Ka'bah adalah salah satu tujuan umat Islam melaksanakan ibadah haji. Bangunin suci berwarna dominan hitam ini terletak di Masjidil Haram Kota Makkah.
Ka'bah menjadi kiblat bagi umat Muslim ketika melaksanakan salat. Berbentuk kubus dengan sudut tajam dan dinding rata, Ka'bah menjadi salah satu bukti arsitektur peninggalan Rasulullah SAW yang sangat menakjubkan.
Dilansir dari detikHikmah, Ka'bah memiliki tinggi mencapai 13,1 meter dengan panjang sekitar 12,86 meter dan lebar sekitar 11,03 meter. Berdasarkan buku berjudul "Ka'Bah Rahasia Kiblat Dunia" yang ditulis oleh Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi dan Muhammad Raja'i Ath-Thahlawi, diberi nama Ka'bah karena bentuknya persegi. Sebab bangsa Arab menyebut setiap rumah yang berbentuk persegi dengan Ka'bah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu juga didukung oleh Ulama Ibnu Al-Atsir, seperti dikutip dari Itihad, pada Rabu (04/06/2025), bahwa segala sesuatu yang ditinggikan adalah Ka'b dan dari situlah Ka'bah dinamakan Baitullah. Dikatakan pula bahwa ia diberi nama itu karena sifatnya kubik atau persegi.
Adapun, sebenarnya bentuk Ka'bah yang asli tidak utuh berbentuk kubus. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Muhammad Ali, seperti dilansir dari Masrawy, bahwa Ka'bah berbentuk persegi panjang karena ada bagian dari batu yang sekarang berbentuk setengah lingkaran.
Dr. Muhammad Ali menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pada waktu itu mendirikan fondasi Ka'bah secara utuh. Tembok Ka'bah dibiarkan maju sedikit. Kemudian, ada bencana banjir yang membuat bangunan Ka'bah terdampak. Lalu, oleh kaum Quraisy dirobohkan dan diputuskan untuk dibangun kembali.
Namun, kaum Quraisy tidak memiliki uang yang cukup untuk membangun Ka'bah. Sehingga mereka menyingkirkan Hajar Aswad dan membangun tembok pendek di atasnya untuk menunjukkan bahwa itu adalah bagian dari Ka'bah.
Mereka (kaum Quraisy) berjanji bahwa hanya akan membangun Ka'bah dengan uang yang halal, yaitu bukan uang hasil jual beli riba atau dari mahar prostitusi karena termasuk uang haram.
Lalu, Nabi SAW tidak ingin membangunnya seperti semula sebagai tindak pencegahan agar masyarakat tidak bertikai. Namun, bagian bentuk bundar di salah satu sisi Ka'bah itu tetap menjadi bagian dari Ka'bah.
(das/das)