Viral Jembatan Reyot di Torut Bahayakan Siswa, Kadis PUPR: Belum Ada Anggaran

Viral Jembatan Reyot di Torut Bahayakan Siswa, Kadis PUPR: Belum Ada Anggaran

Arzad - detikSulsel
Kamis, 03 Mar 2022 22:55 WIB
Siswa SD di Toraja Utara, Sulsel harus bertaruh nyawa ke sekolah gegara jembatan reyot.
Foto: Siswa SD di Toraja Utara, Sulsel harus 'bertaruh nyawa' ke sekolah gegara jembatan reyot. (Dok. Istimewa)
Toraja Utara -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) turut buka suara terkait viral jembatan reyot membahayakan siswa SD di Kecamatan Balusu. Pemkab Torut mengatakan pihaknya belum memiliki anggaran perbaikan jembatan yang viral.

"Belum ada anggarannya," ucap Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Torut Paulus kepada detikSulsel, Kamis (3/3/2022).

Dia berdalih pembangunan jembatan tidak masuk programnya. Pasalnya perencanaannya belum masuk daftar pelaksanaan anggaran (DPA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tergantung Ketersediaan anggaran dan harus terprogram. Biar pun terprogram, kalau tidak ada dalam DPA mau diapa?" tuturnya.

"Kita tunggu. Mudah-mudahan bisa dicover tahun 2023. Kalau untuk sekarang itu belum bisa," tambah Paulus.

ADVERTISEMENT

Pihaknya pun belum bisa berbuat banyak untuk perbaikan jembatan reyot di Kecamatan Balusu tersebut. "Kita juga prihatin, maunya kita selesaikan seandainya tersedia anggarannya," katanya.

Sebelumnya Camat Balusu ,Leo mengaku sudah merencanakan perbaikan jembatan itu. Salah satu usulan program dalam musrembang di wilayahnya.

"Sudah masuk dalam perencanaan tapi belum ada dananya (dari Dinas PUPR Torut)," ucap dia saat dikonfirmasi, Rabu (2/3/2022).

"Tidak bisa mau dipaksakan karena tidak ada dananya. Saya lihat dari PUPR, tapi tidak ada," ungkap Leo.

Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial murid SDN 6 Balusu di Kabupaten Torut, Sulsel nekad bertaruh nyawa menuju sekolah. Jembatan tua dan reyot yang dilalui membahayakan karena rawan roboh.

Akses penyeberangan itu diketahui sudah hampir setahun rusak. Namun warga tetap melewati jembatan itu dengan menyanggah jembatan beberapa bilah bambu.

"Jadi tiap hari kalau tidak melalui jembatan, siswa, guru atau pun warga yang lain melewati sungai," ungkap Yuliana Patalle, salah satu Guru di SD Negeri 6 Balusu.




(sar/hmw)

Hide Ads