Namanya Terseret Investasi Bodong, Kadisbudpar Sumsel Jelaskan Soal Mentor

Sumatera Selatan

Namanya Terseret Investasi Bodong, Kadisbudpar Sumsel Jelaskan Soal Mentor

Candra Setia Budi - detikSumbagsel
Sabtu, 16 Sep 2023 16:32 WIB
Ilustrasi investasi bodong
Foto: Dok.Detikcom
Palembang -

Nama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Sumatera Selatan Aufa Syahrizal Sarkomi terseret dalam kasus investasi bodong. Diketahui puluhan warga Sumsel melapor sebagai korban investasi bodong Future E-Commerce (FEC) online dengan total kerugian miliaran rupiah.

Menyusul kabar dirinya terlibat dalam investasi bodong ini sebagai mentor, Aufa Syahrizal pun angkat bicara. Dia mengatakan bahwa dirinya juga menjadi korban dalam hal ini. Apalagi dia mengaku juga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

"Saya juga menjadi korban dan menderita ratusan juta rupiah. Tapi saya tidak menyalahkan siapa-siapa utamanya orang yang mengajak saya," kata Aufa dihubungi detikSumbagsel, Sabtu (16/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aufa menjelaskan alasan dirinya bergabung dengan FEC atas keputusan sendiri dan mempunyai mimpi untuk mendapatkan uang dalam waktu singkat.

"Keputusan saya bergabung di FEC adalah keputusan dan keinginan saya sendiri, yang bermimpi untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Kata Aufa, sudah banyak yang menjadi mentor sebelum dirinya bergabung dengan FEC. Posisi mentor adalah sebuah penghargaan perusahaan kepada siapa saja member yang sudah berhasil mengembangkan bisnis ini dengan cara mengajak atau merekrut anggota baru.

"Di Palembang yang berhasil menjadi mentor bukan saya sendiri. Banyak, bahkan sebelum saya bergabung sudah banyak mentor-mentor di Palembang dari berbagai tingkatan, mulai dari mentor magang, mentor perantara, mentor senior dan mentor ACE," jelasnya.

Aufa melanjutkan, tingkatan atau level mentor ini berdasarkan berapa banyak member yang mereka ajak secara langsung. Alasan para member berusaha semangat untuk dipromosikan sebagai mentor, karena perusahaan memberikan bonus tambahan yang diberikan setiap minggu seperti gaji mingguan.

"Persyaratan untuk menjadi mentor (dalam setiap level) kita wajib membuat testimoni baik berupa tulisan maupun video seperti video saya yang beredar, padahal semua mentor melakukan hal yang sama. Saya membuat video itu saat saya dipromosikan menjadi Mentor ACE dan persyaratan yang harus saya lakukan kalau tidak saya tidak bisa dipromosikan sebagai Mentor ACE," ungkapnya.

"Sekali lagi saya sampaikan dan untuk dimaklumi posisi mentor bukan berarti kita mewakili perusahaan, melainkan itu adalah posisi penghargaan yang diberikan oleh perusahaan. Dan jumlah mentor di Sumsel ini banyak, apalagi se-Indonesia," lanjutnya.

Menurutnya, kegaduhan muncul setelah pembekuan yang dilakukan oleh PAKI/OJK terjadi, karena semua member FEC tidak bisa melakukan penarikan uang. Yang lebih kesulitan adalah para member yang baru bergabung, karena mereka belum merasakan keuntungan dari bisnis di FEC ini.

"Sekali lagi, untuk ikut bisnis di FEC ini tidak ada paksaan sama sekali. Bergabungnya seseorang untuk menjadi member adalah atas kemauan dan keyakinan masing-masing," ujarnya.

Aufa pun menegaskan bahwa tuduhan yang diberikan kepadanya karena disebut sebagai wakil dari perusahaan adalah tidak benar. Kata dia, kalaupun mereka percaya dan ikut bergabung karena mendengar statement-nya, itu adalah keyakinan dan keputusan mereka sendiri.

Dia mengatakan, dalam FEC ia hanya mengajak keluarga dan orang-orang yang dikenalnya dan sifatnya tidak memaksa.

"Saya tidak mengajak semua masyarakat Palembang. Saya mengajak hanya keluarga dan kerabat dekat yang saya kenal saja. Itu pun saya mengajak mereka untuk berbagi kebahagian dan tidak ada paksaan. Tidak pernah sedikitpun berpikir atau tebersit niat saya untuk menjerumuskan mereka sehingga mereka menderita kerugian," katanya.

Aufa mengatakan bahwa dirinya dan temannya juga sudah melapor ke Polda Sumsel terkait dengan kasus FEC ini. Dia pun berharap mendapatkan solusi agar yang yang dialami bisa teratasi.

"Saya juga ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian khususnya Polda Sumsel yang telah dengan sigap merespons dan memberikan ruang bagi kami para korban untuk dapat melaporkan peristiwa ini. Paling tidak kami memiliki tempat mengadu dan memohon pertolongan dan mencari solusi agar kerugian kami bisa teratasi," ungkapnya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads