Petugas gabungan dari Damkar dan BPBD Kabupaten Belitung hingga kini masih terus memantau lokasi terbakarnya TPA tersebut. Meskipun segala cara sudah dilakukan untuk menjinakkan api, namun api belum bisa dipadamkan secara menyeluruh.
Hingga kini mobil Damkar masih disiagakan, guna mengantisipasi kobaran api kembali membesar. Api sulit dipadamkan karena sampah di kawasan TPA itu kering, mirip lahan gambut. Selain itu, titik api juga sulit terlihat pada siang hari.
"Sulit dipadamkan karena api membakar sampah kering, lahannya seperti lahan gambut. Sampai saat ini pun belum padam, tapi kita masih siaga. Kalau siang tak terlihat titik api," kata Komandan Regu (Danru) II Damkar Belitung, Riko Pribadi dikonfirmasi detikSumbagsel, Kamis (7/9/2023).
Menurut Riko, sebelum terbakarnya gunungan sampah di TPA Gunung Sadai ini, ada suara ledakan. Hal ini terungkap dari informasi yang pihaknya terima pertama kali dari warga pencari barang bekas di TPA terbakar.
"Waktu itu warga sedang istirahat, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari tumpukan sampah. Kemungkinan karena hawa panas tinggi, angin kencang, dari ledakan itu muncul kepulan asap dan kemudian menyebar ke area sampah," ceritanya.
Mendapat laporan tim ke lokasi api sempat padan sebentar pukul 16.00 WIB, Senin (4/9). Kobaran api kembali dilaporkan membesar pukul 18.30 WIB dan masih menyala hingga hari ini.
"Api belum padam sepenuhnya di hari keempat. Kami dari damkar dan BPBD masih siaga di lokasi. Termasuk mobil dan alat berat masih siaga. Untuk aktivitas penyiraman sudah tidak lagi," ujar Riko Pribadi.
Sedikitnya ada 3 unit mobil kebakaran disiagakan di TPA Gunung Sadai, Desa Juru Seberang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung. Termasuk alat berat, ditakutkan sewaktu-waktu api kembali membesar.
(des/des)