- 1. Gereja Katedral Makassar
- 2. Rumah Jabatan Gubernur Sulsel
- 3. Vihara Ibu Agung Bahari (Klenteng Ma Tjo Poh)
- 4. Gedung Dewan Kesenian Sulsel (Societeit de Harmonie)
- 5. Museum Kota Makassar
- 6. Gedung Mulo Makassar
- 7. Kantor Pengadilan Negeri Kelas 1a Khusus Makassar
- 8. Benteng Rotterdam
- 9. Klenteng Xian Ma
- 10. Rumah Jabatan Walikota Makassar
- 11. Masjid Assaid
- 12. Gereja Protestan Immanuel
- 13. Rumah Sakit Stella Maris
- 14. Perusahaan Daerah Air Minum Makassar
- 15. Apotek Kimia Farma
- 16. SMP Negeri 5 Makassar
- 17. Masjid Babul Firdaus
Kota Makassar punya sejarah panjang hingga menjadi seperti sekarang. Jejak-jejak peninggalan masa lampau tersebut dapat dilihat dari bangunan-bangunan tua dan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Bangunan-bangunan tersebut tersebar di sudut-sudut utama Kota Daeng. Sebagian tetap beroperasi sesuai fungsinya sejak pertama kali didirikan, sebagian pula dijadikan museum ataupun destinasi wisata edukasi dan sejarah untuk masyarakat.
Karena itu, tak ada salahnya sesekali berkunjung ke tempat-tempat tersebut untuk belajar dan mengenali sejarah Kota Makassar ini. Wisata edukasi ini bisa menjadi pilihan untuk mengisi liburan akhir pekan bersama keluarga dan anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa saja bangunan tua dan bersejarah yang masih berdiri di Makassar sampai saat ini? Berikut daftar selengkapnya dihimpun detikSulsel untuk detikers.
1. Gereja Katedral Makassar
![]() |
Gereja Katolik Hati Yesus Yang Maha Kudus (GKHYYK) atau Gereja Katedral merupakan salah satu bangunan tua dan bersejarah yang ada di Makassar. Gereja ini beralamat di Jalan Kajaolalido No.14, RT.001/RW.03, Baru, Kecamatan Ujung Pandang.
Lokasi gereja ini terbilang strategis karena berada tepat di sisi barat Lapangan Karebosi. Letaknya itu membuat Gereja Katedral Makassar mudah diakses oleh masyarakat yang ingin beribadah ataupun wisatawan.
Dilansir Jurnal Lektur Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) berjudul 'Gereja Hati Yesus Yangmaha Kudus - Katedral', Gereja Katedral ini merupakan gereja tertua di Makassar, bahkan se-Sulawesi Selatan dan Tenggara. Gereja ini diketahui pertama kali dibangun pada tahun 1898.
Sejak pertama kali dibangun, gereja ini sempat direnovasi dan diperluas, namun masih mempertahankan sebagian besar bentuk aslinya hingga saat ini. Gaya bangunannya yang klasik itu lantas menarik perhatian banyak orang sehingga dijadikan destinasi wisata oleh sebagian orang.
Bentuk jendela, pintu, dan atap gereja yang melengkung memiliki ciri khas tersendiri dengan corak gotik. Gaya bangunan itu merupakan pengaruh dari masa kolonial Belanda.(1)
2. Rumah Jabatan Gubernur Sulsel
![]() |
Rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan juga termasuk salah bangunan tua yang ada di Makassar. Melansir Buku Bangunan Bersejarah di Makassar yang diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar, rumah jabatan ini pertama kali didirikan pada tahun 1935.
Setelah rampung, rumah jabatan ini kemudian ditempati untuk pertama kalinya oleh Gubernur Belanda Haze Winkelman sampai tahun 1942. Setelahnya, bangunan itu ditinggali oleh gubernur-gubernur yang memimpin Sulawesi Selatan secara berturut-turut.
Secara umum, arsitektur bangunan ini bergaya modern dengan ciri bangunan tropis yang menonjol. Gaya modern tersebut terlihat pada konstruksi tanpa hiasan elemen bangunan yang juga berfungsi sebagai dekorasi. Adapun wujud bangunan tropis terlihat pada banyaknya pintu, jendela, dan ventilasi yang memenuhi hampir seluruh dinding bagian luar.
Sejak didirikan, Rumah jabatan Gubernur Sulsel sudah mengalami tiga kali perbaikan. Di antaranya dibangun rumah ajudan pada tahun 1960, penambahan ruang unduk tahun 1974, dan penambahan ruang staf, dapur, serta garasi.
