ini untuk mengantisipasi peningkatan kasus, fokus pada PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Besar harapan ini menjadi kebiasaan untuk ke depannya," ungkapnya, Kamis (22/2/2024).
Musni menjelaskan, pihaknya akan membuat surat edaran agar setiap Jumat dilakukan Gerakan Bersih Lingkungan. Edaran ini ditujukan khususnya pada Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Desa, dan pihak lainnya.
"Gerakan Bersih Lingkungan ini berupa pemberantasan sarang nyamuk di beberapa tempat yang berpotensi (menjadi sarang nyamuk). Harus berkelanjutan, tidak hanya ketika ada kasus," ujarnya.
Kepala Dinkes Muba dr. Azmi Dariusmansyah menyebutkan ada 4 langkah yang dilakukan pihaknya untuk mengatasi atau menangani potensi menyebarnya DBD.
"Keempat langkah yang kami lakukan adalah penyelidikan epidemiologi, koordinasi, penyuluhan, serta pengasapan (fogging)," ungkapnya.
Azmi menjelaskan bahwa penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk mencari penderita ataupun tersangka infeksi DBD lainnya. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan jentik nyamuk di tempat tinggal penderita, rumah, serta bangunan sekitar.
"Pemeriksaan jentik nyamuk termasuk juga ke tempat-tempat umum dalam radius sekitar 100 meter dari tempat tinggal penderita," ujarnya.
Langkah kedua, katanya, adalah koordinasi pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk 3M plus dan larvasidasi. Hal itu dilakukan bersama pemerintah setempat, tokoh, serta kader untuk penggerakan masyarakat.
"Selanjutnya adalah penyuluhan kepada masyarakat. Mereka diberi edukasi mengenai cara-cara pencegahan DBD. Terakhir yakni pengasapan. Langkah ini dilakukan jika diperlukan sesuai hasil penyelidikan epidemiologi," pungkasnya.
(dai/dai)