Puasa Tarwiyah menjadi salah satu amalan yang dianjurkan pada awal bulan Dzulhijjah. Amalan ini memiliki sejumlah keutamaan dan keistimewaan yang besar bagi umat muslim.
Dilansir dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), puasa Tarwiyah dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah (bulan haji) dan menjadi awal dari rangkaian ibadah haji. Pada hari ini para jamaah haji mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan wukuf di Arafah.
Orang yang menjalankan puasa Tarwiyah akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Salah satunya mendapat pahala kesabaran seperti Nabi Ayyub AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang ingin mengamalkannya berikut ulasan selengkapnya seputar puasa Tarwiyah mulai dari niat, tata cara, hukum, hingga keutamaannya.
Yuk, disimak!
Niat Puasa Tarwiyah
Niat menjadi suatu keharusan dalam menjalankan ibadah puasa, termasuk pada waktu Tarwiyah ini. Melansir NU Online, niat dianjurkan dibaca pada malam hari setelah terbenamnya Matahari sampai menjelang waktu subuh.
Adapun niat yang bisa dibaca untuk puasa Tarwiyah yakni sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta'ālā.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT."
Sama dengan puasa sunah lainnya, jika lupa membaca niat di malam hari maka boleh melafalkannya di siang hari. Dengan syarat, orang tersebut belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Berikut niat puasa Tarwiyah yang bisa dibacakan pada siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'âlâ.
Tata Cara Puasa Tarwiyah
Pelaksanaan puasa Tarwiyah sama dengan puasa sunah lainnya. Terdapat empat tahap dalam pelaksanaannya, yakni sebagai berikut:
1. Membaca niat
Sebelum memulai puasa, umat muslim mesti membaca niat di malam hari. Niat dibacakan sebagai tanda kesungguhan hati dalam melaksanakan ibadah puasa.
2. Makan Sahur
Makan sahur dilakukan untuk memberikan kekuatan tubuh kepada orang yang berpuasa agar bisa menahan lapar dan haus. Sahur ini juga merupakan amalan sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya berikut:
"Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah," (HR Bukhari).
3. Menahan dan Menjaga Diri
Selanjutnya, saat sudah memasuki waktu berpuasa umat muslim harus menahan dan menjaga diri dari segala sesuatu yang membatalkan atau mengurangi pahala puasa. Umat muslim harus menahan amarah dan perbuatan tercela seperti bertengkar, berbohong, bergunjing, dan lain sebagainya.
4. Berbuka Puasa
Ketika azan magrib berkumandang, umat muslim dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Pada saat berbuka, dianjurkan untuk membaca doa sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Hukum Puasa Tarwiyah
Terkait hukum melaksanakan puasa Tarwiyah ini, terdapat perbedaan pendapat dari kalangan ulama. Sebagian ulama menganjurkannya sebagian lagi menilai puasa ini tidak disyariatkan.
Menurut laman Almanhaj, puasa Tarwiyah hukumnya bid'ah. Sebab hadis yang dijadikan sandarannya adalah hadis palsu atau maudhu'.
Hadis tersebut adalah sebagai berikut:
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
Artinya: "Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun."
Hadits ini dinilai derajatnya maudhu. Sehingga tidak bisa dijadikan sandaran.
Namun demikian, dijelaskan oleh Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV berjudul 'Puasa Tarwiyah | Buya Yahya', puasa di hari Tarwiyah tetap diperbolehkan karena termasuk dalam 10 hari awal Dzulhijjah yang sangat diagungkan. Adapun sepuluh hari awal Dzulhijjah ini merupakan hari yang paling baik untuk beramal saleh.
"Maka di hari Tarwiyah kalau bisa berpuasa, besoknya Arafah. Dan puncaknya memang puncaknya besok di Arafah," ujar Buya Yahya yang dikutip pada Jumat (14/06/2024).
"Termasuk Tarwiyah ini juga karena bagian dari sepuluh awal Dzulhijjah maka dianjurkan Anda berpuasa, bersedekah, silaturahmi, bertasbih, bertahlil, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya," imbuhnya.
