6 Hari yang Dilarang untuk Mengganti Puasa Ramadhan

6 Hari yang Dilarang untuk Mengganti Puasa Ramadhan

Rada Dhe Anggel - detikSulsel
Selasa, 18 Feb 2025 21:30 WIB
beautiful muslim woman open her palm and pray before eating
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto
Makassar -

Umat muslim yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, wajib menggantinya dengan mengerjakan puasa qadha puasa. Puasa ganti Ramadhan ini dianjurkan untuk dikerjakan di hari lain sebelum Ramadhan berikutnya.

Mengutip laman resmi Kemenag RI, mengganti puasa wajib dilakukan sebanyak hari yang telah ditinggalkan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 184:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Namun perlu diketahui, tidak semua hari boleh digunakan untuk mengganti puasa tersebut. Ada beberapa hari tertentu yang dilarang untuk berpuasa, termasuk puasa qadha.

ADVERTISEMENT

Lantas, kapan saja hari-hari yang tidak boleh digunakan untuk mengganti puasa Ramadhan?

Beriku detikSulsel telah menyajikan hari-hari yang dilarang bagi umat muslim untuk mengganti qadha Ramadhan.

Hari yang Dilarang Mengganti Qadha Ramadhan

1. Hari Tasyrik

Melansir laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hari Tasyrik merupakan tiga hari setelah perayaan Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Di tiga hari tersebut umat muslim dilarang untuk berpuasa qadha Ramadhan.

Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut, umat muslim sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban. Rasulullah SAW pun pernah menjelaskan dalam sebuah hadits terkait larangan berpuasa pada hari tasyrik:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

Artinya: "Dari Ibnu Umar RA, keduanya berkata: 'Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.'" (HR Bukhari, no. 1859)

Selain itu, Hari Tasyrik juga disebut sebagai hari untuk makan dan minum. Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: "Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.' (HR. An-Nasa'i, no. 2954)

2. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Mengutip laman Almanhaj, pada dua hari raya dalam Islam, umat muslim dilarang untuk mengerjakan puasa, termasuk puasa qadha Ramadhan. Dari Abu Ubaid, budak yang dimerdekakan Ibnu Azhar, ia berkata:

Artinya: Aku merayakan hari Id bersama Umar bin Al-Kaththab RA, kemudian dia (Umar) berkata, 'Ini adalah dua hari yang Rasulullah SAW melarang kita untuk berpuasa padanya, hari di mana kalian berbuka puasa dan hari yang lainnya, hari di mana kalian memakan hewan kurban kalian.'"

3. Hari Jumat Secara Khusus

Umat muslim juga dilarang menjalankan puasa (termasuk puasa qadha Ramadhan) pada hari Jumat secara khusus tanpa diiringi hari lain. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan Rasulullah SAW:

لا يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ

Artinya: "Janganlah kalian memimpin puasa pada hari Jumat, kecuali jika berpuasa sehari sebelum atau setelahnya " [Ditakhrij oleh Muslim: Kitaush Shaum/Bab Karahiatu Shiyam Yaumul Jum'ah Munfaridan (1144)]

Puasa khusus pada hari Jumat dilarang karena hari tersebut dianggap sebagai hari raya dalam sepekan. Dalam Islam sendiri, terdapat tiga hari raya yang disyariatkan, yaitu Idul Fitri, Idul Adha, dan hari raya mingguan pada hari Jumat.

Sementara itu, alasan lain Larangan berpuasa khusus pada hari Jumat juga berkaitan dengan keutamaan ibadah di hari tersebut. Pada hari Jumat, laki-laki dianjurkan untuk mendahulukan sholat Jumat, memperbanyak doa, dan berdzikir.

Hal ini serupa dengan hari Arafah, yang para jamaah haji tidak diperintahkan untuk berpuasa. Sebab, mereka disibukkan dengan berbagai ibadah seperti doa dan dzikir.

4. Hari yang Diragukan (Hari Syak)

Dalam Islam, umat Islam dilarang untuk mengerjakan puasa jika hari tersebut termasuk hari yang diragukan atau hari Syak. Dari Ammar bin Yasir RA, dia berkata:

Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang meragukan berarti dia telah mendurhakai Abul Qasim (Rasulullah SAW)."

Hari yang diragukan atau hari Syak sendiri merupakan hari terakhir dari bulan Syaban. Sebab, hari tersebut merupakan penentuan awal Ramadhan.

5. Hari yang Dilarang Bagi Istri Jika Suaminya Ada (di Rumah), kecuali Seizinnya

Berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW melarang seorang istri untuk berpuasa (termasuk mengganti qadha Ramadhan) apabila suaminya ada di rumah. Namun, istri boleh mengerjakan puasa ganti Ramadhan jika diberi izin oleh suaminya.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

لاَ تَصُمِ الْمَرْأَةُ وَبَعْلُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

Artinya: "Tidak dibolehkan seorang istri berpuasa di saat suaminya di rumah, kecuali dengan izinnya."

6. Hari Arafah

Menukil laman MUI, sebenarnya mayoritas ulama menghukumi puasa Arafah sebagai puasa sunah. Akan tetapi, bagi orang-orang yang sedang mengerjakan ibadah haji, puasa Arafah hukumnya menjadi makruh.

Bahkan, Rasulullah SAW juga tidak melakukan puasa ketika hari Arafah. Hal ini berdasarkan suatu riwayat yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad mengkonsumsi semangkok susu yang dikirimkan kepadanya sementara ia berdiri di tempat wukuf. Kemudian Rasulullah meminumnya sementara orang-orang melihatnya.

Hal ini berdasarkan dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengkonsusmsi semangkuk susu yang dikirimkan kepadanya saat sedang berdiri di tempat wukuf. Saat itu, Rasulullah meminumnya, sementara orang-orang melihatnya.

Hari yang Dianjurkan untuk Berpuasa Qadha Ramadhan

Dikutip dari buku "Ensiklopedia Islam (Akidah, Ibadah, Muamalah, Tematik)" karya DR Makmur Dongoran, Lc, selain hari yang dilarang untuk berpuasa, terdapat juga hari yang memperbolehkan untuk umat muslim melakukan qadha puasa. Hari tersebut di antaranya, puasa Syawwal enam hari, Senin dan Kamis, serta puasa tiga hari tiap bulan (Ayamul Bidh).

Ketiga puasa di atas merupakan ibadah puasa yang hukumnya sunah. Sementara puasa Qadha Ramadhan hukumnya wajib.

Kembali dinukil dari laman Almanhaj, untuk penggabungan dua niat ibadah antara wajib dan sunah boleh saja dilakukan. Dengan catatan, wajib meniatkan untuk mendahulukan mengganti puasa qadha Ramadhan sebelum melakukan puasa sunah tersebut.

Demikianlah informasi tentang hari yang dilarang untuk melakukan puasa ganti Ramadhan. Semoga bermanfaat, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads