Saling Klaim Kepala Daerah Terkait Penyebab Banjir Kiriman di Sulsel

Saling Klaim Kepala Daerah Terkait Penyebab Banjir Kiriman di Sulsel

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 24 Des 2024 07:01 WIB
Banjir di Jalan Trans Sulawesi di Pangkep akibatkan kemacetan.
Foto: Banjir di Jalan Trans Sulawesi di Pangkep akibatkan kemacetan. (Muhammad Subhan/detikSulsel)
Makassar -

Banjir yang menerjang 12 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) memunculkan spekulasi dari sejumlah kepala daerah soal penyebab bencana hidrometeorologi tersebut. Kepala daerah saling klaim terkait bencana yang terjadi di wilayahnya merupakan banjir kiriman dari daerah lain.

Dari laporan BPBD Sulsel, 12 kabupaten dan kota yang terdampak banjir, yakni Makassar, Gowa, Maros, Bone, Jeneponto, Parepare, Soppeng, Barru, Pinrang, Sidrap, Wajo dan Soppeng. Banjir terjadi imbas cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir.

"Jadi curah hujan yang lebat, yang besar dengan intensitas lebat, yang besar dengan intensitas yang lama, (sehingga) terjadi banyak banjir di mana-mana," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo dalam keterangannya, Senin (23/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amson memastikan BPBD tiap kabupaten dan kota di Sulsel siap siaga melakukan penanganan dan penanggulangan bencana. Dia juga mengimbau warga tetap waspada di tengah cuaca ekstrem.

"Harus kita pahami bersama, ini yang perlu paradigma bersama bagi kita bahwa penanganan kebencanaan adalah penanganan urusan bersama," jelas Amson.

ADVERTISEMENT

Banjir Makassar Diklaim Kiriman dari Maros-Pangkep

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto mengatakan, banjir yang terjadi imbas intensitas curah hujan yang tinggi. Namun dia mengklaim banjir di Makassar juga dipengaruhi adanya banjir kiriman dari Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru.

"Ini (banjir) yang kedua kali di awal musim penghujan ini, dan kita harus bersiap kalau ini bisa berlangsung berkali-kali. Waktu pertama kali kemarin banjir, itu cuma di tengah kota (Makassar) karena Maros, Barru dan Gowa, tidak mengalami badai seperti Makassar," ungkap Danny usai meninjau banjir di Kecamatan Manggala, Minggu (22/12).

Danny mengaku sudah memperingatkan warga akan ancaman cuaca ekstrem yang memicu banjir. Hujan deras yang memicu air pasang laut mengakibatkan banjir susulan di Makassar yang cukup parah.

"Kemarin saya sudah sampaikan lewat status saya, agar siaga banjir. Kondisinya seperti ini, badai di Maros, di Pangkep, Barru dan Gowa akan menyebabkan kiriman ke sini. Dan ternyata hari ini benar sekali sesuai prediksi kita," sambung Danny.

Danny mengingatkan warga agar tetap waspada akan kemungkinan terburuk. Namun dia memastikan Pemkot Makassar sudah melakukan langkah penanganan dan penanggulangan bencana banjir.

"Sekali lagi kita harus mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk lagi dari ini. Sekarang di dunia tidak bertanya lagi kenapa banjir, karena orang sudah tahu banjir itu karena cuaca ekstrem. Sekarang bagaimana menangani banjir secara maksimal," jelasnya.

Dari data BPBD Makassar hingga pukul 22.00 Wita pada Senin (23/12), banjir mengakibatkan 2.569 warga dari 686 kepala keluarga mengungsi di 4 kecamatan. Empat kecamatan terdampak banjir, yakni Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, dan Panakkukang.

"Saya ketemu orang-orang yang butuh pertolongan di rumah-rumah. Ini yang mesti hati-hati karena banyak orang tidak mengungsi, padahal protap kita membantu itu di pengungsian," ungkapnya.

"Walaupun seperti itu, saya kirim dokter tadi di beberapa rumah yang mereka tidak mau mengungsi. Karena kalau tidak mau mengungsi, risikonya kita tidak pernah tahu," sambung Danny.

Danny memastikan penyaluran logistik baik makanan dan obat-obatan bagi warga terdampak banjir terus berjalan. Dia mengimbau warga untuk saling menjaga dan mengawasi aktivitas anak-anaknya serta memperhatikan sistem kelistrikan rumah di tengah cuaca ekstrem.

