Renungan Harian Katolik Sabtu, 1 Maret: Kisah Santo Felix III dan Santo David

Renungan Harian Katolik Sabtu, 1 Maret: Kisah Santo Felix III dan Santo David

Fatmawati Hamzading - detikSulsel
Sabtu, 01 Mar 2025 05:30 WIB
Renungan harian Katolik hari ini
Foto: freepik/Freepik
Makassar -

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Sabtu, 28 Maret 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Renungan harian ini tentunya dapat dibaca dalam doa pribadi maupun keluarga, sebagai terang Tuhan di setiap langkah.

Adapun ayat Alkitab yang dapat dibaca sendiri atau bersama adalah Kisah Yesus bin Sirakh 17: 1-15; Mazmur 103: 13, 14, 15-16, 17-18a; Markus 10: 13-16; 1 Korintus 14: 1-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak, yuk!

Renungan Harian Katolik Hari Ini

Santo Felix III menjadi paus pada 483 M. Ia dinamakan Felix III karena sekitar tahun 365, terdapat Paus lain yang menamakan dirinya Felix II. Sementara Santo David adalah seorang biarawan yang memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Keltik.

ADVERTISEMENT

Berikut ini ayat Alkitab dan kisah teladan para santo tersebut yang dapat dijadikan bahan renungan.

Kisah Yesus bin Sirakh 17: 1-15

  • Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan kesana akan dikembalikan juga.
  • Ia menetapkan waktu tertentu bagi mereka dan sejumlah hari, sambil memberi mereka kekuasaan atas segala sesuatu di atas bumi,
  • Kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri dan menurut gambar Allah dijadikan-Nya.
  • Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menaruh ketakutan kepada manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas.
  • Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir.
  • Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat.
  • la menanamkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan pekerjaan Tuhan.
  • Maka manusia mesti memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan pekerjaan-Nya yang agung.
  • Tuhan telah mengaruniai manusia pengetahuan lagi dengan memberi mereka hukum kehidupan menjadi milik pusaka.
  • Perjanjian kekal diikat-Nya dengan mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan-Nya kepadanya.
  • Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka.
  • la berkata kepada mereka: "Jauhilah setiap kelaliman," dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya.
  • Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.

Mazmur 103: 13, 14, 15-16, 17-18a

  • Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
  • Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
  • Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
  • Apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
  • Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,
  • Bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.

Markus 10: 13-16

  • Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
  • Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
  • Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
  • Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

1 Korintus 14: 1-19

  • Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
  • Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
  • Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasehati dan menghibur.
  • Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
  • Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
  • Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
  • Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi?bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan suling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
  • Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
  • Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!
  • Ada banyak?entah berapa banyak?macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.
  • Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.
  • Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.
  • Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.
  • Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
  • Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
  • Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?
  • Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.
  • Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
  • Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.

Kisah Sang Paus, Santo Felix III (II)

Felix berasal dari sebuah keluarga berdarah Romawi. Ia menjadi Paus menggantikan Paus Santo Simplisius pada tahun 483. Ia dinamakan Felix III (II) karena kira-kira pada tahun 365 ada seorang Paus tandingan yang menamakan dirinya Felix II.

Selama masa kePausannya, Felix menghadapi bidaah Monophysitisme yang menolak ajaran iman tentang kedwitunggalan kodrat Yesus Kristus: Ilahi sekaligus manusiawi.

Untuk memecahkan masalah itu, Kaisar Zeno mengeluarkan suatu rumusan kesatuan yang bermakna ganda, yang disebut Henotikon.

Rumusan ini tidak disetujui baik oleh Sri Paus maupun oleh pengikut aliran bidaah Monophysitisme.
Demi pemecahan selanjutnya, Sri Paus Felix memanggil Acacius, Patriak Konstantinopel, penyusun rumusan itu.

Acacius menolak datang ke Roma. Maka dia diekskomunikasikan oleh Felix III. Sejak berlakunya ekskomunikasi ini, skisma Acacian mulai tersebar dan terus berkembang hingga kematianFelix III pada tanggal 1 Maret 492.

Kisah Pengaku Iman, Santo David

David mungkin lahir di Cardigan, Wales, Inggris pada tahun 520 dari sebuah keluarga Bangsawan. Ia terkenal sebagai seorang biarawan yang aktif mendirikan biara-biara: kurang lebih 12 biara yang didirikannya.

Dari antara biara-biara itu, biara Menevia di bagian barat daya Wales adalah biara pusat sekaligus menjadi tempat tinggalnya sebagai pemimpin tertinggi.

Dalam kedudukannya itu, David memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Keltik. Banyak perintis gereja Irlandia dididik di Menevia; antara lain Santo Finnianus dari Clonard, yang dijuluki sebagai bapa Monastik Irlandia.

Ketenaran namanya pada zaman itu dapat dilihat dari begitu banyak gereja kuno-lebih dari 50 buah gereja-di bagian selatan Wales yang memilih dia sebagai pelindungnya.

David meninggal dunia pada tahun 601 di Menevia. Ia digelari Kudus pada tahun 1120 pada masa kepemimpinan Sri Paus Kallistus II (1119-1124), dan diangkat sebagai pelindung suci Wales.

Demikianlah renungan harian Katolik hari ini. Selamat beribadah, ya!




(alk/alk)

Hide Ads