Nasib dua stadion di bawah pengelolaan Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Stadion Mattoanging dan Stadion Barombong belum jelas. Keberlanjutan pembangunan stadion di Kota Makassar tersebut terkatung-katung seiring pergantian gubernur.
Diketahui, Stadion Barombong yang mulai dibangun tahun 2011 mangkrak. Pembangunannya terhenti lantaran terkendala lahan sebab stadion tersebut berdiri di atas lahan milik swasta.
Sementara Stadion Mattoanging rata dengan tanah usai bangunannya dirobohkan pada 2020 lalu. Eks markas PSM Makassar itu tidak dilanjutkan karena lahannya tengah bersengketa di Pengadilan Negeri (PN) Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemprov Sulsel belum memberikan kepastian terkait pembangunan dua stadion tersebut. Namun belakangan Pemprov mewacanakan pembangunan stadion baru di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang.
Dirangkum detikSulsel, berikut jejak pembangunan stadion di Makassar yang nasibnya tidak jelas karena kebijakan kepala daerah yang berubah-ubah:
Stadion Barombong Dibangun Era SYL
![]() |
Stadion Barombong di Kota Makassar dibangun awal tahun 2011 di era Gubernur Sulsel Periode 2008-2018 Syahrul Yasin Limpo (SYL). Pembangunannya saat itu diiringi niat menjadikannya sebagai stadion bertaraf internasional.
Dalam proses pembangunannya, Stadion Barombong mulai bermasalah. Pada Desember 2017 lalu, lantai 2 tribune selatannya roboh saat pengecoran lantai tiga dilakukan.
Pengelola Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Stadion Barombong saat itu, Mukhlis Mallajerang berdalih robohnya Stadion Barombong karena cuaca. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
"Ini disebabkan karena cuaca beberapa hari ini ekstrem, ditambah dengan cuaca angin laut lantaran berada di pesisir pantai," kata Mukhlis, dilansir dari detikNews, Senin (4/12/2017).
Pada 7 April 2018, SYL memutuskan melakukan launching pemanfaatan Stadion Barombong menjelang akhir masa jabatannya sebagai gubernur Sulsel. Padahal konstruksi stadion saat itu belum rampung sepenuhnya.
"Paling tidak sudah bisa kita pakai stadionnya, kita berharap tahun 2018 hingga 2019 sudah selesai untuk kita jadikan stadion olahraga internasional," harap SYL dalam keterangannya, Sabtu (7/4/2018).
Proyek Stadion Barombong Disetop
Harapan SYL tersebut tidak terwujud sejak Nurdin Abdullah (NA) menjabat Gubernur Sulsel. Pada Juli 2019, Nurdin Abdullah memutuskan menyetop pembangunan Stadion Barombong karena lahannya bermasalah.
"Tanahnya belum milik kita, apa yang mau dilanjutkan?" ujar Nurdin Abdullah saat meninjau Stadion Barombong, dilansir dari detikNews, Jumat (5/7/2019).
Padahal proyek Stadion Barombong sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 240 miliar. Namun Nurdin tidak melanjutkan pembangunannya karena Stadion Barombong berdiri di atas lahan PT GMTD Tbk. Jika dilanjutkan, maka berpotensi terkendala kasus hukum.
"Kita tidak turun sendiri, kita bersama Kejaksaan Tinggi, DPR, KPK, saya ingin sampaikan ke masyarakat bersabar, kita ingin ada solusi, kita butuh GMTD menyerahkan segera ke Pemprov lahan yang ada di atas stadion ini," ucapnya.
Kebijakan menyetop pembangunannya pun diiringi rencana melakukan audit fisik terhadap Stadion Barombong. Pemeriksaan konstruksi melibatkan tim dari Fakultas Teknis Universitas Hasanuddin (Unhas).
Audit konstruksi itu menindaklanjuti pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel. Berdasarkan hasil dari tim audit konstruksi, struktur bangunan Stadion Barombong dianggap ada kelemahan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Rekomendasi tim saat itu perlu perkuatan konstruksi pada bagian yang lemah pada tribun timur dan barat. Selain itu, peningkatan kekuatan pada kolom lantai 1 tribun utara dan selatan dengan memperbesar dimensi kolom.
Tim audit juga meminta perkuatan dengan menggunakan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer). Di satu sisi, disarankan penguatan berupa penambahan kekakuan, perkuatan geser baik pada tribun timur maupun pada Tribun Barat.
Hasil audit ini menguatkan dasar kebijakan Nurdin untuk tidak melanjutkan pembangunan Stadion Barombong. Nurdin juga mempertimbangkan akses jalan menuju stadion.
"Bukan hanya itu (audit konstruksi), tapi akses (jalan ke Barombong)," kata Nurdin di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (17/12/2019).
Nurdin mengungkapkan, jalur menuju Barombong sangat rentan dengan kemacetan. Apalagi kemacetan yang terjadi saat ini ketika stadion tersebut belum digunakan untuk pertandingan sepakbola.
"Maka harus kita bangun lagi jembatan, diperluas atau bangun satu lagi jembatan. Karena kita bikin juga tidak bisa langsung fungsional, jadi harus akses dulu kita perbaiki," imbuhnya.
Stadion Mattoanging Dibongkar
![]() |
Nurdin Abdullah (NA) pun fokus merenovasi Stadion Mattoanging Makassar. Sebagai langkah awal atas harapan itu, bangunan Stadion Mattoanging dirobohkan hingga rata dengan tanah pada 21 Oktober 2021.