Luas areal Rumah Jabatan Gubernur Sulsel ini sebesar 2,90 ha dengan status kepemilikan oleh Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan.(2) Jika ingin berkunjung, bangunan ini beralamat di Jalan Sungai Tangka No.31, Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang.
3. Vihara Ibu Agung Bahari (Klenteng Ma Tjo Poh)
Selanjutnya ada Vihara Ibu Agung Bahari (dulu Klenteng Thian Ho Kong/Ma Tjo Poh). Vihara ini terletak di kawasan Pecinan, tepatnya di Jalan Sulawesi, Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo, Makassar.
Mengutip dari jurnal Universitas Hasanuddin berjudul 'Vihara Ibu Agung Bahari (Identifikasi Lokasi dan Analisis Nilai Penting)', disebutkan bahwa klenteng ini dibangun pada tahun 1738. Namun berdasarkan sebuah prasasti yang ada di klenteng tersebut, klenteng ini pernah berdiri selama kurang lebih 100 tahun di Hoogepad (sekarang: Jalan Ahmad Yani).
Klenteng Ma Tjo Poh berubah nama menjadi Vihara Ibu Agung Bahari saat terjadi pemberangusan etnis Tionghoa pada tahun 1997. Saat itu sebagian besar bagian bangunan klenteng dibakar hingga yang tersisa hanyalah bagian gerbang dan dinding sayap kiri klenteng.
Para Etnis Tionghoa saat itu merasa takut untuk beribadah sehingga sebagian dari mereka beralih kepercayaan menjadi agama Buddha. Sejak peristiwa itulah sebagian fungsi klenteng berubah menjadi fungsi vihara.
Vihara Ibu Agung Bahari masih difungsikan sebagai pusat tempat ibadah umat Budha sampai saat ini. Sebelumnya, bangunan ini sudah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali pada tahun 1805, 1831, dan 1867.
Kelenteng ini dipercaya dibangun untuk menuju dewi Ma Tjo Poh sebagai pembawa berkah dan keselamatan di laut. Sebagai peninggalan sejarah, Vihara Ibu Agung Bahari dilindungi oleh UU No. 11 Tahun 2010 dengan nomor register 342 oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat.
Bangunan Klenteng ini terdiri dari 4 bagian. Yakni bagian depan berupa halaman dan gapura utama, bagian unit utama yang terdiri dari atas teras, bagian tengah dan bagian dalam. Di bagian kiri unit ini juga terdapat kamar yang saling berhubungan. Serta bagian ruangan untuk sembahyang berada di bagian ujung belakang.(3)
4. Gedung Dewan Kesenian Sulsel (Societeit de Harmonie)
![]() |
Gedung Dewan Kesenian Sulsel atau Societeit de Harmonie dibangun pada tahun 1896 sebagai tempat pertemuan orang-orang asing dan bangsawan terkemuka. Gedung ini juga dijadikan sebagai tempat berkumpul, pesta, pertunjukan sandiwara, dan musik.
Kemudian pada tahun 1910-an Societeit de Harmonie dirombak dan diperbesar. Bentuk bangunan ini menerapkan gaya arsitektur campuran yang modern.
Seiring perkembangan zaman, terdapat perubahan fungsi pada gedung ini dari masa ke masa. Pada tahun 1942-1953 dijadikan sebagai Balai Pertemuan Masyarakat, lalu tahun 1953-1955 dijadikan tempat pertemuan orang-orang keturunan Belanda, Cina dan Bangsawan.
Pada tahun 1955-1960 gedung kesenian ini sudah mulai digunakan oleh pribumi. Setelahnya, mulai dialihfungsikan sebagai kantor-kantor pemerintahan mulai tahun 1960 sampai 2000-an.
Sekarang gedung ini berfungsi sebagai Kantor dan Gedung Dewan Kesenian Sulawesi Selatan yang berlokasi di Jalan Riburane No.15. Status kepemilikannya sendiri dimiliki oleh Pemerintah daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
Dilihat dari arsitekturnya, bangunan ini telah menerapkan konsep modern dengan gaya campuran. Hal itu nampak dari bentuk bangunan yang tidak simetris dan satu bangunan menyerupai huruf L dan sebuah menara di sisi timur.
5. Museum Kota Makassar
![]() |
Bangunan tua dan bersejarah selanjutnya yaitu Museum Kota Makassar. Dulunya, bangunan ini dikenal dengan Gedung Gemeente Makassar.
