4 Macam Puasa Wajib dalam Islam: Ketentuan dan Waktu Pelaksanaannya

4 Macam Puasa Wajib dalam Islam: Ketentuan dan Waktu Pelaksanaannya

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Jumat, 22 Mar 2024 22:00 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi (Foto: Freepik)
Makassar -

Puasa merupakan salah satu amalan ibadah yang ada dalam Islam. Amalan puasa ini pun terbagi menjadi dua, yakni puasa sunah dan puasa wajib.

Puasa wajib sendiri terdiri dari beberapa macam. Lantas, apa saja macam-macam puasa wajib yang ada dalam Islam?

Mengutip dari buku Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah oleh Akhyar As-Shiddiq Muhsin, Lc. dan Dahlan Harnawisastra, Lc., puasa wajib adalah puasa yang jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan maka pelakunya akan mendapatkan siksa yang berat.(1)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT, "Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nuur:63)

Nah biar lebih paham, berikut ini macam-macam puasa wajib dalam Islam yang perlu dipahami beserta penjelasan dan waktu mengerjakannya? Yuk kita bahas selengkapnya!

ADVERTISEMENT

4 Macam Puasa Wajib dalam Islam

Terkait dengan macam-macam puasa wajib telah dijelaskan oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya Al-Fiqhul Islamy wa Adillatuhu. Ia mengatakan bahwa puasa wajib terdiri dari 4 macam, yakni puasa Nazar, puasa kifarat, puasa Ramadhan, dan puasa qadha.

Berikut penjelasannya masing-masing:

1. Puasa Nazar

Puasa nazar adalah puasa wajib yang dilakukan berdasarkan janji. Kata nazar sendiri secara bahasa adalah aujaba yang berarti mewajibkan.

Oleh karena itu, ketika seseorang bernazar untuk berpuasa, maka ia telah mewajibkan puasa atas dirinya.

Misalnya jika ia mengatakan, "Apabila aku berhasil dalam ujian, aku akan melaksanakan puasa." Kata-kata tersebut sejatinya merupakan janji seseorang kepada Allah SWT, sehingga jika harapannya terkabul maka ia wajib menunaikan nazar tersebut.

Adapun waktu mengerjakan puasa Nazar, sebagaimana dikutip dari detikHikmah adalah kapan saja setelah ia bernazar. Dengan ketentuan tidak dilakukan pada waktu-waktu yang diharamkan berpuasa, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, hari tasyrik, dan saat haid serta nifas.(2)

2. Puasa Kifarat/Kafarat

Puasa wajib selanjutnya adalah puasa kafarat/kifarat. Kafarat secara bahasa bermakna mengganti, menutupi, membayar, dan memperbaiki.

Kafarat harus dilaksanakan oleh seseorang setelah ia melakukan kemaksiatan, seperti membunuh karena kesalahan (tidak disengaja), membatalkan sumpah, melakukan hubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan, dan zihar (ketika seorang suami menganggap istrinya seperti ibunya).

Puasa sendiri merupakan salah satu jenis kafarat untuk menebus kesalahan-kesalahan di atas. Karena itu, puasa kafarat ini hukumnya wajib.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang siapa yang tidak mendapatkan (budak), (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Sama yang tidak kuasa, (wajib atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih."(QS Al-Mujadilah:3-4)

Mengutip laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), waktu terbaik untuk mengerjakan puasa kifarat adalah sesegera mungkin setelah melakukan pelanggaran. Namun jika ia tidak dapat mengerjakan secepatnya, maka hendaknya dikerjakan sebelum datangnya bulan Ramadhan berikutnya.(3)

3. Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah salah satu jenis puasa wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran,

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah:183)

Selain itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW juga bersabda,

"Thalhah bin Ubaidillah menceritakan bahwa seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah SAW dengan kepala yang telah beruban, lalu ia berkata, 'Wahai Rasulullah, beritahukanlah tentang shalat yang diwajibkan Allah kepadaku.' Rasulullah SAW menjawab, 'Shalat lima waktu, kecuali engkau menghendaki shalat sunah.' Kemudian, orang tadi berkata, 'Beritahukan tantang shaum yang telah diwajibkan Allah kepadaku.' Rasulullah menjawab, 'Shaum Ramadhan, kecuali engkau menghendaki shaum sunah.'(HR. Bukhari)

Seperti namanya, puasa Ramadhan adalah puasa yang dikerjakan pada bulan suci Ramadhan. Yakni bulan ke-9 dalam penanggalan Hijriah.

Puasa Ramadhan dikerjakan selama sebulan penuh, dengan mengikuti penetapan dari pemerintah ataupun organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

4. Puasa Qadha

Istilah "Qadha" secara bahasa bermakna memenuhi, melaksanakan, membayar, atau melunasi. Adapun puasa Qadha berarti mengganti atau membayar kekurangan puasa Ramadhan yang ditinggalkan akibat adanya halangan (uzur) yang dibolehkan dalam agama, misalnya sakit, bepergian, dll.

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran,

"Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), (wajib baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."(QS. Al-Baqarah:185)

Terkait waktu pelaksanaan puasa qadha sendiri terbilang cukup panjang. Mengutip NU Online, Puasa ini dapat dikerjakan sejak tanggal 2 Syawal (setelah Lebaran Idul Fitri) hingga sebelum masuk Ramadhan tahun berikutnya.

Namun, bagi yang terlambat meng-qadha-kan puasa sampai datang Ramadhan berikutnya padahal mempunyai kesempatan untuk melaksanakannya, memiliki konsekuensi, yakni selain tetap wajib meng-qdha puasa juga wajib membayar fidyah (denda).

Sementara bagi orang yang tidak memiliki kesempatan untuk meng-qadha puasa, seperti orang yang senantiasa bersafari, maka ia cukup membayar fidyah, tidak wajib meng-qadha puasa.(4)

9 Macam Puasa Sunnah dan Waktu Pelaksanaannya

Selain puasa wajib, dalam Islam juga terdapat sejumlah puasa sunnah yang dianjurkan. Puasa sunnah sendiri adalah puasa yang dikerjakan secara sukarela oleh umat muslim, jika dikerjakan mendapatkan pahala, sementara jika ditinggalkan maka tidak berdosa.

Apa saja jenis-jenis puasa sunnah yang perlu diketahui? Berikut daftarnya seperti dilansir dari laman resmi Yayasan Pendidikan Cendekiawan Muslim.

1. Puasa Senin-Kamis

Seperti namanya puasa sunnah ini dikerjakan pada hari Senin dan Kamis setiap minggunya. Puasa sunnah ini memiliki keutamaan yang sangat besar hingga Rasulullah SAW sangat menganjurkannya.

Dalam satu riwayat dijelaskan, suatu ketika Usamah bin Zaid pergi bersama budaknya ke bukit Al-Qurâ. Saat itu kondisi Usamah berpuasa, sementara usianya sudah lanjut. Sang budak pun bertanya, "Mengapa engkau berpuasa Senin-Kamis padahal engkau sudah lanjut usia?"

Usamah menjawab, "Sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketika Nabi ditanya tentang hal itu, beliau menjawab, "Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis."(6)

2. Puasa Sunnah Daud

Meniru amalan Nabi Daud AS, puasa ini dikerjakan dengan pola sehari berpuasa dan sehari berbuka. Meskipun sunnah, puasa ini memiliki keutamaan yang cukup besar.

Salah satu keutamannya sebagaimana dikutip detikHikmah dari buku Hebatnya Puasa Daud oleh Hendra Zainuddin, adalah dalam menjaga seorang muslim dari perbuatan maksiat, menumbuhkan ahlakul karimah, hingga mendatangkan rezeki.(7)

3. Puasa Sunnah Ayyamul Bidh

Mengutip NU Online, Ayyamul Bidh adalah hari-hari yang cerah karena disinari oleh bulan purnama. Dengan demikian puasa ini dikerjakan pada pertengahan bulan setiap tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah.

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits,

وَعَنْ قَتَادَةَ بْنِ مِلْحَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ أَيَّامِ الْبِيْضِ: ثَلاثَ عَشْرَةَ ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ. (رواه أَبُو داود)

Artinya: Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: 'Rasulullah saw telah memerintah kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15'. (HR Abu Dawud). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, h. 81).(8)

4. Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah puasa yang dikerjakan umat muslim selama 6 hari di bulan Syawal. Yakni setelah pelaksanaan sholat Idul Fitri.

Keutamaan puasa ini disebutkan setara dengan berpuasa selama sepanjang tahun.

5. Puasa Tasuah dan Asyura

Puasa Tasuah dan Asyura adalah puasa sunnah yang dikerjakan berturut-turut pada hari ke-9 dan ke-10 bulan Muharram. Puasa ini juga dianjurkan Rasulullah SAW karena keutamaannya yang luar biasa.

6. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, atau sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Disebutkan bahwa puasa ini dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

7. Puasa Rajab

Meskipun tidak ada ketetapan khusus mengenai waktu pelaksanaannya, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa di bulan Rajab untuk menghormati bulan haram tersebut. Sebagian orang berpuasa khususnya pada tanggal 27 Rajab, untuk merayakan Isra Mi'raj.

8. Puasa Sunah Sebulan Penuh

Beberapa muslim memilih untuk berpuasa sunah selama sebulan penuh khususnya pada bulan-bulan khusus di luar Ramadhan, seperti bulan Rajab dan bulan Syaban.

9. Puasa Nawaitu

Terakhir, ada puasa nawaitu. Artinya puasa yang diniatkan untuk mencari kebaikan ataupun ketenangan jiwa. Puasa ini dapat dikerjakan kapan saja selama tidak bertentangan dengan puasa wajib.

Nah, itulah penjelasan tentang macam-macam puasa wajib dan puasa sunnah dalam Islam. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Referensi:

  • 1. Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah oleh Akhyar As-Shiddiq Muhsin, Lc. dan Dahlan Harnawisastra, Lc.
  • 2. detikhikmah, "Puasa Nazar Adalah Puasa Untuk Menepati Janji, Bagaimana Bacaan Niatnya?"
  • 3. Laman Resmi Baznas Kota Jogkarta, "Kapan Waktu Terbaik untuk Membayar Kafarat Puasa?"
  • 4. NU Online, "Kapan Batas Akhir Mengqadha Puasa Ramadhan?"
  • 5. Cendekiawan Muslim.or.id, "Mengenal Jenis-jenis Puasa Sunnah dalam Islam"
  • 6. NU Online, "4 Keistimewaan Puasa Senin Kamis"
  • 7. detikHikmah, "Puasa Daud: Pengertian, Niat, Tata Cara dan Keutamaannya"
  • 8. NU Online, "Tata Cara Puasa Ayyamul Bidl: Hukum, Keutamaaan, dan Niat"



(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads