Relawan Ibas-Puspa Dampingi Rombongan Danny Pomanto Kampanye di Luwu Timur

Ahmad Al Qadri - detikSulsel
Selasa, 05 Nov 2024 20:04 WIB
Foto: Relawan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur Ibas-Puspa dampingi rombongan Danny Pomanto Kampanye. (Dok. Istimewa)
Luwu Timur -

Calon Gubernur Sulsel nomor urut 1, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto melakukan rangkaian kampanye di wilayah Luwu Raya. Khusus di Luwu Timur, rombongan Danny turut didampingi oleh salah satu relawan dari Paslon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam-Puspawati Husler (Ibas-Puspa).

Pantauan detikSulsel, tim dari Paslon Ibas-Puspa turut hadir saat Danny menemui pendukungnya di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur, Selasa (5/11/2024). Tim dari Ibas-Puspa itu juga ikut mengawal saat rombongan Danny bergerak ke titik kampanye berikutnya di Desa Asuli, Kecamatan Towuti, Luwu Timur.

"Tadi waktu sore (mulai ikut rombongan Danny)," ujar relawan Ibas-Puspa, Megawati kepada detikSulsel di Luwu Timur.


Megawati menjelaskan alasan dirinya memberikan dukungan ke Danny. Menurut dia, warga di Luwu Timur tidak sepakat dengan nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang.

"Gara-gara Andalan kemarin ganti nama bandara, makanya orang keberatan," kata Megawati.

Menurut Megawati, nama bandara tersebut harusnya tetap menggunakan nama Bandara Sorowako.

"Harusnya kan pake nama Sorowako," katanya.

Danny Kampanye di Desa Sorowako

Danny sebelumnya menemui para pendukungnya di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur, Selasa (5/11). Danny menyebut semua infrastruktur nantinya menggunakan nama tokoh daerah asli Luwu Timur.

"Kita akan lakukan perbaikan infrastruktur, tapi percayalah pokoknya di Luwu Timur tidak akan pernah ada nama saya, saya taruh di situ. Itu milik orang berjasa, itu milik para pejuang kita, itu milik para pejuang nasional kita, pahlawan nasional kita," kata Danny.

Peraih penghargaan Prasamya Purnakarya Nugraha dua kali tersebut mengatakan semua infrastruktur daerah bukan milik keluarga tertentu. Baginya nama tradisi atau tokoh adat jauh lebih baik digunakan.

"Saya pemegang Prasamya Purnakarya Nugraha, ini tahun dua kali saya dapat. Pertama di Indonesia dua kali orang dapat. Prasamya itu tidak semua orang dapat biar orang hebat. Penghargaan di atas penghargaan," kata Danny.

"Bukan milik keluarga. Tabe' saya tidak singgung orang lain, saya cuman singgung diriku. Nama tradisi kalau perlu kita angkat semua. Nama budaya kita angkat semua," tambahnya.

Bagi Danny penghargaan terhadap sejarah dan tokoh-tokoh Nasional, Tradisi dan adat dari daerah harus terus dihidupkan.

"Sejarah itu mahal, dan identitas kita," tutupnya.



Simak Video "Video: KPU Ungkap Masih Ada 2 Kabupaten Kekurangan Dana PSU Pilkada 2024"

(hmw/ata)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork