Tiga orang sekeluarga tewas dibantai enam pria di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pembunuhan ini dipicu kecemburuan salah satu pelaku usai istrinya memutuskan poliandri.
Pembunuhan tersebut terjadi di Dusun Panjuang, Kecamatan Bajeng Barat, Gowa pada Minggu (1/10) sekitar pukul 01.18 Wita. Keenam pelaku masing-masing pria berinisial HL (60), MH (23), HM (28), I (18), S (19), dan MT (54).
Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni mengatakan ketiga korban masing-masing berinisial AB (60), FS (22), dan SU (40). Para pelaku menghabisi nyawa korbannya menggunakan senjata tajam.
"Modus pelaku yaitu melakukan kekerasan secara bersama-sama dengan menggunakan senjata tajam, berupa badik dan parang, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Setyo saat konferensi pers di Mapolda Sulsel, Jumat (6/10/2023).
Dirangkum detikSulsel, Minggu (8/10), berikut fakta-fakta sekeluarga di Gowa tewas dibantai 6 pria gegara poliandri:
1. Awal Mula Pembunuhan Sekeluarga
Setyo menjelaskan pembunuhan ini bermula dari sakit hati HL terhadap FS. Pelaku HL disebut punya dendam terhadap korban FS usai menikah siri dengan istrinya.
"Motif yaitu dendam. Pelaku dendam karena korban FS dan istri pelaku telah menikah siri," jelasnya.
HL kemudian mengajak pelaku lainnya, yakni MH, HM, I, dan S untuk menyerang rumah FS. Perencanaan pembunuhan itu dilakukan saat pesta minuman keras di kediaman HL pada Sabtu (30/9).
"HL menyampaikan permasalahan rasa sakit hati, dan menyuruh melakukan penyerangan ke rumah korban," tutur Bahtiar.
Bahtiar melanjutkan, kelima pelaku tidak hanya membunuh FS. Mereka juga membunuh dua orang keluarga FS, yakni AB dan SU.
"AB ini adalah paman dari FS. Sedangkan SU ini adalah paman, saudara kandung dari orangtua FS," jelasnya.
2. Pelaku Utama Dibantu 2 Anaknya
Setyo mengatakan pelaku HL merupakan dalang pembunuhan tersebut. Peran HL mendorong pelaku lainnya turut serta melakukan penyerangan.
"Peran yang bersangkutan (HL) menyampaikan permasalahan rasa sakit hati. Dan menyuruh melakukan penyerangan ke rumah korban," jelasnya.
Pembunuhan yang dipicu karena poliandri ini ternyata melibatkan dua anak kandung dari HL, yakni MH dan HM. Keduanya punya peran berbeda.
"Pelaku inisial MH, perannya melakukan penikaman terhadap FS. (Dan) melakukan kekerasan kepada korban AB dan SU dengan cara menebas," papar Setyo.
Sementara pelaku HM berperan untuk menyediakan senjata tajam yang digunakan melakukan pembantaian. Namun HM juga disebut ikut menebas para korban.
"Tersangka inisial HM, perannya melakukan penikaman terhadap FS, menyediakan sebuah badik dan melakukan tindak kekerasan kepada korban dengan cara menusuk," tutur Setyo.
3. Peran 3 Pelaku Lainnya
Setyo menuturkan pelaku inisial I dan S bertugas memantau di lokasi kejadian. Keduanya dipersenjatai busur dan anak panah saat berjaga memastikan kondisi aman tanpa sepengetahuan warga.
"Pelaku inisial I dan S, perannya memasuki rumah korban dengan membawa sebuah busur. Menjaga lokasi pada saat terjadi penyerangan," ungkap Setyo.
Setelah membunuh ketiga korbannya, kelima pelaku yakni HL, MH, HM, I dan S meninggalkan lokasi kejadian. Kelimanya hendak melarikan diri dibantu oleh rekannya inisial MT.
"Tersangka inisial MT, perannya merintangi penyidikan dengan cara membawa pelaku kabur ke Kota Palu, Sulawesi Tengah," imbuhnya.
Simak fakta-fakta lainnya di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Lansia di Lampung Tewas Digorok Anaknya Sendiri, Leher Nyaris Putus"
(sar/hsr)