Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 1.962 warga masih mengungsi imbas erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara. Gunung api tersebut hingga saat ini juga masih berstatus level IV (Awas) sejak dua pekan terakhir.
Berdasarkan data BNPB hingga 30 Mei pukul 12.00 WIT, ada 1.962 warga yang mengungsi tersebar di tiga desa. Rinciannya, 959 warga Desa Tongute Ternate Asal, 444 warga Desa Gam Ici, dan 559 warga Desa Tongute Sungi.
Erupsi Gunung juga berdampak kepada 3.883 hektare kebun kelapa, 368 hektare kebun kakao, 208 hektare lahan cengkeh, dan 866 hektare kebun pala. BNPB pun telah menyalurkan dana siap pakai (DSP) Rp 250 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau melihat perkembangan gunung ini sudah relatif lebih baik dibanding erupsi di awal-awal Mei, memang 4 hari lalu naik lagi, namun tidak setinggi daripada yg pertama erupsi, berarti sudah ada penurunan," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).
Namun Suharyanto menegaskan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum mencabut status Awas dari Gunung Ibu. Pihaknya akan mempertimbangkan kondisi seminggu ke depan.
"Kami sepakat belum bisa menurunkan status gunung, kita lihat satu minggu ke depan. Kalau nanti PVMBG sudah nyatakan menurun ke level 3, maka pengungsi bisa kembali ke tempatnya masing-masing. Tapi kita harus tetap waspada," tuturnya.
Suharyanto pun telah meninjau langsung kondisi pengungsi akibat erupsi Gunung Ibu yang berada di Halmahera Barat pada Kamis (30/5). Suharyanto menuju Pos Pengungsian Desa Gam Ici untuk memastikan penanganan bencana berjalan baik.
"Hari ini diutus Bapak Presiden secara langsung untuk melihat kondisi pengungsi warga Kabupaten Halmahera Barat yang saat ini harus mengungsi karena erupsi Gunung Ibu," ujar Suharyanto.
"Saya mewakili pemerintah pusat, menekankan kembali bahwa Bapak Ibu sekalian tidak sendirian, artinya kami dari pemerintah pusat tidak akan tinggal diam," tambahnya.
Dia meminta agar pengungsi tidak khawatir. Suharyanto memastikan kebutuhan dasar warga terdampak erupsi Gunung Ibu akan ditanggung oleh pemerintah.
"Tidak perlu khawatir. Kebutuhan dasar selama mengungsi akan ditanggung oleh pemerintah," tegasnya.
Suharyanto menuturkan, pemerintah pusat dan daerah akan memberikan penggantian aset berupa rumah warga yang terdampak. Pihaknya juga akan memperhatikan mata pencaharian warga yang terganggu akibat bencana tersebut.
"Bagi aset masyarakat yang rusak, pemerintah pusat punya mekanisme perbaikan dan penggantian, untuk rumah rusak ringan Rp 15 juta, rusak sedang Rp 30 juta dan rusak berat Rp 60 juta," imbuh Suharyanto.
BNPB turut memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah jika dirasa perlu adanya relokasi bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana pindah ke tempat lebih aman. Hal ini jika ada warga yang enggan kembali pulang karena khawatir akan bencana susulan.
"Masyarakat yang takut dan trauma, bisa dilayani oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat untuk didata, seandainya harus pindah, harus relokasi dan mungkin punya tanah di tempat lain, di luar area yg dilarang, itu boleh. Nanti pemerintah pusat yang akan bangunkan rumahnya," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, PVMBG menetapkan status Gunung Ibu menjadi level IV pada Kamis (16/5) sekitar pukul 16.00 Wita. Masyarakat pun diminta mewaspadai dampak erupsi gunung api itu yang bisa mengganggu kesehatan.
(sar/asm)