Jembatan reyot yang dilalui siswa SD di Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) akhirnya diperbaiki. Akses penyeberangan itu kini bisa dilalui dengan aman berkat gotong royong warga bersama aparat TNI.
"Sudah diperbaiki," ucap Kepala Lembang Ao' Gading, Nurpa Patabang, kepada detikSulsel, Selasa (8/3/2022).
Jembatan yang terletak di Kecamatan Balusu itu berhasil diperbaiki berkat swadaya warga setempat. Selain melibatkan TNI, juga dibantu organisasi kepemudaan yang mulai dikerja sejak Jumat (4/3) yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat langsung sekitar 100 orang dan Pemerintah Lembang yang kerjakan dibantu juga dari TNI sebanyak 10 orang dan Pemuda Pancasila sebanyak 30 orang," urai Nurpa Patabang.
Dia menambahkan perbaikan jembatan diakomodir dari bantuan dana dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Hanya saja dia tidak tahu pasti jumlah anggarannya.
"Selama satu hari itu dikerjakan menggunakan anggaran LKMD untuk kebutuhan pekerja yang saya juga kurang tahu jumlah anggarannya," ujarnya
Kini jembatan tersebut sudah bisa dan aman untuk dilalui oleh siswa dan guru menuju sekolah. Masyarakat sekitar Kecamatan Balusu tidak harus menyeberangi sungai lagi.
Jembatan Reyot Membahayakan Nyawa
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Torut, turut buka suara terkait viral jembatan reyot membahayakan siswa SD di Kecamatan Balusu. Pemkab berdalih pihaknya belum memiliki anggaran perbaikan jembatan yang viral di media sosial itu.
"Belum ada anggarannya," ucap Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Torut Paulus, Kamis (3/3/2022).
Dia berdalih pembangunan jembatan tidak masuk programnya. Pasalnya perencanaannya belum masuk daftar pelaksanaan anggaran (DPA).
Diketahui murid SDN 6 Balusu di Kabupaten Torut, Sulsel nekad bertaruh nyawa menuju sekolah. Jembatan tua dan reyot yang jadi akses terpaksa dilalui meski membahayakan karena rawan roboh.
"Jadi tiap hari kalau tidak melalui jembatan, siswa, guru atau pun warga yang lain melewati sungai," ungkap Yuliana Patalle, salah satu Guru di SD Negeri 6 Balusu.
Akses penyeberangan itu diketahui sudah hampir setahun rusak. Namun warga tetap melewati jembatan itu dengan menyanggah jembatan beberapa bilah bambu.
(sar/nvl)