Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Sumatera Selatan Aufa Syahrizal meluruskan isu bahwa dirinya merupakan bagian dari perusahaan investasi bodong. Meski menjadi mentor, ia menegaskan bahwa dirinya tak mewakili perusahaan tersebut. Aufa juga menampik pernah memaksa-maksa orang untuk ikut investasi.
Kasus ini awalnya mencuat dari banyaknya laporan warga yang merugi hingga miliaran rupiah setelah investasi di Future E-Commerce (FEC) online. Aufa diketahui merupakan salah satu mentor, sehingga dia pun sempat dianggap bagian dari perusahaan tersebut.
Aufa tak menampik bahwa dirinya seorang mentor, tetapi dia menegaskan tidak mewakili perusahaan. Dia pun menjelaskan bagaimana sistem mentor berlaku di FEC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk dimaklumi, posisi mentor bukan berarti kita mewakili perusahaan, melainkan itu adalah posisi penghargaan yang diberikan oleh perusahaan. Dan jumlah mentor di Sumsel ini banyak, apalagi se-Indonesia," kata Aufa kepada detikSumbagsel, Sabtu (16/9/2023).
Di Palembang sendiri, lanjutnya, ada juga banyak mentor yang bahkan lebih dulu menjadi mentor di FEC ketimbang dirinya. Mentor sendiri dibagi dalam beberapa tingkatan. Ada mentor magang, mentor perantara, dan mentor ACE. Aufa sudah mencapai level mentor ACE.
"Persyaratan untuk menjadi mentor (dalam setiap level) kita wajib membuat testimoni baik berupa tulisan maupun video seperti video saya yang beredar. Padahal semua mentor melakukan hal yang sama," jelasnya.
Selama menjadi mentor, lanjut Aufa, dirinya juga mengaku tak pernah memaksa warga untuk ikut berinvestasi di sana. Kalaupun ada yang tertarik bergabung, menurutnya itu sesuai keputusan masing-masing individu.
"Saya tidak mengajak semua masyarakat Palembang. Saya mengajak hanya keluarga dan kerabat dekat yang saya kenal saja. Itu pun saya mengajak mereka untuk berbagi kebahagiaan dan tidak ada paksaan. Tidak pernah sedikit pun berpikir atau tebersit niat saya untuk menjerumuskan mereka sehingga menderita kerugian," tegasnya.
Soal kerugian yang dialami para korban, Aufa pun mengalami hal yang sama. Ia mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Kegaduhan soal investasi bodong ini, menurutnya, dimulai dari para member yang tidak bisa menarik uang.
"Saya juga menjadi korban dan menderita kerugian ratusan juta rupiah. Tapi saya tidak menyalahkan siapa-siapa, utamanya orang yang mengajak saya," ujarnya.
(des/des)