Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi mencatat bahwa ada sebanyak 1.157 hektare lahan di Jambi yang kini sudah terbakar sejak 1 Januari hingga 11 Oktober 2023 ini. Lahan yang terbakar ini paling dominan di lahan mineral, bukan lahan gambut.
"Lahan mineral yang terbakar ini totalnya itu 1.039,13 hektare. Sedangkan lahan gambut 117,87 hektare. Artinya jika itu lahan mineral masih cepat dipadamkan walaupun kendalanya akses ataupun sumber air. Tetapi kalau lahan gambut sulit karena memakan waktu untuk benar-benar padam," kata Plt Kalaksa BPBD Jambi, Dody Chandra kepada detikSumbagsel, Kamis (12/10/2023).
Dody menyebutkan jika karhutla di Jambi masih dapat teratasi dan dominan masih rendah dibandingkan karhutla pada 2015-2019 silam. Meski dilanda kemarau panjang dan musim panas kondisi karhutla masih dapat diatasi dengan berbagai cara baik sosialisasi, pemadaman cepat dan patroli udara dan darat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lahan yang terbakar tahun ini, terluas itu lahan di kawasan Kabupaten Batang Hari Jambi dengan total luasan lahan mencapai 582,54 hektar. Sedangkan Kabupaten Sarolangun diurutan selanjutnya dengan luasan lahan terbakar mencapai 197,14 hektar.
"Kalau untuk Tebo ada 147,20 hektar, lalu Tanjung Jabung Barat 61,18 hektar, kemudian Muaro Jambi 49,47 hektar, terus Kabupaten Bungo 49,10 hektar, Tanjabtim 40,80 hektar, Merangin 25,57 hektar dan terendah di Kota Jambi hanya 4 hektar sedangkan Kerinci-Sungai Penuh nihil karhutla," ujar Dody.
Dody menyebut, minimnya karhutla tahun ini di Jambi itu dari berbagai langkah yang dilakukan satuan tugas karhutla. Dengan dipimpin oleh Gubernur Jambi Al Haris selaku Dansatgas sedangkan Danrem 042 Jambi Brigjen TNI Supriono selaku pelaksana harian.
"Langkah mencegah meluasnya karhutla tentu dengan koordinasi satgas yang solid, selalu cek kondisi informasi dan turn aktif di lapangan. Lalu patroli yang berjalan dari darat maupun udara, sigap dan cepat dalam pemadaman baik dari darat juga water bombing, serta penempatan personel di beberapa lokasi di desa-desa yang tentunya rawan karhutla," sebut Dody.
Sejauh ini untuk total hotspot terakhir di tanggal 10 Oktober 2023 ada sebanyak 45 titik hotspot di Provinsi Jambi. Yaitu di wilayah Batanghari 10 titik, Bungo 2 titik, Merangin 4 titik, Sarolangun 4 titik, Tanjung Jabung Barat 10 titik, dan Tebo 15 titik.
"Jika dari 1 Januari sampai 10 Oktober 2023 itu total hotspot berdasarkan Satelit Aqua Terra dan Suomi NPP jumlahnya mencapai 2.781 titik dengan luasan Kabupaten Batanghari 465 titik hotspot," terang Dody.
Dody juga menerangkan, saat ini untuk tingkat kemudahan terbakar masih terus terjadi selama musim kemarau dan cuaca panas saat ini. Secara umum, lahan yang diprakirakan mudah terbakar itu di wilayah Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
"Meski ada potensi hujan ringan di sebagian wilayah di Provinsi Jambi. Namun tetap terus waspada potensi kebakaran hutan dan lahan yang berdampak menimbulkan kabut asap lantaran belum masuk musim penghujan," jelas Dody
Sementara, untuk penanganan kasus karhutla oleh penegak hukum dari jajaran Polda Jambi selama 1 Januari hingga 11 Oktober 2023, total ada 11 kasus yang diproses dengan jumlah tersangka 12 orang.
"Kita terus mengimbau kepada masyarakat ataupun pihak-pihak termasuk perusahaan untuk tidak membakar lahan karena akan ada sangsi pidana penjara bagi kedapatan membakar lahan atau perkebunan," tegas Dody.
(des/des)