Jutaan Warga Sumbagsel 'Ditelan' Kabut Asap

Jutaan Warga Sumbagsel 'Ditelan' Kabut Asap

Tim detikSumbagsel - detikSumbagsel
Selasa, 03 Okt 2023 09:05 WIB
Foto udara jembatan Ampera yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (1/10/2023). Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kualitas udara di Palembang berada di level berbahaya dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Palembang - Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) darurat kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Khususnya di Sumatera Selatan dan Jambi. Selain itu, karhutla juga mulai banyak terjadi di Bangka Belitung dan Bengkulu.

Penyebab parahnya kabut asap tak hanya karena kemarau berkepanjangan. Namun juga karena ulah manusia yang masih membuka lahan dengan cara membakar. Pemda berupaya mengingatkan warganya untuk tidak sembarangan membakar lahan. Jika tetap nekat, maka mereka akan berurusan dengan aparat hukum.

Namun, melarang masyarakat membakar lahan ternyata bukan perkara sederhana. Sebab, praktik membuka lahan dengan cara membakarnya merupakan kebiasaan yang turun-temurun. Hal ini pernah disampaikan oleh Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar.

"Banyak masyarakat membakarnya karena sudah budaya juga, turun-temurun, sudah kebiasaan," ungkap Panca saat meninjau lokasi karhutla di Ogan Ilir beberapa waktu lalu.

Kabut asap di Jambi batasi jarak pandang.Kabut asap di Jambi batasi jarak pandang. Foto: Ferdi Almunanda/detikcom

Maraknya pembakaran lahan, ditambah musim kemarau dan kekeringan dampak El Nino membuat kualitas udara di Sumbagsel makin mengkhawatirkan. Bahkan bukan hanya di Sumbagsel, asap karhutla ini juga merembet hingga ke Sumatera bagian utara (Riau), bahkan disebut-sebut merembet ke Malaysia dan Singapura.

Bagi masyarakat Sumbagsel sendiri, kabut asap sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jarak pandang menurun. Di Jambi, misalnya, jarak pandang pernah mencapai 700 meter saja akibat pekatnya kabut asap. Penerbangan pun terdampak.

Warga kemudian diminta untuk tak terlalu banyak beraktivitas di luar. Apalagi ketika Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menembus angka 150.

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (21/9/2023). Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (21/9/2023). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa. Foto: Antara Foto/Nova Wahyudi

Demi meminimalisir aktivitas warga di luar ruangan, pemda sampai harus turun tangan membuat kebijakan sekolah daring untuk pelajar atau kerja dari rumah (work from home) untuk pegawai. Kebijakan itu sudah mulai diterapkan di sejumlah daerah seperti Palembang dan Kota Jambi per Senin (2/10/2023).

"Iya, mulai Senin aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring. Untuk batas waktunya kita lihat perkembangan nilai ISPU," kata Pj Wali Kota Palembang Ratu Dewa.

Sektor kesehatan juga terdampak paling besar akibat kabut asap ini. Jumlah warga yang terserang penyakit pernapasan meningkat. Di Kota Jambi saja, ada lebih dari 10 ribu warga yang terserang ISPA.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai kondisi darurat kabut asap di Sumbagsel, baca juga:

1. Dampak Kabut Asap di Jambi: 10 Ribu Warga ISPA-Sekolah Diliburkan

2. Palembang Darurat Asap, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker

3. BMKG Jambi Prediksi Sebaran Karbon Monoksida Meningkat 4 Hari ke Depan

4. Jarak Pandang Terganggu Kabut Asap, Pengendara Diminta Hidupkan Lampu

5. Sebabkan Kabut Asap di Palembang, 5 PT Pemilik Lahan yang Terbakar Diusut KLHK




(des/des)


Hide Ads