Gedung Gemeente mulai dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan peningkatan status Makassar sebagai Gemeente (Kota Besar). Setelah selesai dibangun, pada tahun 1918 gedung itu diresmikan oleh Walikota I Gemeente Makassar J.E Dabrink.
Gedung Gemeente itu kemudian dijadikan kantor walikota sampai akhir kekuasaan pemerintah Belanda di tahun 1942. Selanjutnya, gedung ini tetap digunakan sebagai Kantor Walikota Makassar sampai dialihfungsikan sebagai Museum Kota.
Gaya arsitekturnya menerapkan konsep 'Garden City' yakni dikelilingi halaman depan, samping, sampai belakang. Jika ingin melihat indahnya gedung ini, detikers bisa mendatanginya di Jalan Balaikota No.11, Baru, Kecamatan Ujung Pandang.
6. Gedung Mulo Makassar
![]() |
Gedung Meer Uitgebreid lager Onderwijs (MULO) awalnya merupakan sekolah dasar lanjutan untuk orang-orang pribumi yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1927. Gedung Mulo berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No.23, Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang.
Bangunan ini menerapkan konsep 'Garden City' dengan halaman yang luas mengelilingi. Terdapat ciri klasik Eropa yang dikombinasikan dengan unsur tradisional pada Gedung MULO.
Pada tahun 1942-1945, gedung ini berubah nama menjadi Shihan Gakko yang merupakan sekolah sejajar dengan SMP. Setelahnya, Gedung MULO difungsikan sebagai kantor-kantor pemerintahan.
Saat ini, Gedung Mulo digunakan sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Yayasan Mathes.
7. Kantor Pengadilan Negeri Kelas 1a Khusus Makassar
![]() |
Kantor Pengadilan Negeri Kelas 1a Khusus Makassar atau dulu dikenal sebagai Raad Van Justitia telah ada sebelum tahun 1915. Kantor ini dibangun oleh orang-orang Belanda sebagai bentuk perhatiannya pada pengadilan di Kota Makassar.
Sesuai namanya, gedung ini dulunya digunakan untuk melakukan proses pengadilan Raad Van Justitie dan Landraad. Raad Van Justitie merupakan proses pengadilan untuk bangsa Eropa, Cina, dan bangsawan, sementara Landraad untuk pribumi.
Arsitektur bangunan ini menampilkan perpaduan gaya Neo Klasik Eropa yakni Renaissance dan Romawi. Hal ini terlihat pada sisi-sisi gedung yang simetris, melebar, teratur dan monoton.
Ditambah dengan elemen-elemen bangunan seperti deretan jendela, pintu, ventilasi yang tinggi dan besar dengan beberapa hiasan. Bentuk simetris sendiri memberikan kesan formil, berwibawa dan melambangkan keadilan.
Kantor ini terletak di Jalan R.A Kartini No.18/23, Baru, Kecamatan Ujung Pandang. Sampai saat ini, fungsi bangunan ini masih sama seperti sejak pertama kali didirikan yaitu sebagai gedung pengadilan.
8. Benteng Rotterdam
![]() |
Jika berbicara tentang bangunan tua dan bersejarah di Makassar, Benteng Rotterdam tentu tidak boleh terlewatkan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-IX Karaeng Tumapa'risi Kallonna.
Benteng ini mulanya dibangun dengan bahan dasar bata oleh pemerintahan Gowa. Namun, pada tahun 1667 setelah perjanjian Bongaya, pemerintahan kolonial Belanda masuk dan mengganti bahan dasar benteng jadi batu padas.
Pada tahun 1976, terjadi pemugaran besar-besaran pada seluruh bangunan gedung dalam kompleks Benteng Rotterdam. Keseluruhan luas areal lingkungan dalam benteng ini sendiri yaitu sebesar 21.253 m2 dengan lokasi luar 12.999,57 m2.
Secara keseluruhan, bangunan dalam Benteng Rotterdam terdapat sebanyak 16 bangunan turutan termasuk 1 buah bangunan yang dibangun pada masa pemerintahan Jepang. Selain itu terdapat 5 bastion, yakni bastion Bone, bastion Bacan, bastion Amboina, bastion Mandarsyah, dan Bastion Buton.
Yang menarik dari bangunan ini adalah jika dilihat dari atas, maka akan tampak seperti penyu yang sedang berjalan ke arah Laut Makassar.
Saat ini Benteng Rotterdam tidak lagi berfungsi sebagai pusat keamanan, melainkan sebagai objek wisata dan edukasi. Jika tertarik berkunjung Benteng rotterdam berlokasi di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Kecamatan. Ujung Pandang.