Lebih lanjut, dijelaskan dalam hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa sepuluh hari awal Dzulhijjah merupakan hari yang istimewa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut yang dikutip dari NU Online Jakarta:
يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Artinya: "Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : 'Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah, 'Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa." (HR Bukhari).
Keutamaan Puasa Tarwiyah
Terlepas dari perbedaan pendapat terkait hukumnya, puasa Tarwiyah dipercaya memiliki keutamaan bagi umat muslim berupa ganjaran pahala yang besar dari Allah SWT. Dilansir dari laman Baznas, seseorang yang mengerjakan puasa Tarwiyah akan mendapatkan pahala kesabaran seperti Nabi Ayub AS.
Keutamaan itu disandarkan pada hadis riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Munkhatab Al-Nafais berikut:
"Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam."
Doa Buka Puasa Puasa Tarwiyah
Dinukil dari NU Online Jatim, berbuka puasa diawali dengan membaca basmalah. Setelahnya, baru makan dan minum dengan kurma dan air zam-zam bila ada.
Setelah berbuka puasa, disunahkan membaca doa. Berikut ini bacaan doa yang bisa dibacakan saat berbuka puasa Tarwiyah:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ، إِنْ شَاۧءَ اللّٰهُ تَعَالَى، يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ، اِغْفِرْ لِيْ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الّذِيْ أَعَانَانِيْ (هَدَانِيْ) فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ.
Arab Latin: Allāhumma laka ṣumtu, wa ʿalā rizqika afṭartu, wa bika āmantu, wa ʿalayka tawakkaltu, dhahaba aẓ-ẓamaʾu, wabtallati al-ʿurūqu, wa thabata al-ajru, in shāʾa Allāhu taʿālā, yā wāsiʿa al-faḍli, ighfir lī, al-ḥamdu lillāhi alladhī aʿānānī (hadānī) faṣumtu, wa razaqanī fa-afṭartu.
Artinya: Ya Allah bagiMulah aku berpuasa, atas rizki-Mulah aku berbuka, padaMulah aku beriman, kepadaMulah aku bertawakkal (berserah diri). Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan semoga tetaplah pahala --puasa, insya Allah Taala. Duhai Yang Maha Luas Anugerah-Nya, berikanlah ampunan bagiku. Segala puji bagi Allah Yang telah menolongku (memberikan petunjuk) sehingga aku berpuasa, dan yang telah memberikan rizki kepadaku sehingga aku bisa berbuka.
Kapan Melaksanakan Puasa Tarwiyah 2024?
Seperti dijelaskan sebelumnya, puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, yakni dua hari sebelum Idul Adha. Berdasarkan hasil sidang isbat, tanggal 1 Dzulhijjah 1445 jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Dengan begitu, puasa Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah dapat dilaksanakan pada Sabtu, 15 Juni 2024. Untuk lebih jelasnya, berikut jadwal lengkap 10 hari pertama bulan Dzulhijjah:
- Sabtu, 8 Juni 2024: 1 Dzulhijjah 1445 H
- Minggu, 9 Juni 2024: 2 Dzulhijjah 1445 H
- Senin, 10 Juni 2024: 3 Dzulhijjah 1445 H
- Selasa, 11 Juni 2024: 4 Dzulhijjah 1445 H
- Rabu, 12 Juni 2024: 5 Dzulhijjah 1445 H
- Kamis, 13 Juni 2024: 6 Dzulhijjah 1445 H
- Jumat, 14 Juni 2024: 7 Dzulhijjah 1445 H
- Sabtu, 15 Juni 2024: 8 Dzulhijjah 1445 H (Puasa Tarwiyah)
- Minggu, 16 Juni 2024: 9 Dzulhijjah 1445 H (Puasa Arafah)
Demikianlah ulasan seputar puasa Tarwiyah mulai dari niat hingga hukum pelaksanaannya. Jangan lupa diamalkan,ya!
(edr/alk)