Mantan Bupati Takalar yang juga Ketua DPW Gelora Sulawesi Selatan (Sulsel) Syamsari Kitta tercatat hanya meraih 3.381 di Takalar saat nyaleg di DPR RI. Suara yang minim di basisnya sendiri itu dinilai sebagai bentuk penghukuman masyarakat Takalar.
"Saya rasa itu bentuk penghukuman," ujar Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto kepada detikSulsel, Senin (4/3/2024)
Ali mengungkapkan secara umum mantan kepala daerah yang gagal di Pileg salah satunya karena performanya selama menjabat dianggap kurang baik. Masyarakat sudah merasakan kebijakan dari sang kepala daerah saat menjabat.
"Saat mereka menjabat masyarakat mengevaluasi. Dalam prosesnya itu mereka merasakan kebijakan-kebijakannya," ujar Ali.
Lanjut Ali, masyarakat akan mengekspresikan sikap politiknya pada Pileg bergantung pada kinerja mantan kepala daerah tersebut. Jika ketokohannya kuat maka masyarakat pasti tak segan memberikan suaranya.
"Tentu kalau mereka senang dengan bupatinya ekspresi mereka akan positif karena kita lihat ada bupati dengan mudah mendapatkan suara signifikan," jelasnya.
Khusus Syamsari, kata Ali, memang pada pertengahan jabatannya sebagai bupati elektabilitasnya dinilai sudah merosot. Bahkan berbagai konflik timbul di pemerintahannya yang memunculkan resistensi di tengah masyarakat.
"Untuk kasus Takalar dua tahun masa jabatannya (Syamsari) atau pertengahan masa jabatannya elektabilitasnya sudah jauh merosot. Berbagai konflik yang timbul dalam pemerintahan lalu kemudian muncul resistensi dari masyarakat, ini menggerus," katanya.
Di tengah merosotnya elektabilitas, Syamsari justru bergabung dengan Gelora yang notabene partai baru. Dia meninggalkan PKS yang mengusungnya di Pilkada Takalar 2017 lalu.
"Ini juga menjadi faktor yang ikut melemahkan, ketika ikut partai Gelora, partainya masih baru. Tentu marketing politiknya menjadi tantangan tersendiri dan adanya resistensi dari masyarakat akibat performa pemerintahan yang buruk, ini kemudian ikut menghancurkan," jelas Ali.
Faktor lainnya, kata dia, ada kompetisi yang ketat antarcaleg menyebabkan eks kepala daerah tersebut sulit bersaing. Namun Ali menegaskan perolehan suara sejatinya akan ditopang dengan ketokohan kepala daerah.
"Tapi ini saya rasa faktor sampingan saja. Jadi kembali ke performanya selama menjabat dan faktor sampingan itu ketatnya kompetisi," pungkasnya.
Simak Gelora Akui Caleg Lemah Finansial di halaman selanjutnya...
Simak Video "Video: Momen Sejoli Tahanan Narkoba Menikah di Rutan Polres Gowa"
(ata/ata)