Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mulai surut. Meski begitu, warga memilih tetap bertahan di pengungsian hingga kondisi benar-benar aman untuk kembali ke rumah masing-masing.
Pantauan detikSulsel di lokasi pengungsian, Masjid Jabal Nur, Jalan Biola 18, Blok 10, Kelurahan Manggala, Jumat (13/12/2024), sekitar pukul 14.00 Wita, warga masih menempati pengungsian. Di sini ada 61 warga terdampak banjir yang mengungsi sejak Selasa (10/12).
Kondisi serupa di titik pengungsian lain, Masjid Makkah Al-Mukarramah, Jalan Suling 1, RT 01, RW 11, Kelurahan Manggala. Warga masih menempati pengungsian walaupun sebagian memilih pulang untuk membersihkan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator pengungsi di Masjid Jabal Nur, Hamsinah menyatakan bahwa air di dalam rumah warga sudah mulai kering. Namun, air masih menggenang di depan rumah sehingga tidak ada warga yang memutuskan kembali ke rumah mereka.
"Belum (ada warga kembali ke rumah). Tidak ada yang kembali. Nanti dari (personel) Polsek Manggala pantau air, kalau misalnya bisa pulang, silakan pulang," ujarnya.
"(Untuk sementara) bertahan dulu," tambah Hamsinah.
Hamsinah menambahkan, selama berada di pengungsian, kebutuhan warga relatif tercukupi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk memastikan kesehatan para pengungsi, posko kesehatan dari Puskesmas Antang Perumnas secara rutin memeriksa kondisi warga.
"(Petugas) posko biasa berapa kali datang (memeriksa kondisi pengungsi). (Kondisi kesehatan warga) aman," ungkapnya.
Sementara, Marlina selaku koordinator pengungsi di Masjid Makkah Al-Mukarramah menyebut bahwa beberapa warga sempat kembali ke rumah mereka untuk membersihkan. Namun, barang-barang warga masih tetap disimpan di pengungsian.
"Sudah agak mulai kering rumahnya dan ada sebagian pulang membersihkan. Kasur-kasurnya masih ada di sini dulu ditaruh. Cuma pergi dulu bersihkan rumahnya," tuturnya.
"(Warga khawatir) kalau tidur nanti saat pulang masih lembap atau bagaimana. Yang ada anak bayinya, kan, kasihan juga," imbuh Marlina.
Lebih lanjut, Marlina mengungkapkan, kondisi kesehatan pengungsi di lokasi ini menjadi perhatian. Warga mengeluhkan gatal-gatal dan diare.
"Yang gatal-gatal banyak. Ada dokter periksa, pagi sama sore. Delapan orang gatal-gatal," bebernya.
Salah satu pengungsi bernama Sari Bulan (58) mengaku enggan pulang sebelum rumahnya benar-benar kering. Menurutnya, rumahnya berada di dataran rendah sehingga saat ada genangan selalu jadi yang terakhir surut.
"Kita yang pertama (mengungsi), kita juga yang terakhir (pulang). Kalau belum kering betul tidak mau pulang dulu," terangnya.
"Kita, kan, (di rumah) tidak pakai ranjang, langsung kasur. Jadi, lembap. Biar sudah kering, tapi masih ada hawanya, apek," sambung Sari Bulan.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 132 warga korban banjir mengungsi di dua masjid di Kecamatan Manggala, Makassar. Lokasi pengungsian berada di Masjid Jabal Nur dan Masjid Makkah Al-Mukarramah.
Dari data yang dihimpun, 61 warga mengungsi di Masjid Jabal Nur, Jalan Biola 18, Blok 10, Kelurahan Manggala. Sementara 71 pengungsi lainnya berada di Masjid Makkah Al-Mukarramah, Jalan Suling 1, RT 01, RW 11, Kelurahan Manggala.
"Sudah tiga malam (warga mengungsi ke Makkah Al-Mukarramah). Selasa, Rabu, Kamis," ujar koordinator pengungsi di Masjid Makkah Al-Mukarramah, Marlina, kepada detikSulsel di lokasi, Kamis (13/12).
(asm/sar)