Banjir yang merendam sejumlah rumah warga di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sudah mulai surut. Namun warga memilih bertahan di pengungsian sebab khawatir kondisi rumah masih lembap untuk ditinggali.
Salah satu pengungsi bernama Sari Bulan (58) mengaku enggan pulang sebelum kondisi dianggap aman dari potensi banjir susulan. Dia juga menunggu air yang merendam rumahnya betul-betul kering.
"Kita, kan, (di rumah) tidak pakai ranjang, langsung kasur. Jadi, lembap. Biar sudah kering, tapi masih ada hawanya, apek," kata Sari di pengungsian Masjid Makkah Al-Mukarramah, Jumat (13/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sari mengungkapkan dirinya dan keluarga menjadi pengungsi pertama di kala banjir sebab rumahnya berada di dataran rendah. Sehingga, ketika banjir surut ia juga menjadi yang terakhir pulang ke rumah.
"Kita yang pertama (mengungsi), kita juga yang terakhir (pulang)," ucapnya.
Dia hingga kini masih akan melihat situasi terlebih dahulu. Sari menegaskan masih tetap bertahan di pengungsian sebelum kondisi rumahnya betul-betul kering.
"Kalau belum kering betul tidak mau pulang dulu," terangnya.
Koordinator pengungsi di Masjid Makkah Al-Mukarramah, Marlina menyebut bahwa beberapa warga sempat kembali ke rumah mereka untuk membersihkan. Namun, barang-barang warga masih tetap disimpan di pengungsian.
"Sudah agak mulai kering rumahnya dan ada sebagian pulang membersihkan. Kasur-kasurnya masih ada di sini dulu ditaruh. Cuma pergi dulu bersihkan rumahnya," tuturnya.
"(Warga khawatir) kalau tidur nanti saat pulang masih lembap atau bagaimana. Yang ada anak bayinya, kan, kasihan juga," imbuh Marlina.
Di sisi lain, kata dia, kondisi kesehatan semjulah pengungsi di lokasi mulai terganggu. Beberapa warga mengeluhkan gatal-gatal dan diare.
"Yang gatal-gatal banyak. Ada dokter periksa, pagi sama sore. Delapan orang gatal-gatal," ungkapnya.
Sementara itu, koordinator pengungsi di Masjid Jabal Nur, Hamsinah menuturkan air di dalam rumah warga sudah mulai kering. Namun, air masih menggenang di depan rumah sehingga tidak ada warga yang memutuskan kembali ke rumah mereka.
"Belum (ada warga kembali ke rumah). Tidak ada yang kembali. Nanti dari (personel) Polsek Manggala pantau air, kalau misalnya bisa pulang, silakan pulang," ujarnya.
"(Untuk sementara) bertahan dulu," tambah Hamsinah.
Hamsinah menambahkan, selama berada di pengungsian, kebutuhan warga relatif tercukupi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk memastikan kesehatan para pengungsi, posko kesehatan dari Puskesmas Antang Perumnas secara rutin memeriksa kondisi warga.
"(Petugas) posko biasa berapa kali datang (memeriksa kondisi pengungsi). (Kondisi kesehatan warga) aman," ungkapnya.
Sebagai informasi, sebanyak 132 warga korban banjir mengungsi di dua masjid di Kecamatan Manggala, Makassar. Lokasi pengungsian berada di Masjid Jabal Nur dan Masjid Makkah Al-Mukarramah.
Dari data yang dihimpun, 61 warga mengungsi di Masjid Jabal Nur, Jalan Biola 18, Blok 10, Kelurahan Manggala. Sementara 71 pengungsi lainnya berada di Masjid Makkah Al-Mukarramah, Jalan Suling 1, RT 01, RW 11, Kelurahan Manggala.
(asm/asm)