9. Klenteng Xian Ma
![]() |
Klenteng Xian Ma atau dikenal juga sebagai Vihara Istana Naga Sakti mulanya terbuat dari kayu dan bambu dengan atap daun nipah. Kemudian pada tahun 1860, Klenteng ini dirombak menjadi bangunan permanen menggunakan batu bata.
Bangunan tua ini terdiri dari gapura, unit sentral, serta ruang sembahyang sayap kiri dan kanan. Klenteng Xian Ma memiliki arsitektur bergaya Cina dengan hiasan molding dan patung-patung naga.
Klenteng Xian Ma yang terletak di Jalan Sulawesi, Wajo, Pattunuang, Kecamatan Makassar ini masih beroperasi sekarang. Bangunan ini dikelola oleh Yayasan Vihara Naga Sakti.
10. Rumah Jabatan Walikota Makassar
Bangunan tua dan bersejarah yang satu ini didirikan oleh kolonial Belanda pada tahun 1950-an. Bangunan itu sedari awal difungsikan sebagai Rumah Jabatan Wali Kota sampai saat ini.
Terdapat dua bagian pada rumah ini, pertama yaitu bangunan utama berlantai dua yang terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, dan ruang makan. Bangunan pendukung sendiri terdiri dari kamar tidur pembantu, dapur, kamar mandi, pos jaga, dan garasi serta baruga (Aula).
Pada tahun 1997 Rumah Jabatan Walikota Makassar ini sempat dipugar. Rumah jabatan ini berlokasi di Jalan Somba Opu No. 283, Kel. Losari, Kecamatan Ujung Pandang.
11. Masjid Assaid
Masjid Assaid merupakan tempat beribadah umat Islam yang dibangun pada tahun 1907. Masjid ini dibangun oleh satu keluarga dari para pendatang keturunan Arab.
Selain tempat beribadah, masjid ini dibangun sebagai tempat pertemuan warga keturunan Arab di Makassar. Masjid ini sekaligus menjadi simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Arab yang ada di Sulawesi Selatan.
Denah dasar bangunan ini berbentuk segi empat berlantai dua. Bangunan utama utama untuk umat dikelilingi oleh serambi di kiri, kanan dan depan.
Bagian atapnya terdiri atas 3 bagian serta ditopang oleh 4 soko guru. Di bagian depan terdapat mihrab berdampingan dengan mimbar, sedangkan bagian barat daya terdapat menara untuk azan. Masjid Assaid berlokasi di Jalan Lombok, Ende, Kecamatan Wajo, Kota Makassar.
12. Gereja Protestan Immanuel
Bangunan tua dan bersejarah di Makassar berikutnya adalah Gereja Protestan Immanuel. Bangunan ini didirikan pada tahun 1908 untuk memenuhi kebutuhan beribadah orang-orang asing yang beragama protestan di Makassar kala itu.
Gaya arsitektur gereja ini mirip dengan bangunan kolonial lainnya yang berbentuk simetris. Pada pintu masuk utamanya terdapat menara lonceng tinggi meruncing yang ala gereja-gereja bergaya klasik ghotik.
Arsitektur bangunan yang sederhana juga terlihat dari bagian depan gereja. Dinding bidang datar dengan bagian atasnya yang meruncing mengikuti kemiringan atap bentuk pelana dengan 2 sisi miring.
Letak pintu masuk utamanya berada di tengah seperti bangunan-bangunan simetris lainnya. Di bagian pintu dihiasi dengan sebuah menara lonceng tinggi meruncing ala gereja-gereja ghotik klasik. Jika ingin mengunjungi, Gereja Protestan Immanuel ini beralamat di Jalan Balaikota No.1.
13. Rumah Sakit Stella Maris
Rumah Sakit Stella Maris juga termasuk salah satu bangunan tua dan bersejarah di Kota Makassar. Rumah sakit ini didirikan oleh Kongregasi Suster YMY pada tahun 1937 dan menjadi rumah sakit pertama di Makassar.
Rumah Sakit tersebut memiliki unit utama yang terdiri dari ruang kantor, ruang operasi, laboratorium dan Unit gawat darurat. Ada pula unit pendukung yang terdiri dari ruang perawatan berupa bangsal dan kamar, ruang pemeriksaan, dapur, asrama perawat, ruang direksi, dan lain sebagainya.
Sampai saat ini Rumah Sakit Stella Maris masih beroperasi. Lokasinya terletak di Jalan Somba OPU No.273, Maloku, Kecamatan Ujung Pandang.
