Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Muhammad Wafid mengatakan Stasiun Pemantauan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut) mengalami kerusakan diduga terkena material erupsi. Stasiun ini disebut sudah tidak mengirimkan data kegempaan sejak 3 hari terakhir.
"Tanggal 17 April 2024 pukul 20.39 Wita, stasiun pemantauan seismik yang berada di Pulau Ruang tidak mengirimkan data kegempaan, diduga stasiun mengalami kerusakan akibat material hasil erupsi," kata Wafid dalam keterangannya, Sabtu (20/4/2024).
Wafid mengungkapkan saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan KESDM telah melakukan langkah antisipatif. Pihaknya telah memasang stasiun pemantaun kegempaan bersifat sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim PVMBG-Badan Geologi KESDM telah memasang 1 stasiun pemantauan berupa stasiun seismik periode pendek di Pos PGA Ruang untuk memantau aktivitas Gunung Ruang, namun masih memerlukan beberapa pengecekan," terangnya.
Wafid mengungkapkan pengamatan secara visual hingga Jumat (19/4) pukul 12.00 Wita, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi. Menurutnya potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif melontarkan batu pijar ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi efusif alias aliran lava.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi, oleh karena itu tingkat aktivitas Gunung Ruang masih tetap di Level IV (Awas)," tungkas Wafid.
Sementara itu, dari data pemantauan KESDM, Badan Geologi, PVMBG pada Jumat (19/4) pada pukul 17.06 Wita, Gunung Ruang kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 1.125 m di atas permukaan laut).
Sehingga KESDM merekomendasikan untuk warga di Pulau Tagulandang, Kecamatan Tagulandang yang masuk dalam radius 6 Km sebagaimana jarak yang direkomendasikan PVMBG untuk segera mengungsikan diri.
Pihaknya juga meminta masyarakat yang berada di pesisir Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut.
(asm/hmw)