"Yang ketiga dokumen-dokumennya kita, yang keempat banyak di rumah. Kalau cuaca memburuk anak-anak tidak perlu sekolah, nanti diputuskan belajar di rumah saja," tegas Danny.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Bupati Pangkep Nilai Banjir Kiriman dari Barru-Bone

Sementara itu, Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau menganggap banjir yang melanda daerahnya merupakan kiriman dari Barru dan Bone. Banjir ini terjadi imbas sungai yang meluap hingga merendam permukiman warga.

"Saya melihat di Pangkep ini airnya kiriman dari Barru dan Bone, ini dari atas sehingga sungainya meluap," kata Yusran dalam rilis Pemprov Sulsel, Minggu (22/12).

Yusran menegaskan Pemkab Pangkep memastikan penyaluran bantuan bagi warga. Proses evakuasi juga dilakukan terhadap warga terdampak banjir.

"Jadi mohon kesabaran warga, pemerintah berupaya maksimal untuk melakukan evakuasi penyelamatan warga," ujar Yusran.

Diketahui, banjir merendam 6 kecamatan di Kabupaten Pangkep. Kecamatan tersebut, yakni Pangkajene, Bungoro, Minasatene, Labakkang, Ma'rang, dan Segeri.

"Saat ini ada 6 Kecamatan dilanda banjir, yang terparah di Tabo-tabo, jalan ke sana putus," kata Kepala Pelaksana BPBD Pangkep, Muslimin Yusuf kepada wartawan, Sabtu (21/12).

Muslimin mengatakan banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi sejak Jumat (20/12). Selain itu debit air di Bendung Tabo-tabo yang meningkat sampai 560 cm di atas mercu.

"Ketinggian air tadi di bendung bahkan mencapai 560 cm, itu sudah status bahaya. Dan hujan dengan intensitas tinggi ini yang akibatkan banjir," kata Muslimin.

Bupati Maros Singgung Luapan Sungai Lekopancing

Bupati Maros Chaidir Syam menanggapi klaim Danny Pomanto soal banjir Makassar kiriman dari wilayahnya. Chaidir menganggap maksud dari pernyataan Danny soal banjir di Makassar imbas dari meluapnya Sungai Lekopancing akibat hujan deras

"Mungkin alasan dari Sungai Lekopancing, (karena) memang debit air yang berasal dari Sungai Lekopancing debitnya sangat besar," kata Chaidir kepada detikSulsel, Senin (23/12).

Luapan Sungai Lekopancing yang berada di Maros itu diduga turut meningkatkan debit air Sungai Tallo di Makassar. Namun Chaidir enggan berkomentar lebih jauh terkait banjir kiriman itu dan fokus menangani warga terdampak banjir di Maros.

"Inilah yang juga menyebabkan banjir di bantaran-bantaran Sungai Lekopancing dan juga Moncongloe yang kemungkinan sampai di Sungai Tallo ujungnya," tuturnya.

"Kita semua harus memahami kondisi dan situasi saat ini yang memang sangat ekstrem sambil kita terus menjaga dan melakukan perbaikan dan pemeliharaan ke depan sungai kita dari hulu sampai hilir," tambah Chaidir.

Sebagai informasi, banjir bandang melanda Maros pada Sabtu (21/12) sekitar pukul 06.30 Wita. Sebanyak 10 jembatan dilaporkan terputus yang membuat warga terisolir.

Kepala BPBD Maros Towadeng mengatakan saat ini banjir masih merendam 9 kecamatan. Kecamatan yang dimaksud, yakni Turikale, Maros Baru, Marusu, Bontoa, Lau, Mandai, Bantimurung, Simbang, dan Moncongloe.

"Untuk yang paling terdampak itu Turikale, Mandai dan Maros Baru, banjir di 3 wilayah ini terjadi secara keseluruhan. Daerah ini juga yang padat penduduk," ucap Towadeng yang dihubungi, Senin (23/12).

Towadeng belum merinci total warga terdampak banjir yang mengungsi. Namun kebutuhan logistik warga korban banjir dipastikan terpenuhi.

"Ada beberapa tempat kita sudah dirikan dapur umum yang dikoordinir Dinas Sosial. Selain di gedung serbaguna, dapur umum, Moncongloe Marusu dan Bantimurung," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Hide Ads