7 Hal tentang Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar hingga 1 Tewas

7 Hal tentang Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar hingga 1 Tewas

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 06 Mei 2024 08:00 WIB
Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Makasar Brigjen TNI (Marinir) Andi Rahmat M
Foto: Danlantamal VI Brigjen TNI (Marinir) Andi Rahmat M saat konferensi pers kasus penembakan di Makassar. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Oknum TNI Angkatan Laut (AL) berinisial Koptu SB menembak dua remaja inisial RS (18) dan AL (16) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), saat terjadi kericuhan antarwarga imbas pencurian handphone (HP). Insiden itu menyebabkan korban RS tewas dengan luka tembak di kepala.

Peristiwa itu terjadi di Jalan Butta Butta Caddi, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Minggu (5/5/2024) sekitar pukul 04.50 Wita. Satu korban inisial AL masih dirawat di rumah sakit karena luka tembakan di dada sebelah kanan.

"Adanya dugaan tindak pidana penembakan kepada warga sipil atas nama saudara RS dan saudara AL yang diduga dilakukan oleh oknum TNI Angkatan Laut atas nama Koptu SB," ungkap Danlantamal VI Makassar Brigjen TNI (Marinir) Andi Rahmat M kepada wartawan, Minggu (5/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikSulsel, Senin (6/5), berikut 7 hal tentang oknum TNI menembak 2 remaja hingga satu orang di antaranya tewas:

1. Koptu SB Tembak Pakai Senjata Angin

Koptu SB menembak kedua warga sipil tersebut menggunakan senjata angin jenis pre-charged pneumatic (PCP). Senjata itu sudah disita Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal VI.

ADVERTISEMENT

"Senjata yang bersangkutan senapan angin jenis PCP," ungkap Rahmat.

Rahmat mengatakan, pihaknya turut mengamankan 15 butir peluru dari tangan Koptu SB. Kasus inipun masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

"Barang bukti yang disita tadi, senjata yang bersangkutan senapan angin jenis PCP, kemudian ada pelurunya sekitar 15 butir, sudah diambil semua," ujarnya.

2. Bermula dari Ricuh Imbas Pencurian HP

Kasus penembakan ini berawal dari kericuhan warga antarkampung usai HP milik wanita inisial ST dicuri orang tidak dikenal. Suami korban pencurian menyebut jika pelakunya merupakan warga dari wilayah yang berbeda.

"Suami yang bersangkutan atas nama saudara R mendapat informasi dari warga sekitar bahwa pencuri berasal dari kampung sebelah," tutur Rahmat.

Belakangan, pencurian itu memicu bentrok warga antarkampung. Kedua kelompok warga saling serang menggunakan senjata tajam dan diwarnai aksi lemparan batu.

"Berdasarkan keterangan saksi mata atas nama FI telah terjadi keributan antar kampung dengan menggunakan batu dan busur yang kemungkinan diakibatkan tentang masalah pencurian HP," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

3. Rumah Koptu SB Rusak Dilempari Batu

Kericuhan itu membuat Koptu SB mengecek situasi dari balkon lantai 2 rumahnya. Rahmat mengatakan, kediaman oknum TNI AL tidak jauh dari lokasi bentrokan tersebut.

"Koptu SB mengecek kondisi rumahnya dan melihat kaca rumah sebelah kanan sudah pecah terkena lemparan dari warga yang sedang bertikai," ucap Rahmat.

Rahmat menuturkan, rumah Koptu SB dilempar dari arah tol samping rumahnya. Koptu SB kemudian mengambil senapan angin jenis PCP dan melepaskan tembakan ke arah pelempar.

"Koptu SB menembak ke arah warga yang sedang bertikai sebanyak tiga butir dari balkon lantai 2 rumah yang bersangkutan," tutur Rahmat.

4. Korban Tewas Tertembak di Kepala

Setelah menembak, Koptu SB keluar dari rumahnya dengan membawa senapan. Koptu SB lantas melihat tiga orang membawa senjata tajam dari arah Kampung Pacelang menuju sisi tol dekat rumahnya.

"Kemudian Koptu SB menembak ke arah 3 orang orang yang membawa parang tersebut sebanyak 1 butir dan diduga mengenai korban atas nama saudara AL pada bagian dada sebelah kanan dan saat ini sedang dirawat di RS dr Wahidin Sudirohusodo untuk dilakukan perawatan lebih lanjut," bebernya.

Tidak berselang lama, Koptu SB kembali melepaskan tembakan saat melihat warga berinisial RS membawa senter dari arah lain jalan tol. Koptu SB menembak setelah mendengar teriakan warga yang menuding RS adalah pelaku yang terlibat dalam kericuhan itu.

"Koptu SB menembak ke arah orang yang membawa senter tersebut sebanyak 1 butir dan diduga mengenai korban atas nama saudara RS pada bagian kepala hingga menyebabkan korban atas nama RS mendapat luka serius di kepala hingga meninggal dunia setelah dilakukan perawatan ke RS Bhayangkara," jelas Rahmat.

5. Pomal Lantamal VI Tahan Koptu SB

Aparat TNI dan kepolisian yang mendapat laporan kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal VI kemudian menahan Koptu SB.

"Polisi Militer Angkatan Laut Lantamal VI mengamankan terduga pelaku atas nama Koptu SB beserta barang bukti yang digunakan di Kantor Pomal Angkatan Laut VI untuk dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," ungkapnya.

Rahmat menyesalkan adanya insiden penembakan tersebut. Dia menegaskan terduga pelaku akan diproses hukum sesuai aturan berlaku.

"Saya selaku komandan Lantamal VI menyampaikan turut berduka cita atas adanya korban jiwa dan akan terus memberikan perhatian kepada korban yang masih dirawat," tegas Rahmat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

6. Keluarga Tolak Korban Diautopsi

Rahmat mengatakan, korban tewas sudah dimakamkan pihak keluarga. Hal ini setelah keluarga korban menolak jasad RS diautopsi.

"Kalau keluarga pasti kecewa, sedih, cuma tadi ada surat pernyataannya juga tapi tidak berkenan diautopsi. Namun mereka hanya berharap ini mohon dilanjutkan sesuai proses hukum untuk hukumannya," sebutnya.

Pihaknya berkomitmen akan mengusut tuntas kasus ini. Koptu SB, kata Rahmat, akan menjalani proses hukum lewat peradilan militer.

"Jadi kalau TNI yang melakukan di peradilan militer, ada aturannya sendiri sehingga itu mungkin yang kita ikuti aturannya di peradilan militer, tapi yakinlah pasti akan berjalan sesuai dengan hukum yang ada," tegas Rahmat.

7. Pengakuan Kerabat Korban Penembakan

Keluarga remaja yang tewas ditembak Koptu SB menjelaskan, korban RS mulanya terbangun usai mendengar adanya teriakan terkait pencurian. RS pun pergi mengecek rumah warga yang kecurian.

"Jadi akhirnya kita ke rumah korban ini yang dicuriki (kecurian). Sampai di rumah korban memang betul dicuriki," kata kakak korban, Rahmat (40) kepada wartawan, Minggu (5/5).

Rahmat melanjutkan, korban lalu menuju ke pos ronda di ujung lorong dekat rumahnya. Namun dalam perjalanan, korban mendengar adanya keributan antarwarga imbas pencurian itu, hingga terdengar tembakan yang tanpa diduga pelurunya mengenai kepala RS.

"Saya juga tidak tahu (siapa yang tembak), dia (korban) cuma berdiri nda lama kemudian bunyi suara tembakan pas balik ternyata adikku yang ditembak," tuturnya.

Rahmat kemudian membawa adiknya ke Rumah Sakit Angkatan Laut, Jalan Satando, Makassar. Saat itu Rahmat masih belum mengetahui pelaku penembakan, namun dia berharap pelaku ditindak tegas.

"Saya bawa ke rumah sakit, di Angkatan Laut. Kalau masalah pelakunya saya tidak tahu, siapa yang tembak. Awal mulanya saya tidak tahu siapa yang tembak," tandas Rahmat.

Halaman 2 dari 3
(sar/ata)

Hide Ads