Gereja Katedral Makassar: Sejarah, Arsitektur, dan Jadwal Ibadahnya

Polisi perketat pengamanan di Gereja Katedral, Makassar (Hermawan/detikcom). — Foto: Gereja Katedral Makassar (Hermawan/detikcom).

Daftar Isi

Sejarah Gereja Katedral Makassar
Arsitektur Gereja Katedral Makassar
Jadwal Misa Gereja Katedral Makassar

Makassar -

Gereja Katedral Makassar merupakan salah satu bangunan tua di Makassar yang sangat bersejarah. Gereja ini dapat menjadi pilihan destinasi wisata sejarah yang menarik karena lokasinya yang sangat strategis di pusat kota.

Mengutip jurnal Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI berjudul "Gereja Hati Yesus Yangmaha Kudus - Katedral (sejarah Gereja Katolik di Sulawesi Selatan dan Tenggara)", Gereja Katedral Makassar memiliki nama resmi Gereja Katolik Hati Yesus Yang Maha Kudus (GKHYYK).

Gereja ini merupakan gereja tertua di Makassar, bahkan,di seluruh Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sebagai gereja tertua di Sulawesi Selatan dan Tenggara, tentunya gereja ini memiliki sejarah dan arsitektur yang menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana sejarah dan arsitektur Gereja Katedral Makassar? berikut informasi lengkapnya yang dirangkum oleh detikSulsel.

Sejarah Gereja Katedral Makassar

Masih mengutip sumber yang sama, sejarah pembangunan Gereja Katedral bermula ketika Pastor A. Asselberg SJ dipindahkan ke Makassar pada 7 September 1892. Ia diizinkan masuk dan ditunjuk menjadi pastor pertama di Makassar.

Mulanya, pastor tersebut menyewa rumah di Jalan Sultan Hasanuddin sebagai tempat tinggal sekaligus tempat ibadah. Kemudian di tahun 1895, dibelilah tanah dan rumah di Komedi Straat (kini Jalan Kajaolalido).

Empat tahun kemudian pada 1 Februari 1899, di tanah tersebut didirikan sebuah gereja yang sekaligus menjadi gereja pertama di Makassar kala itu. Gereja inilah yang sekarang dikenal dengan Gereja Katedral Makassar.

Pembangunannya selesai dalam satu tahun (1900). Lalu, tanggal 06 April 1900 gereja ini mulai dipergunakan dan 08 April 1900 mulai diadakan misa pertama kali dan dipimpin oleh Pastor Timmers SJ.

Pada tahun 1939, diadakan renovasi dan gereja tersebut diperluas dengan bentuk gereja seperti saat ini. Renovasi tersebut selesai tahun 1941.

Pada 13 April 1937 wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara dijadikan Prefektur Apostolik Makassar oleh Sri Paus di Roma dan dipercayakan kepada misionaris CICM dengan Mgr. Martens sebagai prefek.

Pada 13 Mei 1948 menjadi Vikariat Apostolik Makassar. Kemudian, tanggal 3 Januari 1961 menjadi Keuskupan Agung Makassar atau Gereja Katedral Makassar.

Arsitektur Gereja Katedral Makassar

Gereja Katedral Makassar dibangun dengan arsitektur bergaya Eropa gothik karya Swartbol, seorang perwira seni asal Eropa. Tetapi, baru saja menyelesaikan tembok pondasi, Swartbol dipanggil pulang ke Eropa.

Oleh karena itu, pembangunan diteruskan oleh S Fischer, seorang ahli pengairan. Karena tidak memahami bangunan bergaya gothik, pembangunan gereja kurang sesuai dengan rencana sebelumnya.

Gaya gothik adalah gaya arsitektur yang digunakan selama abad pertengahan tengah dan akhir dan merupakan kreasi para jenius abad pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan oleh arsitektur Renaisans.

Bangunan ini berdenah persegi panjang yang berorientasi timur barat. Yakni terdiri bangunan utama (ruang ibadah utama) dan menara pada bagian depan (timur).

Tahun 1938, saat dilakukan pemugaran pertama, bangunan ini mengalami penambahan menara. Menara ini pun sudah berkali-kali mengalami perombakan dengan pertimbangan estetika.

Bagian yang masih asli pada gereja ini terletak pada jendela, ukiran-ukiran, serta kursi walaupun ada beberapa kursi yang telah diganti. Gereja ini memiliki 8 buah jendela, 4 jendela berapa pada sisi utara dan 4 sisanya berada pada sisi selatan.

Jendela tersebut dibawa langsung dari Portugis ketika dalam masa pembangunannya. Ada juga bejana berlapis emas yang masih asli dan masih digunakan sampai sekarang oleh para jemaat yang akan dibaptis.