Puluhan ekor kerbau di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel), mati diduga terserang penyakit ngorok tagere atau Septicaemia epizootica (SE). Untuk mencegah banyaknya kerbau mati, Pemerintah Sumsel menyiapkan 6.000 dosis vaksin.
"Kita sudah menerima 6.000 dosis vaksin dan akan segera dikirimkan ke kabupaten dan kota, khususnya diutamakan ke daerah endemik, seperti Musi Rawas Utara dan Empat Lawang," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ruzuan Effendi, Rabu (24/5/2023).
Ruzuan mengatakan, khusus di Kabupaten Muratara, pihaknya akan mengirimkan 1.000 dosis. Sebab, sambungnya, populasi kerbau di daerah itu cukup besar berkisar 2.000 ekor kerbau. Sementara, daerah lain seperti Banyuasin, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir (OKI) disesuaikan.
"Untuk daerah lain, akan kita sesuaikan. Untuk vaksin sendiri 1 botol berisi 200 cc, sementara per satu ekor kerbau akan disuntikkan 2 cc. Sehingga 1 botol vaksin akan diperuntukkan bagi 100 ekor kerbau," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Ruzuan, vaksin tersebut disimpan di ruang pendingin. Untuk mencegah sapi terserang ngorok tagere, Ruzuan pun meminta kepada peternak untuk menjaga pola makan ternak. Selain itu, dia juga meminta kandangnya untuk dibersihkan.
"Baiknya kerbau itu dikandangkan saja. Sehingga pola makannya, kesehatan dan kebersihannya bisa dijaga. Apalagi di tengah cuaca panas saat ini, tentu kekebalan tubuh kerbau akan turun," ungkapnya.
(bpa/bpa)