.webp)
Ratusan eks kader DPD PSI Palembang yang mundur ramai-ramai beberapa waktu lalu memutuskan bergabung ke PDIP Sumsel. Mereka menemukan kecocokan dengan partai besutan Megawati tersebut.
Salah satunya eks Ketua DPD PSI Palembang Toni yang dipecat karena diduga meminta mahar ke bacaleg. Ia mengungkap rata-rata eks kader PSI Palembang ikut dengannya.
"Ya gabung ke PDIP. Kalau kader rata-rata ikut semua (ke PDIP) satu gerbong, kalau untuk sekarang yang sudah mendaftar ada sekitar 100 orang, saat ini sedang dibuat kartu tanda anggota (KTA)," kata detikSumbagsel, Sabtu (29/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toni mengungkapkan alasan memilih bergabung dengan PDIP. Dia merasa ada kecocokan dan nyaman dengan kepengurusan PDIP Sumsel.
"Alasan pertama komunikasi yang terjalin baik dengan ketua DPD PDIP Sumsel, jadi merasa nyaman, kecocokan dan Ketua DPD juga memberikan keleluasaan politisi mudanya untuk berkembang," ujarnya.
"Kemudian satu lagi, di PDIP ada banyak tokoh-tokoh besar pemimpin nasional seperti pendiri bangsa Bung Karno, kemudian Ibu Megawati, Presiden Jokowi dan calon presiden Ganjar Pranowo. Kami merasa calon pengkaderan di PDIP ini bagus untuk para calon-calon di masa depan," sambungnya.
Sementara itu, Bendahara DPD PDIP Sumsel Yudha Rinaldi mengakui mantan Ketua DPD PSI Palembang, Toni bergabung dengan PDIP. Toni sudah mengantongi KTA.
"benar, sudah gabung satu minggu atau dua minggu yang lalu. Untuk KTA sudah ada," katanya dihubungi detikSumbagsel.
Yudha mengatakan bahwa PDIP adalah partai yang terbuka dan menerima siapa saja yang ingin bergabung.
"Mungkin itu pilihan politiknya (gabung PDIP). PDIP ini partai terbuka tidak hanya dari PSI saja, dari mana saja kalau ingin bergabung silahkan," jelasnya.
Respons DPW PSI Sumsel
Ratusan eks kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPD Kota Palembang berlabuh ke PDIP Sumsel. DPW PSI Sumsel buka suara terkait kabar tersebut.
Ketua DPW PSI Sumsel Hermanto tidak mempermasalahkan mantan Ketua DPD PSI Palembang Toni beserta eks kader lainnya pindah ke partai lain. Sebab, itu merupakan hak individu.
"Silahkan saja dia punya hak, yang jelas dia (Toni) dipecat dari PSI karena minta mahar dengan Bacaleg. Karena jargon PSI itu jelas anti korupsi, kalau dia minta mahar itu cikal bakal dari korupsi," katanya saat dihubungi detikSumbagsel, Sabtu (29/7/2023).
Hermanto kembali menegaskan Toni bukan mengundurkan diri, melainkan dipecat. Sementara pengurus dan kader lainnya yang memilih mengundurkan diri.
"(Toni) bukan mengundurkan diri, tapi dipecat pada tanggal 10 Juni 2023 dan mengundurkan diri pada 19 Juni. Silahkan saja, yang jelas kalau di PSI tidak membenarkan dan menampung dan pasti akan dipecat," tegasnya.
(mud/mud)
