Detik-detik 3 Warga Suku Tobelo Datangi Area Tambang Kaorahe Halmahera

Detik-detik 3 Warga Suku Tobelo Datangi Area Tambang Kaorahe Halmahera

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Senin, 27 Mei 2024 15:31 WIB
3 Orang Suku Tobelo Dalam mendatangi kawasan lingkar tambang di wilayah Koroahe, Halmahera, Maluku Utara. Dokumen Istimewa
Foto: 3 Orang Suku Tobelo Dalam mendatangi kawasan lingkar tambang di wilayah Koroahe, Halmahera, Maluku Utara. Dokumen Istimewa
Halmahera Tengah -

Satu orang pria dan 2 wanita dari Suku Tobelo Dalam atau O' Hongana Manyawa mendatangi lokasi pertambangan Kaorahe di wilayah hutan Halmahera, Maluku Utara. Mereka terlihat mendekati para pekerja tambang dan menjalin komunikasi.

Peristiwa itu terjadi di kawasan pertambangan Karoahe yang terletak di antara wilayah hutan Halmahera Tengah dan Halmahera Timur. Belum diketahui pasti kapan video itu direkam, tapi kejadian tersebut viral hingga menyita perhatian publik sejak Minggu (26/5).

Berdasarkan video beredar, 3 orang suku Tobelo Dalam atau O'Hongana Manyawa yang mendiami belantara hutan Halmahera itu mendatangi area pertambangan. Mereka disambut dengan ucapan Hobata yang berarti kawan oleh para pekerja tambang, dan diajak masuk ke sebuah bangunan dan dijamu makan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Masyarakat Adat di Maluku Utara, Munadi Kilkoda turut buka suara terkait beredarnya video itu. Menurut dia, peristiwa itu mengindikasikan sesuatu yang tidak beres yang dialami oleh warga suku Tobelo Dalam tersebut.

"Sebagian orang mungkin beranggapan ini kejadian biasa, bahkan jadi tontonan menarik. Karena ada sekelompok orang yang hidupnya di hutan, tiba-tiba keluar menemui kelompok masyarakat yang asing bagi mereka. Namun bagi saya, ada sesuatu yang tidak benar di sini," ujar Munadi kepada detikcom, Senin (27/5/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut Munadi, kejadian tersebut adalah sesuatu yang sudah lama diikhtiarkan saat menjabat sebagai Ketua Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Malut. Sebab, jika hutan Halmahera dieksploitasi oleh perusahaan tambang, maka kehidupan orang Suku Tobelo Dalam atau O'Hongana Manyawa akan tersingkir.

"Ya, mereka kehilangan habitat penting itu yang sekian tahun lamanya menopang hidup mereka, habitat yang mereka pertahankan sebagai rumah dan karena itu, habitat tersebut berkontribusi terhadap kelangsungan hidup manusia dan ekosistem lainnya," katanya.

Lebih lanjut Munadi menuturkan rekaman video tersebut adalah satu dari sekian banyak potret penggusuran yang dilakukan oleh perusahan tambang di kawasan Kaorahe, Akejira dan Sakaulen. Karena wilayah tersebut selama ini dikenal sebagai ruang hidup Suku O'Hongana Manyawa.

"Kegiatan yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut menyebabkan O'Hongana Manyawa kehilangan segala-segalanya. Mereka seperti menjadi orang asing di tanahnya sendiri, bahkan makan pun mereka mengemis pada perusahaan," tuturnya.

Bagi Munadi, ini adalah sebuah pelanggaran terhadap hak hidup warga negara yang tidak pernah diperhatikan. Bahkan negara terkesan melakukan pembiaran terhadap tindakan yang terjadi secara sistematis.

"Tentu, ini adalah sebuah pelanggaran terhadap hak hidup warga negara yang disebut indigenous people, yang tidak pernah ditindak sama sekali oleh negara. Bahkan terkesan negara melakukan pembiaran terhadap tindakan yang terjadi secara sistematis tersebut," imbuh Munadi.

detikcom telah berupaya mengkonfirmasi pihak humas PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), sebuah perusahaan industri pengolahan atau smelter di Halmahera Tengah yang terintegrasi dengan perusahaan tambang PT Weda Bay Nickel (WBN). Namun tak kunjung ada balasan hingga berita ini tayang.




(hmw/asm)

Hide Ads