Kebakaran gunungan sampah di TPA Gunung Sadai, Kabupaten Belitung hingga hari ke-11 belum juga padam. BPDB Bangka Belitung mengungkap sulitnya proses pemadaman.
Kepala BPBD Bangka Belitung, Mikron Antariksa menjelaskan penyebab kebakaran gunungan sampah di Belitung tersebut belum bisa dipadamkan. Ia menyebut sampah-sampah yang terbakar adalah sampah jenis plastik dan kering.
"Sampahnya ini tebal mirip lahan gambut. Materialnya, sampah plastik dan bahan-bahan sampah yang kering. Kita melakukan proses pemadaman dengan cara disiram, namun sulit dipadamkan," kata Mikron, Kamis (14/9/2023).
Lanjut Mikron, proses penyiaran ini terkendala kedalaman sampah mencapai 30 meter. Lalu, sampah yang terus terbakar ini menimbulkan gas metan.
"Sampah yang terbakar saat ini titiknya berada di kedalamannya 30 meter dari permukaan TPA. Petugas kesulitan untuk memadamkan api. Lokasi terbakar tepat di area pembuangan sampah atau refill," lanjut Mikron.
"Kalau luas TPA total ada 8 hektare. Yang terbakar ini kawasan refill luasnya 1 hektare. Refill ini ada sistemnya yakni digali, kemudian dipasang jerambah, dipasang kayu, jaring hingga pipa, sehingga sulit untuk dipadamkan," sambungnya.
Selain lokasi yang sulit di padamkan, Mikron juga menyebut di Belitung saat ini belum ada Satgas Karhutla yang menangani ini. Jika ada satgas nantinya mereka mudah untuk berkoordinasi dengan instansi lain.
"Satgas belum terbentuk untuk di Belitung, karena selama ini masih terkendali. Namun dengan kejadian ini kami pikir harus segera membentuk satgas biar bisa kerja bersama-sama. Karena masalah ini bisa diselesaikan yakni dengan disiram secara serentak dan bersama-sama baru api akan padam," tambahnya.
Tak hanya itu, warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbakar ini mulai protes. Mereka merasa terganggu dengan adanya kepulan asap yang baunya menyengat.
(mud/mud)