Sebanyak 4 oknum prajurit Komando Operasi Udara (Koopsud) III ditetapkan sebagai tersangka kasus tewasnya Prada Muhammad Indra Wijaya karena dianiaya. Keempat tersangka juga melakukan penganiayaan terhadap 6 orang juniornya yang merupakan rekan Prada Indra.
"Yang mendapat tindakan teman seangkatan almarhum ada enam orang," ungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah kepada detikcom, Jumat (25/11/2022).
Indan mengatakan Koopsud III telah memeriksa kondisi keenam rekan Prada Indra. Dia memastikan kondisi mereka dalam kondisi baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang lainnya aman," ujar Indan.
Tersangka Ngaku Beri Pembinaan
Indan mengungkapkan penganiayaan yang dilakukan 4 oknum prajurit kepada Prada Indra bukan karena persoalan pribadi. Keempat tersangka mengaku melakukan pembinaan terhadap juniornya.
"Nggak ada motif pribadi atau selisih paham. Para seniornya bermaksud melakukan pembinaan kepada juniornya," ujar Indan.
Keempat tersangka penganiayaan Prada Indra dijerat pasal pembunuhan. Keempatnya, yakni Prada SL, Prada MS, Pratu DD, dan Pratu BG.
"(Pasal yang disangkakan) 338 KUHP tentang Pembunuhan, 351 KUHP ayat 3 tentang Penganiayaan yang Menyebabkan Meninggal," jelas Indan saat dihubungi, Rabu (23/11).
Para tersangka juga dikenai Pasal 131 KUHPM ayat 3 terkait penganiayaan atasan kepada bawahan. "(Pasal) 131 KUHPM ayat 3 pemukulan atasan kepada bawahan dalam dinas, menyebabkan kematian," sambung dia.
Indan lalu menjelaskan ancaman hukuman pada tiap pasal.
"Pasal 338 KUHP ancaman hukuman 15 tahun juncto Pasal 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun, juncto pasal 131 ayat (3) KUHPM, dengan ancaman hukuman 9 tahun," jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
Prada Indra Pingsan Usai Main Futsal
Indan menjelaskan pada 18 November lalu, para prajurit Tamtama di Koopsud III bermain futsal pada malam hari. Prada Indra ikut bermain futsal dengan para seniornya.
Setelah bermain futsal, Prada Indra ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh rekannya. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan mendapat tindakan medis hingga dipasangi alat pacu jantung.
"Kejadian itu tanggal 18 (November), anak-anak Tamtama, senior satu klik almarhum, mereka ini olahraga futsal malam hari. Malamnya itu, berdasarkan cerita awal, Indra ini di kamarnya ditemukan tidak sadar," jelas Indan.
"Dibawalah almarhum ke rumah sakit, dicek. Diambil tindakan-tindakan medis untuk menyadarkan, termasuk dengan alat pacu jantung, ternyata tidak respons," tambah dia.