Papua

Duduk Perkara 2 Petinggi KNPB Ditangkap Terkait Penganiayaan di Sentani

Raymond Latumahina - detikSulsel
Jumat, 08 Sep 2023 07:20 WIB
Foto: Bentrokan antarsimpatisan KNPB di Sentani, Jayapura. Dokumen Istimewa
Sentani -

Polisi menangkap dua petinggi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berinisial AK dan BM di Kabupaten Jayapura, Papua. Keduanya diduga terlibat dalam kasus penganiayaan dan pembakaran di Sentani.

Diketahui, kasus penganiayaan dan pembakaran itu terjadi di BTN Purwodadi, Sentani, Jayapura pada Jumat (18/8). Saat itu, salah satu kelompok KNPB menggelar syukuran dalam rangka pemindahan kantor sekretariat yang baru di BTN Purwodadi.

Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen mengatakan AK merupakan Ketua KNPB Sentani. Sementara BM menjabat sebagai Sekretaris KNPB Numbay, Distrik Jayapura Selatan.


"Sebenarnya tuh bukan simpatisan lagi AK itu sebagai Ketua KNPB Sentani. Satunya lagi BM sebagai Sekretaris KNPB Numbay," ujar AKBP Fredrickus kepada detikcom, Kamis (7/9/2023).

Fredrickus mengungkap AK dan BM ditangkap di Kampung Sereh, Distrik Sentani, Jayapura pada Sabtu (2/9). Keduanya telah ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Hari Minggu sudah dilakukan penahanan terkait peristiwa penganiayaan dan pengrusakan di BTN Purwodadi," terangnya.

Fredrickus mengatakan keduanya dikenakan 3 pasal sekaligus akibat aksi penganiayaan dan pembakaran. 3 pasal tersebut yakni Pasal 160, Pasal 170, dan Pasal 351 KUHP.

"Ya terlibat, pasal yang kita pakai kan Pasal 170, Pasal 160, dan Pasal 351," bebernya.

Kemungkinan Ada Tersangka Baru

Fredrickus menegaskan pihaknya masih fokus mendalami motif dan modus dalam aksi penganiayaan dan pembakaran itu. Dia memastikan akan mengusut tuntas kasus ini.

"Nanti kan motif dan modus itu kan jadi acuan dalam pemeriksaan apa sih menyebabkan mereka sampai kaya gitu kan melakukan penganiayaan dan pengrusakan," bebernya.

Di sisi lain, Fredrickus mengatakan tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus ini. Sebab pihaknya masih melakukan pendalaman dan memeriksa sejumlah saksi.

"Kalau kemungkinan bisa saja sambil nanti dalam perkembangan ini. Itu kan mereka datang kan dengan kelompok yang baru teridentifikasi kan dua ini melakukan," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...




(hsr/ata)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork