- Doa Malam Nisfu Syaban oleh Sayyid Utsman bin Yahya
- Doa Malam Nisfu Syaban oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
- Kapan Malam Nisfu Syaban 1445 H/2024 M?
- Keutamaan Malam Nisfu Syaban 1. Malam yang Diberkahi (Mubarakah) 2. Malam Pembagian Takdir (Qismah wa at-Takdir) 3. Malam Penghapusan Dosa (at-Takfir) 4. Malam Diterimanya Doa (al-Ijabah) 5. Malam Kehidupan (al-hayat) 6. Hari Raya Malaikat 7. Malam Syafaat 8. Malam Kemerdekaan (al-'Itqu) 9. Malam Pembebasan (al-Baraah) 10. Malam Hadiah (al-Jaizah)
- Amalan yang Dianjurkan di Malam Nisfu Syaban Memperbanyak Doa Membaca Dua Kalimat Syahadat Sebanyak-banyaknya Memperbanyak Istighfar
Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lantas, bagaimana bacaan doa malam Nisfu Syaban ini?
Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, malam Nisfu Syaban merupakan pertengahan bulan Syaban. Malam ini menjadi malam yang mulia dan istimewa dalam Islam.
Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al-Maliki menyatakan di antara kemuliaan malam Nisfu Syaban adalah Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab doa orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka. Karena itulah, malam Nisfu Syaban sebaiknya dimanfaatkan untuk memperbanyak berdoa kepada Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berikut ini bacaan doa malam Nisfu Syaban lengkap dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya. Dicatat ya, detikers!
Doa Malam Nisfu Syaban oleh Sayyid Utsman bin Yahya
Doa malam Nisfu Syaban disebutkan dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya. Adapun bacaan doanya adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Latin: Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn.
Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.
Artinya: "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT." (Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa catatan tahun], halaman 78-80).
Doa di atas merupakan doa untuk memohon kepada Allah SWT panjang umum, murah rezeki, dan ketetapan iman. Di antara doa tersebut juga biasanya dibaca 3 kali surat Yasin.
Doa Malam Nisfu Syaban oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
Selain doa di atas, juga terdapat versi doa malam Nisfu Syaban lainnya sebagaimana dicontohkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab Ghunyah al-Thalibin. Adapun bacaan doanya adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Arab Latin: Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa âlihi, Mashâbihil hikmati wa mawâlin ni'mati, wa ma'âdinil 'ishmati, wa'shimni bihim min kulli sû-in, wa lâ ta'khudznî 'alâ ghirratin wa lâ 'ala ghaflatin, wa lâ taj'al 'awâqiba amri hasratan wa nadâmatan, wardla 'annî, fainna maghfirataka lidh dhâlimin, wa anâ minadh dhâlimîna, allâhumma ighfir lî mâ lâ yadlurruka, wa a'thinî mâ lâ yanfa'uka, fainnaka al-wâsi'atu rahmatuhu, al-badî'atu hikmatuhu, fa a'thini as-sa'ata wad da'ata, wal-amna wash-shihhata wasy-syukra wal-mu'âfata wattaqwa, wa afrighiash-shabra wash-shidqa 'alayya, wa 'alâ auliyâi fîka, wa a'thinî al-yusra, walâ taj'al ma'ahu al-'usra, wa a'imma bi dzâlika ahlî wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî minal muslimîna wal muslimâti wal mu'minîna wal mu'minâti.
Artinya: "Ya Allah limpahkan rahmat ta'dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat." (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 249)
Kapan Malam Nisfu Syaban 1445 H/2024 M?
Secara harfiah, Nisfu Syaban berarti hari pertengahan bulan Syaban, yaitu tanggal 15 Syaban. Dalam kalenderiMasehi, tanggal ini bertepatan dengan hari Ahad, 25 Februari 2024.
Adapun malam Nisfu Syaban dimulai sejak Sabtu, 24 Februari 2024 setelah masuk waktu maghrib. Hal ini karena pergantian hari dalam kalender Hijriah dihitung berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Masih dari laman NU Online, malam Nisfu Syaban memiliki banyak nama. Masing-masing dari nama-nama itu mempunyai makna keutamaan dan kemuliaan tersendiri yang bisa diraih oleh umat Islam.
