Tau-tau adalah komponen yang sangat penting dalam ritual rambu solo di suku Toraja. Tau-tau merupakan patung replika menyerupai orang yang sudah meninggal.
Hal ini membuat seniman pemahat Tau-tau memiliki menjadi kedudukan yang istimewa bagi masyarakat suku Toraja. Beberapa diantaranya menjadikan pemahat Tau-tau sebagai profesi turun-temurun.
Salah satunya Yohanis Garatta, yang kini menjadi salah satu seniman pemahat Tau-tau yang cukup terkenal di Tana Toraja. Ia mulai menggeluti profesi sebagai pemahat Tau-tau sejak berada di sekolah dasar (SD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilmu pahat yang dimilikinya diturunkan dari sang Ayah yang juga merupakan seniman pemahat Tau-tau. Kini Yohanis dengan lihai memahat setiap detail patung hingga menyerupai orang yang menjadi model.
"Bapak memang pemahat dari dulu. Saya sudah diajarkan memahat patung sejak SD. Kalau tadi bilang saya detail, sebenarnya lebih detail karya bapak. Jadi ini bisa dibilang turun temurun lah," ucapnya kepada detikSulsel, Sabtu (6/8/2022).
Yohanis yang kini berusia 40 tahun mengatakan akan menggeluti seni memahat Tau-tau ini sampai umurnya tidak muda lagi. Bahkan kata dia, 3 anaknya akan didorong menjadi penerus demi menjaga adat istiadat Toraja.
"Kalau bisa sampai tua lah. Anak-anak juga sudah mulai belajar memahat, memang saya dorong untuk melanjutkan pekerjaan ini biar tidak terhenti di sini. Kalau bukan anak cucu yang melanjutkan siapa lagi," tandasnya.
Perbedaan Pemahat Tau-tau Dulu dan Sekarang
Yohanis menceritakan terjadi perubahan tradisi dalam melakukan seni pahat Tau-tau. Zaman dulu, kata dia, beberapa ritual harus dilakukan seorang pemahat Tau-tau sebelum membuat patung.
Memahat Tau-tau pada masyarakat Toraja zaman dulu adalah kegiatan yang sakral. Sehingga beberapa ritual harus dilakukan.
Ritual yang dimaksud diantaranya menyembelih satu ekor babi sebagai persembahan saat menebang kayu untuk Tau-tau. Kemudian, saat mulai memahat, kembali menyembelih satu ekor babi. Saat membentuk alat vital patung, pemahat kembali harus menyembelih satu ekor babi.
Namun, Yohanis mengatakan seiring perkembangan zaman kebiasaan tersebut sudah mulai menghilang. Di sisi lain bermunculan seniman-seniman pemahat Tau-tau di Toraja sehingga tradisi ini semakin lestari.
"Dulu itu jarang sekali orang yang memahat Tau-tau, ya karena setiap tahapnya ada ritualnya. Kalau mau tebang kayu harus potong babi, mulai memahat potong lagi, dan kalau sudah sampai pembentukan organ vital, itu potong satu babi lagi. Tapi sekarang sudah tidak karena zaman juga sudah berubah," jelasnya.
Raup Puluhan Juta per Patung
Karya Yohanis cukup terkenal di Toraja, khususnya Tana Toraja. Toko patung milik Yohanis terletak di Kelurahan Tondok Iring, Kecamatan Makale, Tana Toraja.
Karyanya yang memiliki sangat detail hingga sangat mirip membuat Yohanis kebanjiran orderan setiap tahunnya. Yohanis mengatakan bulan Juni dan Desember biasanya dirinya kebanjiran orderan.
Pasalnya, pada waktu-waktu tersebut banyak pesta adat termasuk Rambu Solo dilaksanakan. Dalam setahun, dia bisa membuat 10 Tau-tau.
"Kan kalau di Toraja itu bulan Juni dan Desember biasanya banyak pesta adat. Ya adalah 6 sampai 10 orderan setiap tahunnya," katanya.
Yohanis mematok harga untuk satu patung Tau-tau berada pada kisaran Rp 25 juta hingga Rp 27 juta. Sementara untuk patung kepala kerbau berada di kisaran Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.
Sementara itu, untuk menyelesaikan satu Tau-tau dirinya menghabiskan waktu sekitar satu bulan. Pemahatan dilakukan dengan bermodal foto orang yang sudah meninggal.
"Satu Tau-tau ini biasanya sebulan jadi. Bagaimana bisa mirip sekali, ya karena ada foto yang diberikan, jadi cuma itu modal kita. Tau-tau itu harganya Rp 25 sampai Rp 27 juta, kalau kepala kerbau itu Rp 3 sampai Rp 5 juta karena tidak terlalu detail, penyelesaiannya juga cuma seminggu untuk kepala kerbau," ujarnya.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Tau-tau kata Yohanis adalah kayu nangka. Pemilihan jenis kayu nangka ini tentu punya alasan tersendiri.
Menurutnya, kayu nangka memiliki struktur yang mudah untuk dipahat dan dibentuk dibanding jenis kayu lainnya. Ditambah lagi, kayu nangka ini bisa bertahan lama hingga bertahun-tahun lamanya.
"Kayu nangka, semua orang pake kayu ini kalau mau bikin Tau-tau, karena tahan lama toh, terus mudah dipahat. Kalau jenis kayu lain susah," kata Yohanis..