Pembongkaran ini dimaksudkan agar Stadion Mattoanging dibangun dengan konstruksi yang baru. Nurdin saat itu menargetkan pembangunannya bisa rampung awal 2022.
"Harapan kita Insya Allah 2022 awal, 18 bulan paling lama (pengerjaan renovasi)," ujar Nurdin di Stadion Mattoanging, Makassar, Rabu (21/10/2020).
Nurdin saat itu sesumbar menjadikan Stadion Mattoanging sebagai stadion berstandar internasional. Desainnya pun sudah disiapkan dengan estimasi kebutuhan anggaran Rp 1,2 triliun.
"Ini juga kita sudah siapkan untuk multiyears (kontrak pengerjaan), jadi satu kali tender sampai selesai," ucapnya.
Belakangan, Nurdin Abdullah (NA) terjerat kasus korupsi pada Februari 2021 lalu. Masa kepemimpinan NA pun diambil alih oleh wakilnya, Andi Sudirman Sulaiman.
Stadion Mattoanging Mangkrak di Era ASS
Sejak Andi Sudirman Sulaiman (ASS) menjabat Gubernur Sulsel, Stadion Mattoanging belum terbangun. Pemprov Sulsel sejak itu hanya sekadar menganggarkan kelanjutan pembangunannya tiap tahun di APBD namun tidak terealisasi.
Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari sempat mengingatkan ASS untuk menuntaskan proyek pembangunan Stadion Mattoanging. Hal ini disampaikan Andi Ina dalam sambutannya di Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Sulsel ke-353 di Gedung DPRD Sulsel, Rabu (19/10/2022).
"Hari ini kembali kami menekankan kepada Gubernur bahwa sangatlah diperlukan adanya komitmen yang teguh terkait kelanjutan pembangunan Stadion Mattoanging agar segera dapat dimulai dan direalisasikan," ujar Andi Ina dalam pidatonya saat itu.
Sentilan Andi Ina saat itu langsung dibalas ASS dengan komitmen akan melanjutkan pembangunannya. ASS mengaku Pemprov Sulsel tengah mengupayakannya.
"Kami tentu memiliki usaha untuk itu (merealisasikan Mattoanging), kami sudah melaksanakannya. Kami terus menganggarkannya" ujar ASS di ruang rapat paripurna DPRD Sulsel.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Namun komitmen itu belum juga terwujud. Pemprov Sulsel berdalih Stadion Mattoanging tidak bisa dilanjutkan karena ada dua gugatan sengketa lahan yang bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Makassar.
Gugatan pertama dengan nomor 356/pdt.G/2021/PN Mks. Gugatan tersebut dilayangkan oleh Andi Ilhamsyah Mattalatta bersama Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS). Gugatan kedua dengan nomor 16/Pdt.G/2023/PN Mks yang dilayangkan Gugatan ini dilayangkan oleh pria bernama Teddy Anwar.
Hal ini juga pernah disinggung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat berkunjung ke Makassar pada Kamis (27/7/2023) lalu. Dia menyebut pembangunan stadion tertahan sengketa lahan yang masih bergulir di Pengadilan.
"Kalau memang mau direnovasi selesaikan dulu masalah tanahnya," kata Basuki.
Hingga ASS mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur Sulsel pada 5 September 2023, Stadion Mattoanging belum jelas. Roda kepemimpinan Pemprov Sulsel pun diambil alih oleh Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Bahtiar Mau Bangun Stadion di GOR Sudiang
Sementara Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengenyampingkan kelanjutan Stadion Mattoanging. Bahtiar justru memilih mewacanakan pembangunan stadion baru lantaran lahan Mattoanging bermasalah.
"Jadi sudah ada jejak-jejak, proses yang sedang berlangsung. Soal lahan sudah kita selesaikan. Diminta 10 hektare, saya kasih 20 hektare," kata Bahtiar saat silaturahmi dengan manajemen PSM di Rujab Gubernur Sulsel, Rabu (1/11/2023) malam.
Bahtiar enggan berbicara lebih jauh terkait tahapan pembangunan stadion baru itu. Dia beralasan prosesnya sementara berjalan.
"Nah, ini sedang kami upayakan. Dan saya tidak mau bicara banyak soal ini. Karena proses sedang berlangsung," imbuhnya.
Sementara Kepala Dispora Sulsel Suherman mengatakan proyek stadion baru itu akan dibangun di kawasan Gedung Olahraga (GOR) Sudiang. Lahan tersebut merupakan aset Pemprov Sulsel.
"Jadi itu kan rancangannya di stadion Sudiang. (Lahannya) ada 20 hektare. Di Sudiang kita punya tanah itu ada 74 hektare. Nah di Sudiang itu kan ada GOR-nya. Jadi sisa yang belum ada adalah stadionnya," kata Suherman kepada detikSulsel, Senin (6/11).
Suherman menyebut stadion baru itu akan mengandalkan APBN. Desain hingga pembangunan konstruksinya diharapkan didukung dari pemerintah pusat.
"Sepenuhnya kita minta di pusat untuk sementara. Jangan ki setengah-setengah, minta memang mi di pusat. Untuk sementara proses. Kalau bisa dia bangun semuanya, semuanya dibangun," tegasnya.
Suherman tidak menyebut berapa anggaran yang diusulkan ke pemerintah pusat termasuk target pembangunannya. Dia berdalih proyek itu masih dalam pengurusan.
"Kita belum tahu. Ini saja belum selesai. Masih dalam pengurusan. Jadi belum ditahu kapan waktunya," pungkasnya.