Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Rabu, 26 Februari 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Renungan harian ini tentunya dapat dibaca dalam doa pribadi maupun keluarga, sebagai terang Tuhan di setiap langkah.
Adapun ayat Alkitab yang dapat dibaca sendiri atau bersama adalah Kisah Yesus bin Sirakh 4: 11-19; Mazmur 119: 165, 168, 171, 172, 174, 175; Markus 9: 38-40; dan 1 Korintus 12: 1-11.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak, yuk!
Renungan Harian Katolik Hari Rabu, 26 Februari 2025
Santo Didakus Carvalho adalah seorang martir sekaligus misionaris Yesus yang unggul. Ia baik dan ramah kepada umatnya, tidak segan terhadap pekerjaan dan perjalanan yang sukar, dan tidak takut menderita. Berikut ayat-ayat Alkitab beserta kisah Santo Didakus Carvalho yang dapat dijadikan renungan.
Kisah Yesus bin Sirakh 4: 11-19
- Kebijaksanaan meninggikan segala anaknya, dan orang yang mencarinya dihiraukannya.
- Siapa yang mencintai kebijaksanaan mencintai kehidupan, dan barangsiapa pagi- pagi menghadapinya akan penuh sukacita.
- Siapa yang berpaut padanya mewarisi kemuliaan, dan ia diberkati Tuhan di manapun ia berlangkah.
- Barangsiapa melayani kebijaksanaan bergilir bakti kepada Yang Kudus, dan siapa mencintainya dicintai oleh Tuhan.
- Siapa mendengarkannya akan memutuskan yang adil, dan aman sentosalah kediaman orang yang mengindahkannya.
- Jika orang percaya pada kebijaksanaan, niscaya ia mewarisinya, dan keturunannya akan tetap memilikinya.
- Boleh jadi ia dituntun kebijaksanaan di jalan yang berbelok- belok dahulu, sehingga didatangi ketakutan dan getaran; boleh jadi kebijaksanaan menyiksa dia dengan siasat sampai dapat percaya padanya, dan mengujinya dengan segala aturannya.
- Tetapi kemudian kebijaksanaan kembali kepadanya dengan kebaikan yang menggembirakan, dan menyingkapkan kepadanya pelbagai rahasia.
- Jika orang sampai menyimpang, maka dibuang oleh kebijaksanaan dan diserahkan kepada kebinasaan.
Mazmur 119: 165, 168, 171, 172, 174, 175
- Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
- Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.
- Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
- Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu benar.
- Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku.
- Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.
Markus 9: 38-40
- Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
- Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
- Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
1 Korintus 12: 1-11.
- Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
- Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
- Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
- Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
- Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
- Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
- Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
- Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
- Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
- Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
- Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Kisah Santo Didakus Carvalho
Didakus lahir di Koimbra, Portugal pada tahun 1578. Walaupun masih muda, ia senang sekali dengan kegiatan kegiatan kerohanian gereja, punya semangat merasul yang tinggi serta berhasrat menjadi misionaris di tanah misi agar bisa mengalami kejadian kejadian istimewaseperti yang dialami oleh para misionaris misionaris.
Cita citanya ini tercapai pada tahun 1608, tatkala ia tiba di Jepang sebagai seorang imam misionaris. Didakus dikenal sebagai seorang misionaris Yesuit yang unggul. Ia baik dan ramah kepada umatnya, tidak segan terhadap pekerjaan dan perjalanan yang sukar, dan tidak takut menderita.
Semua tantangan yang menimpanya bukan alasan untuk mengabaikan tugas pelayanannya kepada umat demi keselamatan mereka dan demi kemuliaan Allah, sebagaimana terungkap di dalam semboyan Serikatnya: Ad Majorem Dei Gloriam (Demi kemuliaan Allah yang lebih besar).
Didakus terutama mewartakan Injil di propinsi-propinsi yang belum pernah mendengar tentang nama Yesus Kristus dan Injil Nya, dan mendirikan Gereja di wilayah wilayah itu. Selain berkarya di Jepang, Didakus juga mewartakan Injil di negeri negeri lain.
Penangkapan dan hukuman mati atas dirinya pada tahun 1624 terjadi tatkala ia baru saja kembali dari suatu perjalanan misinya ke luar negeri.
Hukuman mati atas dirinya berlangsung amat keji. Ketika itu musim dingin. Ia dibenamkan ke dalam air sungai yang hampir beku. Setelah seluruh tubuhnya membeku, ia dikeluarkan dari air untuk disesah hingga babak belur, lalu ditenggelamkan lagi ke dalam sungai.
Namun Tuhan menyertainya. Martir suci ini, meski penderitaannya hebat menimpa dirinya, ia toh tetap gembira dan menyanyikan lagu lagu mazmur dan menghibur orang orang serani yang datang menyaksikan pelaksanaan hukuman mati atas dirinya.
Setelah 12 jam lamanya mengalami penderitaan, Didakus menghembuskan napas terakhirnya sebagai seorang Martir Kristus yang gagah berani pada usia 46 tahun.
Demikianlah renungan harian Katolik yang dapat dijadikan panduan. Selamat beribadah, ya!
(alk/alk)