Al-Hafiz al-Muhaddits Syekh Salim as-Sanhuri dalam salah satu kitabnya menjelaskan sepuluh nama tersebut yakni:
1. Malam yang Diberkahi (Mubarakah)
Pada malam pertengahan bulan Syaban, Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk turun ke langit dunia dan menebar kebaikan pada manusia. Pada malam itu, jarak antara manusia dengan para malaikat sangat dekat. Kedekatan itu menjadi keberkahan tersendiri yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW.
2. Malam Pembagian Takdir (Qismah wa at-Takdir)
Pada malam ini, para malaikat turun untuk membagi keberkahan dan kebaikan serta untuk menentukan takdir kepada semua manusia. Mulai dari rezeki, jodoh, mulia, hina, pangkat, dan yang lainnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Atha' bin Yasar, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ دُفِعَ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ صَحِيْفَةً فَيُقَالُ اِقْبِضْ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَنْ فِي هَذِهِ الصَّحِيْفَةِ فَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَغْرَسَ الغُرَّاسَ وَيُنْكِحَ الْأَزْوَاجَ وَيَبْنِي الْبُنْيَانَ وَإِنَّ اسْمَهُ فِي تِلْكَ الصَّحِيْفَةِ وَهُوَ لَا يَدْرِيْ
Artinya: Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya'ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu.
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa pada malam pertengahan bulan Syaban Allah SAW menetapkan beberapa keputusan yang Dia kehendaki, kemudian menyerahkan kepada para pemiliknya pada malam lailatul qadar.
3. Malam Penghapusan Dosa (at-Takfir)
Alasan di balik penamaan ini adalah karena pada malam tersebut, Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya selama satu tahun. Terhitung sejak malam tersebut hingga malam pertengahan bulan Syaban selanjutnya. Dalam riwayat Ahmad bin Nadlar melalui jalur Sayyidina Mu'ad bin Jabar, Rasulullah SAW bersabda:
يَطَّلِعُ اللهُ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ اِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: Allah swt melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Sya'ban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya).
4. Malam Diterimanya Doa (al-Ijabah)
Di antara keistimewaan malam pertengahan bulan Syaban adalah diterimanya semua doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:
خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيْهِنَّ الدُّعَاءُ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَتَا الْعِيْدِ
Artinya: (Terdapat) lima malam, di mana doa tidak ditolak di dalamnya, yaitu: malam Jumat, malam pertama dari bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya'ban, dan dua malam hari raya.
5. Malam Kehidupan (al-hayat)
Orang yang beribadah kepada Allah SWT pada malam pertengahan bulan Syaban, maka Dia tidak akan mematikan hati hamba-Nya ketika hati semua manusia mati. Artinya, ketika semua makhluk senang akan dunia dan lupa akan akhirat, maka Allah tidak akan membiarkan orang yang beribadah pada malam tersebut turut terlena dengan dunia.
Selain itu, terdapat sebuah riwayat dari Ishaq bin Rahwaih dengan sanadnya dari Wahab bin Munabbih yang menyebutkan bahwa pada malam tersebut tidak ada orang yang meninggal. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ أَحَدٌ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ لِاشْتِغَالِ مَلَكِ الْمَوْتِ بِقَبْضِ الصَّكَاكِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya: Jika malam pertengahan bulan Syaban telah datang, maka tidak akan ada seorang pun yang mati, mulai dari ujung timur hingga ujung barat, karena sibuknya malaikat pencabut nyawa dengan menerima catatan-catatan (makhluk) dari Tuhan semesta alam.
6. Hari Raya Malaikat
Jika manusia memiliki dua hari raya agung yang selalu dirayakan dalam setiap tahunnya, yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha, maka para malaikat juga memiliki dua hari raya yang selalu mereka rayakan dalam setiap tahunnya, yaitu malam pertengahan bulan Syaban dan malam Lailatul Qadar.
7. Malam Syafaat
Menurut Al-Hafiz Syekh Salim as-Sanhuri, pada malam pertengahan bulan Syaban menjadi malam sempurnanya syafaat. Hal itu dimulai sejak tanggal 13 bulan Syaban, Rasulullah SAW ditanya perihal syafaatnya yang akan diberikan kepada umatnya, saat itu ia menjawab hanya akan memberikan sepertiga kepada mereka.
Pada malam tanggal 14, ia ditanya kembali perihal syafaat yang akan diberikan pada umatnya, saat itu ia menjawab hanya akan memberikan dua pertiga syafaat kepada mereka. Namun, tepat ketika malam Nisfu Syaban ketika pertanyaan itu disampaikan kepada Rasulullah SAW, dengan tegas ia menjawab bahwa syafaatnya akan diberikan semuanya kepada umatnya. Oleh karenanya, malam itu disebut dengan malam sempurnanya syafaat.
8. Malam Kemerdekaan (al-'Itqu)
Pada malam ini juga disebut dengan malam kemerdekaan, yaitu diangkatnya separuh umat Nabi Muhammad SAW dari neraka. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Sayyidah Aisyah, Rasulullah SAW bersabda:
رُوِيَ أَنَّ النَّبِي كَانَ جَالِسًا فِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ فَنَزَلَ عَلَيْهِ جِبْرِيْلُ. فَقَالَ: اِنَّ اللهَ قَدْ أَعْتَقَ مِنَ النَّارِ نِصْفَ أُمَّتِكَ
Artinya: Diriwayatkan, sungguh Nabi Muhammad sedang duduk pada suatu malam (Nisfu Syaban), maka datang kepadanya malaikat Jibril. Ia berkata "Sungguh Allah telah memerdekakan dari neraka separuh umatmu".
9. Malam Pembebasan (al-Baraah)
Di antara nama-nama malam pertengahan bulan Syaban lainnya, yaitu malam pembebasan. Pada malam itu Allah SWT mencatat kebebasan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dari neraka, baik yang taat atau ahli maksiat. Maka, di saat yang bersamaan Allah berkata kepada mereka yang taat:
أَوْفَيْتُ الْحَقَّ وَقُمْتَ بِشَرَائِطِ الْعُبُوْدِيَّةِ فَخُذْ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ.
Artinya: Aku (Allah) telah menepati janji (kebenaran). Dan engkau telah menjalankan ketentuan seorang hamba, maka ambillah kebebasan dari neraka.
Tidak hanya kepada orang beriman yang taat, Allah juga memberikan pembebasan kepada orang mukmin yang masih sering melakukan maksiat. Saat itu Dia berkata kepada mereka, "Aku (Allah) telah memberikan keringanan kepada kalian semua, sebab kalian tidak menjalankan hak-hak dan ketentuan seorang hamba, maka hakmu adalah siksa, namun (dengan malam Nisfu Syaban), ambillah kebebasanmu dari neraka."
10. Malam Hadiah (al-Jaizah)
Alasan di balik penamaan malam pertengahan bulan Syaban dengan nama ini tidak lain karena malam mulia ini hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW, tidak bagi umat nabi-nabi sebelumnya. Oleh karenanya, malam tersebut merupakan hadiah langsung dari Allah SWT secara khusus kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Amalan yang Dianjurkan di Malam Nisfu Syaban
Berikut ini tiga amalan sunnah yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban, yaitu:
Memperbanyak Doa
Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء
Artinya: (Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan). (HR al-Baihaqi)
Membaca Dua Kalimat Syahadat Sebanyak-banyaknya
Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia dan sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam Nisfu Syaban. Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi'nânul Qulûb Bidzikri 'Allâmil Ghuyûb mengatakan:
"Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, khususnya bulan Sya'ban dan malam pertengahannya."
Memperbanyak Istighfar
Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun, kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenanya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam Nisfu Syaban.
Sayyid Muhammad bin Alawi dalam Ithmi'nânul Qulûb memaparkan, Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Syaban dan malam pertengahannya.
Sayyid Muhammad bin Alawi dalam Ithmi'nânul Qulûb memaparkan berikut ini:
"Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya'ban dan malam pertengahannya".
"Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits. Pada bulan Sya'ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan," sambung Sayyid Alawi.
Nah, itulah doa malam Nisfu Syaban dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya serta keutamaan dan amalan lain yang disunnahkan. Semoga bermanfaat dan selamat mengamalkannya ya, detikers!
(edr/edr)