4 Hal Diketahui soal Bocah Perempuan Ditemukan Tewas di Gua Buton Selatan

Sulawesi Tenggara

4 Hal Diketahui soal Bocah Perempuan Ditemukan Tewas di Gua Buton Selatan

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Kamis, 29 Feb 2024 08:00 WIB
Lokasi penemuan mayat bocah perempuan terhimpit di lubang batu di Buton Selatan, Sultra.
Foto: Lokasi penemuan mayat bocah perempuan terhimpit di lubang batu di Buton Selatan, Sultra. (Dok. Istimewa)
Buton Selatan -

Bocah perempuan berinisial SF (6) di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditemukan tewas tanpa busana di sebuah gua batu. Polisi menduga korban tewas usai dianiaya.

Jasad korban ditemukan di Dusun Labuani, Desa Kaofe, Kecamatan, Kadatua, Buton, Minggu (25/2) sekitar pukul 09.00 Wita. Kasus penemuan mayat korban ini pun heboh di media sosial.

Dirangkum detikcom, Kamis (29/2/2024), berikut 4 hal diketahui soal kasus kematian SF yang jasadnya ditemukan di gua batu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jasad Korban Terimpit Batu

SF ditemukan tewas dengan tubuh terimpit batu di gua. Mayat korban ditemukan dalam kondisi tanpa busana dengan tubuh penuh luka.

"Korban ditemukan tewas dengan posisi tubuhnya berada di gua atau lubang batu," kata Kasi Humas Polres Baubau AKP Abdul Rahmad kepada detikcom, Selasa (27/2).

ADVERTISEMENT

Rahmad mengatakan korban ditemukan dalam keadaan tidak menggunakan busana. Korban ditemukan terimpit di dalam lubang batu dengan kondisi tubuh tidak beraturan.

"Korban ditemukan dalam kondisi gak berbusana dengan separuh tubuhnya berada di dalam lubang batu," imbuhnya.

2. Korban Sempat Dilaporkan Hilang

Korban ternyata sempat dilaporkan hilang 3 hari sebelum ditemukan tewas. Informasi kehilangan itu dilaporkan oleh ibu angkat korban.

"Ibu angkat korban sudah melaporkan korban hilang sejak Kamis (22/2)," kata AKP Rahmad.

Rahmad menyebut korban mulanya pergi ke sekolah pada Kamis (22/2) sekitar pukul 07.00 Wita. Namun, korban yang masih duduk di bangku TK ini tidak kunjung pulang hingga pukul 10.00 Wita.

Sementara, ibu angkat korban saat itu belum melakukan pencarian terhadap korban. Sebab, korban memiliki kebiasaan pulang ke rumah bibinya di desa tetangga.

"Kebiasaan korban jika pulang sekolah singgah di rumah bibinya, sehingga ibu angkatnya tidak berusaha mencari," ungkap Rahmad.

Setelah tak kunjung pulang hingga sore hari, ibu angkatnya langsung pergi mencari korban. Namun, ternyata korban tak berada di rumah bibinya.

"Sore di cari di rumah bibinya tidak ada, sehingga membuat laporan kehilangan anak di Polsek Kadatua," imbuhnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

3. Diduga Korban Penganiayaan

Belakangan polisi mengungkap SF diduga mengalami tindak pidana penganiayaan. Dugaan itu berdasarkan kondisi tubuh korban saat ditemukan warga.

"(Dugaan sementara) Masih penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata AKP Rahmad kepada detikcom, Rabu (28/2/2024).

Rahmad mengungkapkan dugaan penganiayaan itu dilihat dari hasil visum luar di tubuh korban. Ia mengatakan ada beberapa luka di tubuh korban.

"Dari visum luar korban terdapat luka kecil pada dada sebelah kiri, memar pada dada, luka pada kemaluan," ungkapnya.

Kendati demikian, polisi masih mengumpulkan bukti cukup untuk mengetahui penyebab korban tewas. Rahmad menuturkan polisi sudah melakukan proses autopsi di RS Bhayangkara Kendari.

"Kamu masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan hal tersebut. Untuk proses autopsi dilakukan Tim Forensik RS Bhayangkara Kendari," ungkapnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

4. Hoax Foto Pelaku

Sebuah foto pria disebut sebagai pembunuh SF ramai beredar di media sosial. Namun polisi membantah foto tersebut sebagai pelaku.

"Bukan (foto pelaku pembunuh), untuk foto di atas yang beredar di media sosial itu hanya tersebar oleh pengguna media sosial," ujar AKP Rahmad.

Rahmad memastikan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait terduga pelaku. Sehingga, polisi belum bisa berspekulasi foto tersebut sebagai pelaku.

"Saat ini jajaran kepolisian Polres Baubau masih dalam melakukan penyelidikan," bebernya.

Dia mengatakan polisi masih mengumpulkan bukti cukup untuk mengetahui penyebab korban tewas. Rahmad menuturkan polisi sudah melakukan proses autopsi.

"Kami dari kepolisian masih menunggu hasil autopsi yang sudah dilaksanakan tadi malam untuk mengetahui penyebab meninggalnya," imbuhnya.

"Namun dari kepolisian, informasi apapun dapat juga dijadikan sebagai bahan penyelidikan," tambahnya.

Halaman 2 dari 3
(asm/ata)

Hide Ads