Renungan Harian Katolik Kamis, 20 Februari: Santo Nemesius dan Eleuterius

Renungan Harian Katolik Kamis, 20 Februari: Santo Nemesius dan Eleuterius

Fatmawati Hamzading - detikSulsel
Kamis, 20 Feb 2025 10:00 WIB
Contoh renungan harian
Foto: Getty Images/Halfpoint
Makassar -

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.


Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Kamis, 20 Februari 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Renungan harian ini tentunya dapat dibaca dalam doa pribadi maupun keluarga, sebagai terang Tuhan di setiap langkah.

Adapun ayat Alkitab yang dapat dibaca sendiri atau bersama adalah Kejadian 9: 1-13; Mazmur 102: 16-18, 19-21, 22-23; Markus 8: 27-33; dan 1 Korintus 9: 1-18.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak, yuk!

Renungan Harian Katolik Hari Kamis, 20 Februari 2025

Santo Nemesius adalah seorang martir yang berasal dari Mesir. Sementara Santo Eleuterius adalah uskup dan martir yang lahir dan hidup di Belgia. Berikut ayat-ayat Alkitab beserta kisah kedua santo teladan tersebut yang dapat dijadikan bahan renungan.

ADVERTISEMENT

Kejadian 9: 1-13

  • Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.
  • Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.
  • Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau.
  • Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan.
  • Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia.
  • Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.
  • Dan kamu, beranakcuculah dan bertambah banyak, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah banyaklah di atasnya."
  • Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:
  • "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,
  • Dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.
  • Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
  • Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
  • Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.

Mazmur 102: 16-18, 19-21, 22-23

  • (102-17) Bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya,
  • (102-18) Sudah berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka.
  • (102-19) Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN,
  • (102-20) Sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, TUHAN memandang dari sorga ke bumi,
  • (102-21) Untuk mendengar keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan mati dibunuh,
  • (102-22) Supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,
  • (102-23) Apabila berkumpul bersama-sama bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan untuk beribadah kepada TUHAN.
  • (102-24) Ia telah mematahkan kekuatanku di jalan, dan memperpendek umurku.

Markus 8: 27-33

  • Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?"
  • Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."
  • Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
  • Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.
  • Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
  • Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
  • Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

1 Korintus 9: 1-18

  • Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?
  • Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.
  • Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.
  • Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum?
  • Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
  • Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?
  • Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?
  • Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian?
  • Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
  • Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.
  • Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihank kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?
  • Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.
  • Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?
  • Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
  • Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya akupun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada?! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun juga!
  • Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
  • Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
  • Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Kisah Santo Nemesius, Martir

Nemesius berasal dari Mesir. Ketika Kaisar Desius melancarkan aksi pengejaran terhadap orang-orang Kristen, Nemesius berada di Aleksandria.

Ia bukan saja seorang beriman yang saleh, tetapi juga rasul yang aktif menyebarkan iman Kristen diantara kaum kafir. Keaktifannya ini menyebabkan dia dibenci oleh banyak orang kafir.

Oleh orang-orang kafir yang membencinya, ia diadukan kepada pemerintah namun terbukti tidak bersalah. Setelah beberapa lama, Nemesius ditangkap lagi karena imannya akan Kristus.

Ia di hadapkan ke muka prefek Romawi di Aleksandria untuk diadili. Di depan hakim, Nemesius dengan berani menyebut dirinya orang Kristen dan seorang rasul Kristus. Ia disesah dan disiksa dengan kejam, namun semuanya itu ditanggungnya demi cintanya kepada Kristus Penebus.

Ia mengalami benar-benar bahwa seperti para rasul di hadapan Dewan Sanhendrin, ia telah dipandang layak untuk menderita penganiayaan dan penghinaan karena Yesus.

Akhirnya ia di bakar hidup-hidup bersama beberapa orang penjahat. Peristiwa naas tersebut disaksikan oleh beberapa orang serani dan prajurit-prajurit Romawi.

Para prajurit itu menghiburnya dan menyediakan makanan baginya sebelum menghadapi saat hukuman mati itu. Para prajurit itu pun kemudian di hukum mati karena ketahuan mendampingi Nemesius dengan memberi hiburan dan makanan. Nemisius di bakar pada tahun 247.

Kisah Santo Eleuterius, Uskup dan Martir

Eleuterius lahir di Dornik, Belgia pada tahun 456. Putra bangsawan Dornik ini mempunyai bakat luar biasa dalam banyak hal sehingga pendidikannya dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Pendidikan iman dari orang tuanya menjadikan dia seorang beriman yang taat agama.

Pada umur 30 tahun, ia dipilih menjadi Uskup Dornik. Ia menghadapi banyak kesulitan dalam tugasnya karena keretakan hubungan antara gereja dan negara. Kecuali itu situasi dalam tubuh gereja sendiri serba tak menentu, lebih-lebih karena umat tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran iman.

Menghadapi masalah-masalah itu, Uskup Eleuterius menggalakkan berbagai kegiatan kerasulan dan pewartaan untuk mengembalikan umat kepada penghayatan iman yang sesuai dengan ajaran iman.

Ia percaya bahwa Tuhan membantu dia dalam karyanya. Dalam seluruh karyanya sebagai Uskup, ia tidak mengenal kata "mustahil".

Pengajaran Agama, perayaan Liturgi, menciptakan hubungan baik dengan para pemimpin bangsa Frank yang menguasai daerahnya, pendidikan imam-imam, semuanya menjadi pokok perhatian dan kerasulannya. Usaha-usaha ini diperkuat dengan kehidupan tapa dan doa yang mendalam tanpa mengenal putus asa.

Ketika Eleuterius meninggal karena dibunuh oleh segerombolan penyebar agama sesat pada tahun 531, para pemimpin bangsa Frank bersama sebagian rakyatnya sudah di Kristen kan oleh Eleuterius.

Ajaran-ajaran sesat yang dahulu dianutnya dulu tidak lagi menarik perhatian mereka. Melihat segala usahanya untuk menegakkan ajaran iman yang benar, kegigihannya mempertobatkan bangsa Frank yang kafir, terpenuhilah kata-kata St. Paulus ini: "Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Demikianlah renungan harian Katolik hari ini. Selamat beribadah, detikers!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads