"Hari ini operasi SAR kita laksanakan hari ketujuh, sesuai dengan SOP pelaksanaan operasi SAR bahwa operasi SAR dilaksanakan paling lama 7 hari," ujar Kepala Basarnas Mamuju Muh Rizal kepada wartawan, Selasa malam (27/12/2023).
Rizal mengungkapkan pihaknya telah melakukan evaluasi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam pencarian. Hasilnya, tim gabungan memutuskan tidak melanjutkan setelah dilakukan pencarian terakhir pada Selasa (27/12).
"Korban setelah kami laksanakan pencarian dari hari pertama sampai ketujuh, korban kita nyatakan hilang. Tidak ada lagi perpanjangan, ini adalah hari terakhir," terangnya.
Kendati begitu, pihaknya masih akan melakukan pemantaun lewat pancaran radio. Dia meminta warga atau nelayan yang melihat tanda-tanda keberadaan korban langsung melapor ke personel Basarnas Mamuju.
"Selebihnya kami hanya akan melaksanakan pemantauan melalui pancaran radio untuk menemukan tanda-tanda keberadaan korban. (Selanjutnya) akan disampaikan ke radio pantai dan diteruskan ke kami," jelasnya.
Rizal mengaku ada 2 kendala yang dihadapi tim SAR gabungan selama melakukan pencarian. Salah satunya, tidak ada tanda-tanda korban menggunakan alat keselamatan.
"Kemudian yang kedua tenggelamnya, atau terbaliknya kapal lokasi kejadian itu terdapat kedalaman 1.000 meter atau kurang lebih 1 kilometer kedalamannya. Sehingga itu menjadi kendala kami untuk melakukan deteksi posisi korban apabila korban tenggelam," ungkap Rizal.
Untuk diketahui, Kapal Bigetron GT-6 yang membawa 37 penumpang tenggelam di perairan Mamuju, Kamis (21/12) sekitar pukul 00.30 Wita. Kapal tersebut berlayar dari Pulau Ambo Desa Bala-balakang Timur tujuan Desa Sumare, Kecamatan Simboro, Mamuju.
Kapal tersebut membawa rombongan yang baru pulang menghadiri acara penikahan. Dalam kejadian itu dilaporkan 2 orang tewas dan 2 lainnya masih hilang. Sementara 33 penumpang lainnya selamat.
(sar/asm)