Puasa merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat di pertengahan bulan Syaban atau Nisfu Syaban. Tentunya puasa ini dikerjakan untuk meraih keutamaannya.
Berdasarkan kalender Hijriah yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Syaban 1446 bertepatan dengan 31 Januari 2025. Dengan demikian, pertengahan bulan Syaban atau 15 Syaban 1446 H jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025.
Maka, puasa Nisfu Syaban dikerjakan hari ini. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa Nisfu Syaban?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak penjelasannya di bawah ini!
Niat Puasa Nisfu Syaban
Berikut bacaan niat puasa Nisfu Syaban yang dikutip dari buku 'Meraih Surga dengan Puasa' karya H Herdiansyah Achmad Lc:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِي النِّصْفِ الشَّعْبَانِ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma fin-nishfisy-sya'baani sunnata-lillaahi ta'aala.
Artinya: "Saya niat puasa pada pertengahan bulan Syaban sunnah karena Allah ta'ala."
Waktu Membaca Niat Puasa Nisfu Syaban
Niat puasa Nisfu Syaban dapat dibaca pada malam harinya. Berhubung puasa Nisfu Syaban dikerjakan pada hari Jumat, 14 Februari 2025, maka niat puasanya dapat dibaca pada Kamis, 13 Februari malam.
Namun, bagi yang tidak sempat membaca niat puasa pada malam hari tidak perlu khawatir. Pasalnya, niat puasa sunnah termasuk Nisfu Syaban ini bisa dibaca pada siang hari di tanggal 14 Februari. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim, yang dilansir dari buku 'Panduan Praktis Ibadah Puasa' karya Drs E Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim Lc.
"Dari Aisyah RA, ia berkata; Pada suatu, Nabi Muhammad SAW menemui dan bertanya, "Apakah kamu mempunyai makanan?" kami menjawab, "Tidak." Beliau bersabda: "Kalau begitu, saya akan berpuasa." Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, "Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin dan keju). "Maka beliau pun bersabda: "Bawalah kemari, sungguhnya dari tadi pagi tadi aku berpuasa." (HR. Muslim)
Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan niat pada siang hari dalam kondisi belum makan dan minum sedari pagi harinya. Dengan demikian, memulai niat puasa Nisfu Syaban pada siang hari dibolehkan dengan syarat belum makan dan minum pada pagi harinya, serta tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Tata Cara Puasa Nisfu Syaban
Umumnya, pelaksanaan puasa Nisfu Syaban sama dengan puasa sunnah lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada niatnya.
Agar lebih jelasnya, berikut ini tata caranya:
- Membaca niat puasa sunnah Nisfu Syaban
- Makan sahur sebelum memasuki waktu imsak
- Menahan diri dari perkara yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, berhubungan suami istri, serta muntah yang disengaja
- Menjaga diri atau menghindari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa. Contohnya berbicara kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa lainnya
- Setelah berpuasa seharian, umat muslim diperkenankan untuk segera berbuka setelah memasuki waktu Maghrib
Keutamaan Puasa Nisfu Syaban
Dikutip dari buku '12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun' oleh Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, salah satu amalan yang dianjurkan pada Nisfu Syaban adalah berpuasa, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
"Aisyah RA meriwayatkan: 'Tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa lebih banyak daripada bulan Syaban (selain bulan Ramadhan), karena beliau telah berpuasa penuh di dalamnya.'"(HR. Bukhari, Muslim)
Adapun keutamaan puasa Nisfu Syaban sendiri terletak pada waktu mengerjakannya yaitu di bulan Syaban. Dengan demikian, keutamaan berpuasa pada bulan ini adalah sebagai berikut:
1. Waktu Diangkatnya Amalan Manusia
Dalam buku 'Rahasia Puasa Sunah' karya Ahmad Syahirul Alim Lc dijelaskan jika banyak umat muslim yang melalaikan bulan Syaban. Hal ini dikarenakan mereka mengira bulan Syaban tidak memiliki keistimewaan.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW berpuasa pada bulan ini untuk mengingatkan umatnya agar tidak membeda-bedakan bulan. Dalam hadis riwayat Ahmad dan An-Nasa'i, Rasulullah menyebut pada bulan Syaban ini amalan manusia diangkat kepada Allah SWT.
ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Arab Latin: Dzaaka syahrun yaghfulun-naasu 'anhu baina rajabin wa-ramadhaana wa huwa syahrun yurfa'u fiihil-a'maalu ilaa rabbil-'aalamiin fa'uhibbu an yurfa'a 'amaalii wa-anaa shaa'im.
Artinya: "Itulah bulan yang sering dilupakan manusia antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amalan diangkat kepada Allah Rabb semesta alam maka aku suka saat amalanku diangkat, aku (dalam kondisi) berpuasa." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)
2. Mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW
Melansir dari buku berjudul Hikmah Bulan Rajab dan Sya'ban yang disusun oleh Dimitri Mahayana, disebutkan bahwa Rasulullah akan memberi syafaatnya pada hari kiamat bagi yang berpuasa di bulan Syaban.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Bihâr al-Anwâr, dikutip hadis dari Imam Ja'far ash Shadiq AS:
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ شَعْبَانَ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ شَفِيْعَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Arab Latin: Man shaama tsalaatsata ayyaamin min sya'baana wajabat lahul-jannah wa kaana rasuulullaahi ṣhallaallaahu 'alaihi wa aalihii syafii'ahu yaumal-qiyaamah.
Artinya: "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Syaban, wajib atasnya surga, dan Rasulullah SAW akan menjadi pemberi syafaatnya pada hari kiamat."
3. Bersama Rasulullah pada Hari Kiamat
Nabi Muhammad SAW akan membersamai umatnya yang mencintainya dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan amalan baik, termasuk berpuasa di bulan Syaban. Diriwayatkan dalam sebuah hadits:
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ: مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِن كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ، وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ، قَالَ: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya: "Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, "Kapan hari kiamat tiba?" Beliau balik bertanya kepadanya, "Apa yang telah engkau siapkan untuknya?" Orang itu menjawab, "Aku tidaklah menyiapkan untuknya dengan banyak shalat, puasa, dan sedekah, melainkan aku mencintai Allah dan Rasul-Nya." Nabi SAW bersabda, "Kalau begitu, engkau bersama siapa yang engkau cintai."
4. Dicintai oleh Allah SWT
Dalam kitab Fadhaa'il al-Asyhur ats-Tsalaatsah karangan Syaikh ash-Shaduq, dikutip hadits dari Imam Ja'far ash-Shadiq as, dari Imam as-Sajjad as, dari Imam Al-Husain as, dari Amirul Mukminin as, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ شَعْبَانَ مَحَبَّةً نَبِيَّ اللهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَتَقَرُّبًا إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَحَبَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَقَرَّبَهُ مِنْ كَرَامَتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوْجَبَ لَهُ الْجَنَّةَ
Arab Latin: Man shaama sya'baana mahabbatan nabiyyallaahi 'alaihis-salaamu wa taqarruban ilaallaahi 'azza wa jalla, ahabbahullaahu 'azza wa jalla wa qarrabahu min karaamatihi yaumal-qiyaamah wa aujaba lahul-jannah.
Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Syaban karena cinta pada Nabi SAW dan mendekatkan diri pada Allah 'Azza wa Jalla maka Allah akan mencintainya dan mendekatkannya dari kemurahan-Nya pada hari kiamat dan wajib baginya surga."
Nah, itulah bacaan niat puasa Nisfu Syaban yang dibaca hari ini lengkap arab, latin, dan artinya. Semoga bermanfaat!
(edr/alk)