Badan Geologi mencatat stasiun pemantauan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih beroperasi tersisa di tiga lokasi dari total lima stasiun. Yakni stasiun KLT (Klatanlo), stasiun NUR (Nurabelen), dan CCTV.
Dua stasiun pemantauan lain telah berhenti beroperasi dikarenakan terkena material erupsi. Yakni stasiun WLR (Wolorona) berhenti pada 17 Juli 2024 dan stasiun OJN berhenti pada 9 November 2024.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan untuk Pos Pengamatan Gunung Api (Pos PGA) di jarak 7 kilometer (km) dari Gunung Lewotobi terdapat dua pos. Satu pos untuk memantau Lewotobi Laki-laki dan satu pos untuk Lewotobi Perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keduanya kalau dilihat dari jarak sektoral maupun jarak radius itu saat ini masih masuk dalam zona yang harus dikosongkan. Tetapi karena kami masih punya peralatan yang masih bisa dipakai itu akan dengan sangat hati-hati untuk dilakukan investigasi lagi kondisinya," kata Wafid dalam konferensi pers, Senin (18/9/2024).
Wafid menyebut telah meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengevaluasi ke mana pos tersebut akan diletakkan untuk keamanan.
"Karena memang karakter saat ini tidak seperti yang dulu. Sehingga perlu ada evaluasi, baik jangkauan maupun instrumentasi yang mestinya dipasang untuk Gunung Api Lewotobi Laki-laki," imbuhnya.
Badan Geologi memastikan stasiun pengamatan masih bisa dimaksimalkan yakni di stasiun KLT yang berjarak 4,5 km. Stasiun KLT ini sebagai stasiun acuan untuk Pos PGA Lewotobi Laki-laki. Sementara, untuk WLR dan OJN akan dioptimalisasikan dan diperbaiki setelah aktivitas erupsi menurun.
"Untuk seismometer ini kami juga sudah menambahkan 1 seismometer di daerah Kecamatan Nobo. Baru kemarin (Minggu) dipasang. Itu menjadi acuan kami untuk memantau aktivitas Lewotobi Laki-laki," pungkasnya.
![]() |
(nor/gsp)