Penyebab parahnya kabut asap tak hanya karena kemarau berkepanjangan. Namun juga karena ulah manusia yang masih membuka lahan dengan cara membakar. Pemda berupaya mengingatkan warganya untuk tidak sembarangan membakar lahan. Jika tetap nekat, maka mereka akan berurusan dengan aparat hukum.
Namun, melarang masyarakat membakar lahan ternyata bukan perkara sederhana. Sebab, praktik membuka lahan dengan cara membakarnya merupakan kebiasaan yang turun-temurun. Hal ini pernah disampaikan oleh Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar.
"Banyak masyarakat membakarnya karena sudah budaya juga, turun-temurun, sudah kebiasaan," ungkap Panca saat meninjau lokasi karhutla di Ogan Ilir beberapa waktu lalu.
![]() |
Maraknya pembakaran lahan, ditambah musim kemarau dan kekeringan dampak El Nino membuat kualitas udara di Sumbagsel makin mengkhawatirkan. Bahkan bukan hanya di Sumbagsel, asap karhutla ini juga merembet hingga ke Sumatera bagian utara (Riau), bahkan disebut-sebut merembet ke Malaysia dan Singapura.
Bagi masyarakat Sumbagsel sendiri, kabut asap sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jarak pandang menurun. Di Jambi, misalnya, jarak pandang pernah mencapai 700 meter saja akibat pekatnya kabut asap. Penerbangan pun terdampak.
Warga kemudian diminta untuk tak terlalu banyak beraktivitas di luar. Apalagi ketika Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menembus angka 150.
![]() |
Demi meminimalisir aktivitas warga di luar ruangan, pemda sampai harus turun tangan membuat kebijakan sekolah daring untuk pelajar atau kerja dari rumah (work from home) untuk pegawai. Kebijakan itu sudah mulai diterapkan di sejumlah daerah seperti Palembang dan Kota Jambi per Senin (2/10/2023).
"Iya, mulai Senin aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring. Untuk batas waktunya kita lihat perkembangan nilai ISPU," kata Pj Wali Kota Palembang Ratu Dewa.
Sektor kesehatan juga terdampak paling besar akibat kabut asap ini. Jumlah warga yang terserang penyakit pernapasan meningkat. Di Kota Jambi saja, ada lebih dari 10 ribu warga yang terserang ISPA.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai kondisi darurat kabut asap di Sumbagsel, baca juga:
1. Dampak Kabut Asap di Jambi: 10 Ribu Warga ISPA-Sekolah Diliburkan
2. Palembang Darurat Asap, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker
3. BMKG Jambi Prediksi Sebaran Karbon Monoksida Meningkat 4 Hari ke Depan
4. Jarak Pandang Terganggu Kabut Asap, Pengendara Diminta Hidupkan Lampu
5. Sebabkan Kabut Asap di Palembang, 5 PT Pemilik Lahan yang Terbakar Diusut KLHK
(des/des)