Tudingan Penggusuran Lahan di Balik 3 Warga Suku Tobelo Datangi Area Tambang

Tudingan Penggusuran Lahan di Balik 3 Warga Suku Tobelo Datangi Area Tambang

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Selasa, 28 Mei 2024 07:30 WIB
Kemunculan 3 orang Suku Tobelo Dalam di kawasan pertambangan Kaorahe, Halmahera. Dokumen Istimewa
Kemunculan 3 orang Suku Tobelo Dalam di kawasan pertambangan Kaorahe, Halmahera. Foto: Dokumen Istimewa
Halmahera Tengah -

Tiga orang Suku Tobelo Dalam atau O'Hongana Manyawa mendatangi lokasi pertambangan Kaorahe di wilayah hutan Halmahera, Maluku Utara (Malut). Muncul tudingan penggusuran lahan di balik kemunculan tiga warga Suku Tobelo Dalam tersebut.

Kemunculan tiga warga Suku Tobelo Dalam itu terekam video hingga beredar luas di media sosial. Dalam video beredar, tampak 3 orang suku Tobelo Dalam atau O'Hongana Manyawa yang mendiami belantara hutan Halmahera itu mendatangi area pertambangan.

Mereka disambut dengan ucapan Hobata yang berarti kawan oleh para pekerja tambang. Mereka juga diajak masuk ke sebuah bangunan dan dijamu makan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Masyarakat Adat di Maluku Utara, Munadi Kilkoda kemudian menyebut peristiwa dalam video terjadi di kawasan pertambangan Karoahe yang terletak di antara wilayah hutan Halmahera Tengah dan Halmahera Timur. Kehadiran mereka dinilai terjadi karena hutan sebagai ruang hidupnya telah hilang tergerus aktivitas pertambangan.

"Ya, mereka kehilangan habitat penting itu yang sekian tahun lamanya menopang hidup mereka, habitat yang mereka pertahankan sebagai rumah dan karena itu, habitat tersebut berkontribusi terhadap kelangsungan hidup manusia dan ekosistem lainnya," ujar Munadi Kilkoda kepada detikcom, Senin (27/5/2024).

ADVERTISEMENT

Munadi menuturkan rekaman video tersebut adalah satu dari sekian banyak potret penggusuran yang dilakukan oleh perusahaan tambang. Dia pun tidak ragu menyebut sejumlah perusahaan tambang.

"Video tersebut adalah satu dari sekian banyak potret penggusuran yang dilakukan oleh perusahaan tambang PT WBN, PT HSM, maupun PT Tekindo di kawasan Kaorahe, Akejira, dan Sakaulen yang selama ini dikenal sebagai tempat hidup O' Hongana Manyawa," ujar Munadi.

3 Orang Suku Tobelo Dalam mendatangi kawasan lingkar tambang di wilayah Koroahe, Halmahera, Maluku Utara. Dokumen Istimewa3 Orang Suku Tobelo Dalam mendatangi kawasan lingkar tambang di wilayah Koroahe, Halmahera, Maluku Utara. Foto: Dokumen Istimewa

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan perusahaan-perusahaan tambang tersebut menyebabkan Suku Tobelo Dalam atau O' Hongana Manyawa kehilangan segala-segalanya.

"Tentu ini adalah sebuah pelanggaran terhadap hak hidup warga negara yang disebut indigenous people, yang tidak pernah ditindak sama sekali oleh negara. Bahkan terkesan negara melakukan pembiaran terhadap tindakan yang terjadi secara sistematis tersebut," katanya.

detikcom telah berupaya mengkonfirmasi pihak humas PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), sebuah perusahaan industri pengolahan atau smelter di Halmahera Tengah yang terintegrasi dengan perusahaan tambang PT Weda Bay Nickel (WBN). Pihak perusahaan belum memberikan respons.




(hmw/asm)

Hide Ads