Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengungkap fakta baru tentang Redho Tri Agustian (20), mahasiswa yang tewas dibunuh dan dimutilasi di Sleman. Korban ternyata sudah 3 bulan melakukan penelitian terhadap kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi. Dia mengatakan korban menerima dana hibah penelitian mahasiswa.
Dirangkum dari detikJogja, Jumat (28/7/2023), berikut fakta-fakta mahasiswa UMY korban mutilasi sedang teliti kelompok LGBT:
1. Korban Terima Dana Hibah dari Kemendikbudristek 2023
Nurmandi mengatakan dana hibah penelitian yang diterima korban merupakan program dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek RI tahun 2023. Sejak saat itulah korban mulai melakukan penelitiannya terhadap kelompok LGBT.
"Jadi memang sedang meneliti, namanya meneliti kan orang harus mencari informasi. Mungkin masuk toh, apalagi kelompok kayak gitu itu kan," kata Nurmandi kepada wartawan, Kamis (27/7).
Nurmandi menyebut Redho mengangkat penelitian tentang kelompok LGBT di Jogja. Namun, Nurmandi tidak tahu latar belakang ketertarikan Redho mengangkat penelitian dengan tema LGBT.
"(Judul penelitian) Ya kelompok-kelompok unik di Jogja itu, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal," ujar Nurmandi.
2. UMY Bantah Redho LGBT
Kendati meneliti soal LBGT, Redho dinilai bukanlah LGBT. Hal ini karena kebanyakan LGBT mencari pasangan yang sejajar.
"Kalau misalnya ya, itu LGBT kan tidak mungkin, tidak sejajar kok, kan itu kan pengangguran semua pelakunya. Kan tidak wajar toh, LGBT kan sejajar, mahasiswa sama mahasiswa, wartawan sama wartawan, gitu," katanya.
Lebih lanjut dia meluruskan isu yang beredar soal kelompok menyimpang yang diikuti Redho. Sebab, hal itu baru berdasarkan keterangan pelaku.
"Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal sehingga kita mencari informasi apa yang dia lakukan termasuk riset," katanya.
3. Dua Pelaku Diduga Responden Korban
Nurmandi menduga kedua pelaku mutilasi Redho adalah responden penelitian korban. Terlebih, polisi menemukan Redho dan pelaku mutilasi tergabung dalam grup Facebook (FB) yang tak wajar.
"Iya, indikasinya kan sementara ini ya seperti itu," ucap Nurmandi.
Nurmandi mengatakan penelitian yang dilakukan Redho sudah berlangsung lama. Menurut Nurmandi, memang sulit memasuki kelompok LGBT.
"Yang kita tahu itu kan sudah 3 bulan dia meneliti itu. Cuma kan masuk kelompok itu susah," katanya.
Simak fakta selengkapnya di halaman berikutnya....
(hmw/hsr)