Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Lampung bersepakat untuk mengawal Pemilu 2024 ini berjalan damai. Selain mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas di masa kampanye, dua organisasi Islam ini juga meminta kadernya untuk tidak terlibat dalam politik praktis.
Kesepakatan ini diungkapkan saat pertemuan kedua organisasi tersebut di Kantor PWNU Provinsi Lampung pada Kamis (30/11/2023).
"Kami dua organisasi terbesar di Indonesia ini sepakat dan perlu mengambil sikap bahwa sebagaimana kita ketahui hari-hari ini di media sosial banyak berkembang fenomena ujaran kebencian, tayangan-tayangan di berbagai media sosial yang kita saksikan itu menurut kami perlu diwaspadai jangan sampai berlanjut," kata Ketua PW Muhammadiyah Lampung, Sudarman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena alasan itu juga, Muhammadiyah melarang para kader untuk terlibat dalam politik praktis. Dia juga mengajak pemerintah serta aparat penegak hukum untuk tegas menindak para oknum penyebar ujaran kebencian yang bisa mempengaruhi jalannya Pemilu 2024.
"NU dan Muhammadiyah berkewajiban untuk sama-sama menjaga agar situasi ini tetap terjaga damai rukun aman toleran kondusif sehingga kita melewati semua tahapan pesta demokrasi itu dengan lancar disiplin nyaman tidak ada arah melintang yang akan mengganggu jalannya proses demokrasi itu dan di Indonesia," jelasnya.
Ketua PWNU Lampung Puji Raharjo mengatakan kondusivitas jelang pelaksanaan Pemilu 2024 harus dijaga. Puji mencontohkan insiden yang terjadi di daerah lain baru-baru ini dan mewanti-wanti agar hal tersebut jangan sampai terjadi di Lampung.
"Insiden di Bitung, yang diduga dipicu oleh provokasi terkait dukungan terhadap Palestina dan Israel, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas sosial yang lebih luas. Kami menekankan pentingnya menciptakan kondisi yang kondusif di tahun politik ini, menghindari provokasi dan penyebaran isu SARA yang dapat mengganggu pesta demokrasi," terangnya.
Puji meminta agar semua pihak dapat lebih bijak dalam bermain media sosial dan selalu utamakan mencari informasi secara akurat dan tidak termakan isu hoaks. Semua pihak diharapkan dapat lebih bijak dalam bermain media sosial dan selalu utamakan mencari informasi secara akurat dan tidak termakan isu hoaks.
"Kita mengajak semua untuk lebih arif dan bijaksana dalam bermedia sosial karena dari media sosial itu yang potensial serta paling dekat untuk memecah persatuan," kata dia.
(Dwi Apriani/des)