14. Perusahaan Daerah Air Minum Makassar
![]() |
Bangunan Perusahaan Daerah Air Minum Makassar (PDAM), dulu juga dikenal sebagai Hamente Waterleiding. Bangunan tersebut didirikan pada tahun 1920 oleh pemerintah kolonial Belanda yang menduduki Indonesia pada masa itu.
Bangunan PDAM didirikan sebagai pusat pengolahan dan pendistribusian air bersih untuk kebutuhan masyarakat Kota Makassar. Sejak didirikan, bangunan ini masih memiliki fungsi yang sama hingga saat ini.
Terdapat 8 gedung yang digunakan untuk mengolah air bersih di sini. Bangunan PDAM ini berlokasi di Jalan Dr. Ratulangi Nomor 3.
15. Apotek Kimia Farma
Apotek Kimia Farma juga merupakan bangunan tua dan bersejarah di Makassar. Apotek ini dulunya dikenal dengan sebutan Rathkamp.
Bangunan Apotek Kimia farma didirikan pertama kali oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1920. Arsitektur dari bangunan ini memiliki gaya khas Eropa modern.
Pada tahun 1957, bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Apotek yang bergerak di bidang farmasi ini kemudian dialihkan oleh pemerintah ke Kimia Farma.
16. SMP Negeri 5 Makassar
Salah satu bangunan sekolah yang usianya sudah begitu lama adalah Gedung SMP Negeri 5 Makassar. Sekolah ini dibangun pada tahun 1930-an.
Adalah perkumpulan Loen Djie Tong yang awalnya mendirikan sekolah ini untuk digunakan warga keturunan Cina di Makassar. Karena itu dulunya sekolah ini dikenal dengan nama Sekolah Loen Djie Tong.
Bangunan gedung ini terdiri dari 3 lantai dengan denah menyerupai huruf U. Bangunan utama terletak di bagian depan yang terdiri dari gedung kantor, ruang kelas dan perpustakaan. Adapun bangunan di bagian barat dan timur merupakan ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar.
Awalnya, sekolah ini difungsikan sebagai gedung sekolah dasar, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 5 Makassar. Gedung SMP Negeri 5 Makassar ini terletak di Jalan Sumba No.15, Pattunuang, Kecamatan Wajo, Kota Makassar.(2)
17. Masjid Babul Firdaus
![]() |
Bangunan tua dan bersejarah yang terakhir adalah Masjid Babul Firdaus. Menukil Jurnal Timpalaja berjudul Langgam Arsitektur Masjid Babul Firdaus-Mesjid Tertua di Makassar sebagai Infill Design, Babul Firdaus merupakan masjid tertua kedua yang diwariskan kerajaan Gowa setelah Masjid Tua Al-Hilal di Katangka.
Pada tahun 1989 Masehi, masjid ini dibangun oleh Raja Gowa ke-33 yaitu I Makkulau Daeng Serang karaeng Lembang Parang Sultan Husain Tumenanga ri' Bundu'na. Peresmiannya dilakukan pada tanggal 2 September 1895 Masehi yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mulanya, Masjid Babul Firdaus dinamakan Masjid Mohamed. Bangunan ini menjadi saksi sejarah kerajaan Islam Gowa yang masih berdiri dan beroperasi hingga saat ini.
Masjid Babul Firdaus ini menggunakan banyak macam langgam arsitektur, namun secara umum masjid ini berlanggam arsitektur klasik dan modern. Bangunan utama masjid ini yang masjid merupakan bangunan bersejarah menggunakan gaya arsitektur nusantara yang masih kental dengan pengaruh hinduisme ditandai oleh adanya kuburan di belakang masjid.
Jika ingin berkunjung, masjid ini berlokasi di Jalan Kumala, Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.(4)
Nah, detikers itulah tadi 17 bangunan tua dan bersejarah yang masih berdiri di Makassar hingga saat ini. Tertarik berkunjung?
Referensi:
1. Jurnal Lektur Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) 'Gereja Hati Yesus Yangmaha Kudus - Katedral'
2. Buku 'Bangunan Bersejarah di Makassar' Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar
3. Jurnal Universitas Hasanuddin 'Vihara Ibu Agung Bahari (Identifikasi Lokasi dan Analisis Nilai Penting)'
4. Jurnal UIN Alauddin Makassar 'Langgam Arsitektur Masjid Babul Firdaus, Mesjid Tertua di Makassar sebagai Infill Design'
(edr/urw)